Mohon tunggu...
FITRIYANI
FITRIYANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - PERPUSTAKAAN DAN SAINS INFORMASI 19 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

saya suka hidup.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa KKN Tematik UPI Melakukan Pendampingan, Edukasi, dan Sosialisasi Kepada Masyarakat Melalui Lembaga Posyandu

7 Agustus 2022   22:09 Diperbarui: 7 Agustus 2022   22:18 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
salah satu anggota kel 139 mendampingi BALITA saat mengukur tinggi badan (Dokpri)

Kuliah Kerja Nyata Universitas Pendidikan Indonesia th 2022 kali ini mengangkat tema  "Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Sustainable Development Goals (SDG's)". Dari 17 subtopik SDG's, kelompok KKN 139 mendapatkan topik mengenai "Desa Sehat Dan Sejahtera" dengan dosen pembimbing lapangan bapak Dr. H. Abubakar., M.Pd Meskipun sudah terbagi dalam kelompok satu wilayah, tetap mengharuskan tiap mahasiswa memiliki program kerja masing masing. Salah satu tema yang bisa diambil dari "Desa Sehat Dan Sejahtera" adalah mengenai partisipasi generasi muda untuk meningkatkan kesehatan di lembaga posyandu dan permasalahan mengenai rokok. 

Dikuti dari (Departemen Kesehatan RI. 2006) Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam penyelanggraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/sosial dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi. 

Sehingga setiap posyandu membutuhka peran dari masyarakat untuk membantu mensukseskan dan menjalankan program posyandu agar daat berjalan dengan lancar, dan berguna bagi masyarakat.Pada kegiatan KKN kali ini, kelompok 139 melakukan 2 kegiatan yang berhubungan dengan tema "desa sehat sejahtera" dengan posyandu sebagai tujuan serta anak dan ibu sebagai sasaran kelompok 139. Terdapat 2 kegiatan utama, kegiatan 1 merupakan kegiatan bersama secara kelompok dan kegiatan ke 2 merupakan kegiatan yang berasal dari program kerja masing masing.

Kegiatan 1 yaitu berjudul "partisipasi generasi muda untuk meningkatkan kesehatan di lembaga posyandu ." Kami kelompok 139 yang mulanya berjumlah 30 orang, kemudian lebih diperkecil menjadi 5 orang. kami melakukan pendampingan dan pendataan pada program posyandu. Posyandu dilangsungkan pada hari Senin tanggal 25 juli 2022 bertepatan di pos posyandu Melati 2 RW 01, Jakarta Barat, Posyandu dihadiri oleh 75 balita yang berasal dari RT 02,03, 09. 

Kemudian pada hari Selasa 26 juli 2022 bertepatan di pos posyandu melati 5 RW 01, Jakarta barat yang dihadiri oleh kurang lebih 60 balita yang berasal dari RT 10 dan yang terakhir posyandu melati 3 yang dilangsungkan pada hari Rabu, 27 juli 2022 bertepatan di lingkungan RW 01  dan dihadiri oleh kurang lebih 70 balita. Acara posyandu dimulai pukul 07.00 dan berakhir pukul 12.00. 

Selama posyandu berlangsung banyak hal yang dijumpai dan informasi baru yang diterima baik oleh mahasiswa maupun para ibu yang datang ke posyandu. Sebagai mahasiswa yang sedang KKN tentunya harus melakukan semua kegiatan dengan semangat, ceria, tepat dan benar sehingga dapat menjaga nama baik diri sendiri, dan nama baik universitas. 

Alur kegiatan dimulai saat ibu dan anak mulai masuk pos posyandu, saat itu  setiap mahasiswa sudah dibagi tugasnya masing masing yakni untuk melakukan pengawasan, pendampingan, dan pendataan. dimulai dari mengawasi, mendata dan mendampingi tinggi dan berat badan anak dengan kertas kecil yang sudah diberikan. 

Pendampingan, pendataan dan pengawasan dilakukan agar tepat dan sesuai sehingga saat pendataan KMS dan Data penting lainnya nanti dapat terliat progres tumbuh kembang anak dan tak terjadi kesalahan. 

Selain itu, anak yang masih dalam kategori BALITA, kebanyakan masih butuh pendampingan dan arahan saat mengukur tinggi dan menimbang berat. Bahkan, sering kali terdapat anak yang takut untuk datang ke posyandu karena mengira akan disuntik oleh bidan, seperti yang dialami oleh salah satu orang tua di posyandu melati 5

"maaf ya, anak saya suka kabur kaburan kalau dibawa ke posyandu, takut disuntik katanya"

Pada usia BALITA tentunya anak masih pada kondisi malu, dan takut bertemu banyak orang, sehingga ketika diarahkan mereka menangis atau bersembunyi dibalik ibu mereka, jika hal tersebutt terjadi maka perlu kreativitas dari mahasiswa untuk menghibur, mencari cara dan mendekatkan diri kepada anak agar anak bersedia untuk menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan.

Perlu digaris bawahi bahwa tinggi badan dan berat badan penting untuk diketahui oleh para ibu, karena menunjukkan progrees tumbuh kembang anak. Ibu dapat melihat bagaimana pertumbuhan anak melalui buku KMS yang selalu dibawa ketika posyandu. Setelah mengukur tinggi badan dan menimbang berat badan, maka selanjutnya ibu dan anak beralih menuju pos pendataan KMS. 

Di pos KMS akan ditanyakan nama ibu, nama anak, berat badan dan tinggi badan yang sudah diukur dan timbang, kemudian , misalnya jika ternyata berat badan anak turun signifikan dari bulan sebelumnya maka mahasiswa yang bertugas dan para kader posyandu dapat menanyakan penyebab anak turun berat badan. Seperti yang terjadi poyandu melati 3

"iya, kemarin anak saya sempat sakit 1 minggu, makan mau ga mau. Ini baru aja sembuh"

Selain itu, kenaikan berat badan yang tidak logis juga patut dipertanyakan. Karena dalam buku KMS ibu ada keterangan berapa gr sang anak harusnya mengalami kenaikan berat badan. Setelah di pos pendataan maka sang ibu dan anak akan diinsturksikan menunggu di tempat yang sudah disediakan dan dari posyandu akan memberikan makanan seperti bubur kajang hijau, biskuit anak, ataupun susu untuk anak dan air untuk ibu. Data yang sudah diperoleh tadi akan di alihkan menuju pos pendataan Buku Besar atau Buku yang bisa digunakan untuk Poswindu. pada buku tersebut akan terlihat grafik pertumbuhan anak.

salah satu anggota kel 139 mendampingi BALITA untuk menimbang berat badan (Dokpri)
salah satu anggota kel 139 mendampingi BALITA untuk menimbang berat badan (Dokpri)

salah satu anggota kel 139 melakukan pendataan pada buku KMS ibu  (Dokpri)
salah satu anggota kel 139 melakukan pendataan pada buku KMS ibu  (Dokpri)

Saat para ibu menunggu buku KMS yang akan diisi oleh mahasiswa dan para Kader, disanalah mahasiswa KKN  dapat melakukan EDUKASI sekaligus SOSIALISASI mengenai proker masing masing. Seperti contoh proker yang saya ambil adalah mengenai "Perlaku Merokok, Dampak Asap Rokok Kepada Ibu Hamil dan Anak, Dan Tips Untuk Berhenti Merokok" Saya melakukan edukasi dimulai dari bertanya kepada salah satu ibu yang datang bersama 2 orang anaknya mengenai paparan asap rokok di rumah.

"iya neng, dirumah ibu ada bapak sama kakaknya yang ngerokok. Kadang juga ngerokok dekat ibu ama itu 2 bocah"

"yagimana lagi neng, udah biasa kalau laki laki ngerokok, susah buat dikasih tau"

Keadaan seperti ini sangat sering kita jumpai, dimana sang ayah atau anggota keluarga lainnya merokok tanpa tau kondisi, tempat, dan waktu namun yang lebih membahayakan adalah, mereka merokok berdekatan dengan anggota keluarga yang lain. Mengapa kebiasaan merokok tidak tau kondisi, tempat dan waktu selalu terjadi dan sangat sulit untuk dihentikan? hingga kemasan rokok dibuat menyeramkan, pemerintah menaikkan harga rokok bahkan pembuatan beribu poster ataupun slogan yang ditempelpun belum tentu bisa menyadarkan jutaan orang diluar sana bahwa, betapa bahayanya rokok dan asap rokok bagi diri sendiri dan orang lain, sebenarnya apa yang menyebabkan hal tersebut? Tentu salah satunya adalah normalisasi dari masyarakat yang membentuk hal tersebut. Dimana, Kebiasaan merokok bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia masih dianggap sebagai perilaku yang wajar, dan merupakan bagian dari kehidupan sosial dan gaya hidup. Sebagian besar dari para perokok aktif mengabaikan risiko dan bahaya paparan asap rokok terhadap diri sendiri dan orang di sekitarnya. Di Indonesia, lebih dari 57% dalam sebuah rumah tangga mempunyai sedikitnya satu orang perokok, dan hampir semua perokok 91,8% merokok di rumah. Prevalensi perokok pasif laki- laki di Indonesia 31,8% dan perempuan 66%  (Astuti et al., 2016).

Selain edukasi menggunakan poster, brosur, infografis yang saya cetak, pada hari Minggu, 31 Juli saya juga mengadakan sosialiasi mengenai PERLAKU MEROKOK, DAMPAK ASAP ROKOK, TIPS BERHENTI MEROKOK DAN PENTINGNYA KAWASAN TANPA ROKOK. Sosialisasi ini menggunakan google meeting dan dihadiri oleh 20 peserta. Peserta yang hadir dari kalangan remaja muda, dan ibu ibu. Selain itu saya juga membuat konten konten informatif dengan memanfaatkan media sosial instagram untuk membagikannya

salah satu contoh infografis yang dicetak (Dokpri)
salah satu contoh infografis yang dicetak (Dokpri)

Salah satu contoh poster yang dicetak (Dokpri)
Salah satu contoh poster yang dicetak (Dokpri)

foto dokumentasi sosialisasi secara online (Dokpri)
foto dokumentasi sosialisasi secara online (Dokpri)
SOSIALISASI DAN EDUKASI MENGGUNAKAN POSTER (Dokpri)
SOSIALISASI DAN EDUKASI MENGGUNAKAN POSTER (Dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun