Mohon tunggu...
Fitri Astuti
Fitri Astuti Mohon Tunggu... Perawat - Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat, UIMA

Learning and Playing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manajemen Puskesmas: "Strengthening The Fundamental To Grow"

16 November 2022   08:27 Diperbarui: 16 November 2022   08:33 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berbagai masalah kesehatan masih menghantui masyarakat kita. Di tengah pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir, Indonesia menghadapi triple burden disease yang ditandai dengan adanya penyakit infeksi new-emerging dan re-emerging, masalah penyakit menular yang belum teratasi dengan baik dan kecenderungan meningkatnya kasus penyakit tidak menular pada setiap tahunnya. Dalam menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan mewujudkan masyarakat sehat diperlukan upaya-upaya peningkatan kesehatan, pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan yang lebih menitikberatkan pada upaya promotif dan preventif untuk mengatasi akar masalah kesehatan masyarakat yang didasarkan pada paradigma sehat.

Penyelenggaraan upaya promotif dan preventif tidak lepas dari pentingnya peran Puskesmas. Puskesmas sebagai gate keeper pelayanan kesehatan masyarakat memiliki beban berat untuk menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, yang lebih mengutamanan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Puskesmas juga memiliki peran penting dalam mencapai berbagai target capaian pelayanan kesehatan dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan. Melihat begitu besarnya peran Puskesmas dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu dilakukan upaya-upaya untuk memastikan Puskesmas berdaya dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu. Salah satu hal yang mendasar adalah memastikan bahwa Puskesmas melaksanakan proses manajemen yang efektif dan efisien secara terpadu dan berkesinambungan.

Manajemen Puskesmas 

Pelaksanaan Manajamen Puskesmas didasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas. Dengan manajemen puskesmas, diharapkan dapat mengintegrasikan seluruh proses manajemen yang ada di Puskesmas, antara lain sumber daya, program, pemberdayaan masyarakat, sistem informasi Puskesmas, dan mutu, dalam menyelesaikan masalah prioritas kesehatan di wilayah kerjanya.

Ruang lingkup Manajemen Puskesmas, adalah Perencanaan (P1), Penggerakan dan Pelaksanaan (P2), serta Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Kinerja (P3).

Perencanaan (P1)

Dalam menyusun perencanaan, Puskesmas harus mampu mengenali masalah Kesehatan masyarakat secara tepat. Oleh karena itu, Puskesmas perlu mendasarkan perencanaannya pada data yang akurat dan memperhatikan hasil evaluasi tahun sebelumnya. Selain itu, Puskesmas harus mengacu pada kebijakan kesehatan dari tingkat administrasi diatasnya, baik kabupaten/kota, provinsi, dan pusat sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan dapat seiring sejalan dengan program nasional dan daerah. Dalam perencanaan ini, Puskesmas menyusun rencana 5 (lima) tahunan dan rencana tahunan Puskesmas dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).

Penggerakan dan pelaksanaan (P2)

Penggerakan dan pelaksanaan program/kegiatan merupakan kegiatan lanjutan dari perencanaan puskesmas. Dalam penggerakan dan pelaksanaan, Puskesmas melakukan Lokakarya Mini Bulanan yang dilaksanakan pada setiap awal bulan. Lokakarya mini bulanan bertujuan untuk menilai pencapaian, mengevaluasi dan mengidentifikasi kendala yang dialami dalam pelaksanaan program.

Selain itu, setiap 3 (tiga) bulan sekali, Puskesmas melakukan Lokakarya Mini Triwulanan sebagai sarana memelihara kerjasama, menggalang, dan memantau pelaksanaan kerjasama dengan lintas sektor. Lokakarya mini tribulanan bertujuan untuk menginformasikan dan mengidentifikasikan capaian hasil kegiatan tribulan sebelumnya, membahas dan memecahkan masalah dan hambatan yang dihadapi oleh lintas sektor pada kegiatan tribulan sebelumnya, dan menganalisa serta memutuskan Rencana Tindak Lanjut (RTL) dengan memasukkan aspek umpan balik dari masyarakat dan sasaran program.

Lokakarya mini triwulanan penting untuk dilakukan mengingat masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain oleh faktor lingkungan (termasuk sosial-ekonomi-budaya), perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan, keadaan demografi dan faktor keturunan. Untuk memecahkan masalah kesehatan dibutuhkan kerjasama antara sektor kesehatan dengan sektor-sektor lain yang terkait dengan penyebab terjadinya masalah kesehatan. Melalui lokakarya mini triwulanan diharapkan dapat menumbuhkan semangat kerjasama antar sektor yang terkait dalam pembangunan kesehatan diperlukan upaya pengggalangan dan peningkatan kerjasama lintas sektoral, agar diperoleh hasil yang optimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun