Mohon tunggu...
Hanifa
Hanifa Mohon Tunggu... document controll

document controller

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tabungan dari Sampah: Inovasi Bank Sampah di Masjid Al Barokah

1 September 2025   20:13 Diperbarui: 1 September 2025   20:13 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Nurul Chotimah Mahasiswa KKN UNNES (kanan) bersama warga saat melakukan sosialisasi bank sampah di Masjid Al Barokah)(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Salatiga, 27 Juli 2025 -- Nurul Chotimah, mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Semarang (UNNES), melaksanakan salah satu program kerja individu dalam kegiatan GIAT 12 Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNNES dengan mengembangkan sistem pencatatan keuangan untuk Bank Sampah Ibu-Ibu PKK.

Kegiatan ini dilaksanakan di Masjid Al Barokah sebagai lokasi pertemuan, karena tempatnya yang strategis dan berdekatan dengan rumah-rumah warga. Program ini merupakan bentuk kontribusi nyata mahasiswa terhadap pengelolaan lingkungan sekaligus penguatan tata kelola keuangan berbasis masyarakat. Dalam kesempatan tersebut, Nurul memperkenalkan format pencatatan sederhana yang dapat digunakan pengurus bank sampah PKK untuk mencatat setoran sampah dari warga, mengonversinya ke nilai rupiah, serta menyusun laporan berkala yang transparan dan akuntabel.

Sebagai media pendukung, Nurul juga membuat banner edukatif tentang alur bank sampah. Banner tersebut menggambarkan langkah-langkah sederhana yang mudah dipahami, mulai dari mengumpulkan sampah anorganik di rumah, menyetorkannya ke bank sampah PKK, menjual hasil kumpulan sampah ke pengepul, mencatat hasil penjualan secara rapi, hingga memanfaatkan keuntungan untuk tabungan atau kegiatan sosial warga. Dengan tampilan visual yang sederhana namun jelas, banner ini membantu masyarakat lebih cepat mengingat proses bank sampah dan semakin terdorong untuk berpartisipasi.

Nurul menjelaskan bahwa pencatatan keuangan merupakan aspek penting dalam keberlanjutan program bank sampah. "Melalui pencatatan keuangan yang rapi, pengurus dapat lebih mudah memantau jumlah sampah yang terkumpul, nilai ekonominya, serta penggunaan dana hasil penjualan. Dengan demikian, pengelolaan bank sampah tidak hanya berfokus pada aspek lingkungan, tetapi juga memperhatikan aspek akuntabilitas dan kepercayaan masyarakat," ungkapnya.

Lebih lanjut, Nurul menambahkan bahwa tujuan utama dari pencatatan keuangan bank sampah adalah menciptakan sistem yang transparan, efisien, dan memberdayakan masyarakat. "Saya berharap sistem ini bisa memotivasi ibu-ibu PKK untuk terus berpartisipasi. Mereka tidak hanya menyumbangkan sampah anorganik yang bisa didaur ulang, tetapi juga dapat melihat secara nyata manfaat ekonominya," jelas Nurul.

Bank sampah yang dikelola oleh ibu-ibu PKK sendiri telah menjadi salah satu upaya warga dalam menciptakan lingkungan bersih sekaligus mendukung kegiatan sosial di lingkup masyarakat. Bagi sebagian orang, bank sampah mungkin hanya dianggap sebagai tempat pengumpulan barang bekas, tetapi di balik itu terdapat fungsi edukasi yang sangat penting. Warga, termasuk anak-anak, dilatih untuk membiasakan diri memilah sampah sejak dari rumah.

Melalui kegiatan sederhana ini, nilai-nilai kebersihan, kemandirian, dan tanggung jawab sosial ditanamkan. Lingkungan yang sebelumnya identik hanya sebagai ruang tinggal kini menghadirkan peran tambahan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat.

Salah seorang pengurus PKK menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif mahasiswa KKN tersebut. Menurutnya, keberadaan sistem pencatatan keuangan sangat membantu dalam mengelola dana hasil penjualan sampah. "Kami merasa terbantu dengan adanya pencatatan yang jelas. Hasil dari bank sampah bisa kami alokasikan dengan lebih tepat, termasuk untuk kegiatan sosial warga," ujarnya.

Para warga juga menyambut baik inovasi ini. Selain memberikan manfaat ekonomi secara langsung bagi mereka yang menabung sampah, pencatatan juga menumbuhkan rasa kepercayaan dan kebersamaan. Dengan sistem yang transparan, masyarakat semakin termotivasi untuk memilah sampah dari rumah dan menyetorkannya ke bank sampah PKK.

Dampak lainnya adalah munculnya kesadaran baru di kalangan masyarakat sekitar. Mereka tidak lagi memandang sampah sebagai sesuatu yang tidak berguna, melainkan sebagai potensi ekonomi. Hal ini sekaligus membantu mengurangi sampah yang berserakan, menjaga kebersihan lingkungan, dan menciptakan suasana lebih nyaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun