Mohon tunggu...
Fitri Rahayu
Fitri Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Profesi Guru

Fitri lebih suka nulis, dan nyimak apapun yang kalau kata hati udah klop.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kepada Sutradara Film Psikopat, Saya Mau Curhat

29 Januari 2024   10:08 Diperbarui: 29 Januari 2024   10:15 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adapun film bertema psikopat seperti, House of Wax (2005), The Visit (2015), Split (2016), Door Lock (2018), drama Strangers from Hell (2019), dan Unlocked (2023). Setelah menontonnya, imajinasi saya sekonyong-konyong jadi iseng begitu melihat pisau dapur, dan palu milik bapak di gudang. Absurd! Saya juga jadi cemen kalau ke kamar mandi, dapur, dan kamar tidur. Pernah saya berjalan dengan mode slow mo dengan kepala bergerak sinematik seperti tokoh yang sedang wawas diri terhadap teror. Beberapa kali juga sampai terbangun kalau tidur, dan misuh-misuh di balik selimut. Setakut itu. Fantasi sutradara memang liar, dan gila! 

Plus-Minus Menonton Film Thriller Penculikan dan Psikopat

Pertama-tama, menonton film thriller penculikan dan psikopat memang nggak salah, malah bisa jadi banyak ilmu yang kita dapat untuk self-defense tipis-tipis. Misalnya, untuk diri sendiri, saya jadi tahu modus para penculik, dan opsi-opsi untuk kabur dari cengkeraman mereka. Ada, nih, penculik dengan modus bagi-bagi brosur dengan tampang meyakinkan selayaknya sales yang menawarkan produk. Sat-set. Diembat tuh korban siang-siang di komplek rumah, dimasukin ke mobil tanpa ina-inu.

Motif penculik juga remeh banget cuma gara-gara si korbannya pernah senyum ke dia di sebuah toko, eee malah jadi target! Ini jadi pelajaran banget, sih, meskipun kita memiliki sifat ramah dari lahir, tapi jangan sembarangan senyum juga, karena sesederhana senyum bisa berujung maut. Kalau ilmu dari menonton film psikopat mungkin bisa kita pahami tentang ciri-ciri, dan latar belakang seorang psikopat itu seperti apa termasuk tipu muslihatnya. 

Di sisi lain, sisi negatifnya adalah di dunia ini banyak banget kasus kriminal yang terinspirasi dari film semacam itu. Bikin PR polisi nggak, sih? Misalnya, kasus di Indonesia sendiri yang dilakukan oleh remaja 15 tahun membunuh tetangganya yang berusia 5 tahun dengan cara menenggelamkannya ke kamar mandi, mencekik, dan menyimpannya ke dalam lemari terinspirasi dari film Chucky. 

Di luar negeri, seorang wanita tega membunuh orang tak bersalah hanya gara-gara penasaran akan adegan yang dia tonton di film-film psikopat. Belum lagi kalau kita ingat kasus dari bahayanya tontonan dan game Smackdown, hal itu juga sempat menggemparkan dan merenggut nyawa. Mereka sesungguhnya adalah korban dari "we are what we watch". Mau nunggu berapa korban lagi? 


Dampak Psikologis

Menurut beberapa responden dari sebuah penelitian, adegan negatif merupakan hal yang keren, dan mereka memiliki keinginan untuk melakukan hal yang sama sehingga terkadang membayangkan adegan demi adegan yang dilakukan dalam film. Bahkan, salah satu responden tersebut lebih senang dengan tokoh psikopat. 

Menurut dokter spesialis kedokteran jiwa, dr. Agung Frijanto, Sp. KJ, mengatakan bahwa ada sejumlah kelompok yang memang rentan untuk terkena dampak psikologis akan tontonan slasher, horor, thriller, dan sejenisnya, yaitu kelompok usia balita, anak-anak, dan remaja awal. Selain itu, menurut psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani S.Psi., M.Si., mengatakan bahwa dengan seringnya menonton film bertema sadis dapat membuat anak menoleransi kekerasan. 

Kebayang nggak, sih, kalau kita menonton hal sadis untuk pertama kalinya pasti ngeri, ngilu, takut gimana gitu. Beda lagi kalau jam terbang sudah tinggi, hal itu bisa mulai menoleransi rasa ngeri dan ngilu tersebut. Intinya, sensitivitas terhadap empati perlahan-lahan menurun. 

Beneran, deh, saya kepikiran kalau penonton betul-betul terinspirasi untuk melakukan adegan sadis memangnya para pegiat film itu membantu polisi mengatasi langsung tindakan kriminal di dunia ini? Nggak usah bawa-bawa umur untuk menonton film sejenis itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun