Mohon tunggu...
fitri siregar
fitri siregar Mohon Tunggu... -

model tak sexy, anti munafik, rindu kebebasan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sigap dan Reaksi Cepat SBY di Setiap Bencana Patut Diapresiasi

17 Februari 2014   20:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:44 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum cukup sebulan kunjungan SBY ke Sinabung 23 januari lalu melihat korban dan pengungsi di Tanah karo, kali ini SBY harus melakukan marathon dengan menggunakan kereta api ke Kediri, Blitar dan Malang pada hari Minggu, 16 Februari 2014. Di tengah kritikan atas kinerja beliau, SBY membalas para pengkritiknya dengan kerja nyata. Pemerintah SBY juga melalui lembaga penanggulangan bencana berhasil membentuk taruna siaga bencana (tagana) sebanyak 29.259 orang yang tersebar di 33 provinsi di seluruh Indonesia, di periode 2010–2012 terdapat 123 Kampung Siaga Bencana (KSB) yang tersebar di 33 provinsi, ini jelas membanggakan sebagai langkah antisipasi menghadapi bencana.

Banyak yang mengatakan kenapa SBY tidak berangkat pas hari H disetiap bencana ? Ini persepsi salah yang harus disalahkan, Justru pada saat terjadi bencana di nusantara, baik itu tsunami, merapi, gempa jogja, banjir manado, sinabung, gempa papua bahkan erupsi gunung Kelud, SBY langsung melakukan koordinasi dengan menghubungi aparat terkait di daerah dan memberikan isntruksi langsung. SBY tidak mungkin langsung datang pada hari H bencana terjadi, karena ini bisa saja menggangu jalannya evakuasi dan pertolongan yang dilakukan oleh satgas penaggulangan dan masyarakat. Bayangkan jika SBY datang pada hari H, dengan kawalan protokoler, pasti akan menggangu distribusi bantuan, dan prioritas pertolongan ke warga jadi terhambat, ini yang dihindari beliau.

SBY menjadi salah satunya presiden yang paling banyak mengunjungi daerah bencana selama masa kepemimpinan beliau. Jadi tidak benar kalau ada yang mengatakan  pemerintahan SBY diskriminasi dalam memberlakukan korban bencana. Namun yang terpenting adalah meskipun sepanjang 2004-2014, merupakan tahun ujian yang cukup berat bagi Indonesia khususnya terkait bencana alam yang terjadi di sejumlah wilayah, namun proses pembangunan dan daya dorong pertumbuhan negara kita terus menguat, yang paling riil adalah menguatnya nilai Rupiah terhdap dollar hari ini.

Ada beberapa catatan tentang kunjungan presiden selama periode 2004 - 2006 (sumber : http://m.merdeka.com) :

1. Pada hari Natal 25 Desember 2004 mengunjungi korban Gempa nabire

2. Pada 28 Desember 2004 dan selanjutnya berkali-kali berkantor dan mengunjungi Aceh, pertemuan internasional sampai selesainya rekon rehab

3.Pada 13 Januari 2005 mengunjungi korban tsunami Nias

4. PAda 12 April 2005 mengunjungi korban gempa bumi sumatera barat

5.Pada 5 Januari 2006 mengunjungi korban bencana banjir Jember

6. PAda 17 Maret 2006 mengunjungi korban bencana di Kabupaten Buru

7. PAda 16 Mei 2006 mengunjungi merapi meninjau kesiapan menghadapi letusan ke pakem dan muntilan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun