Mohon tunggu...
Fitri Indralia Mossy
Fitri Indralia Mossy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Amour et Affection

Nulis suka-suka dan berbagi semaunya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bapak Pers Nasional

8 Februari 2020   22:38 Diperbarui: 8 Februari 2020   22:36 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tidak mengenal Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Soerjo yang biasa di kenal dengan Tirto Adhi Soerjo. Tirto adalah bapak pers nasional Indonesia dan tokoh kebangkitan Nasional Indonesia. 

Beliau lahir di Blora 1880 dan wafat pada di Batavia dengan umur yang begitu muda yakni 38 Tahun. Tirto Adhi Soerjo harus melanjutkan pendidikannya di bidang pemerintahan, akan tetapi ia lebih memilih melanjutkan pendidikannya di bidang kedokteran di Stovia Batavia pada tahun 1893-1900.

Setelah lulus sekolahnya di bidang kedokteran, Tirto Adhi Soerjo memulai karinya di bidang Jurnalistik atau Pers. Ia juga perintis surat kabar pertama di Indonesia yakni T.A.S itu nama singkatannya. Tirto menerbitkan Soenda berita pada tahun 1903-1905, Medan Prijaji (1907) , dan Poetri Hindia 1908. 

Surat kabar yang di tulis dengan bahasa Melayu, Tirto adalah orang pertama yang menggunakan surat kabar sebagai alat propaganda. Tirto di tahan dan diasingkan ke pulau buru, karena ia menulis kecaman pedas dan dianggap berbahaya terhadap pemerintahan kolonial Belanda.

Kisah Tirto juga diangkat dalam beberapa buku yang di tulis oleh Pramoedya Anata Toer yakni Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca keempat buku ini di tulis oleh Pramoedya di pulau buru yang biasanya di singkat dengan Tetralogi Pulau Buru, keempat buku ini menceritakan tentang Tirto Adhi Soerjo yang memperjuangkan kebebasan Pers di masa Kolonial Belanda pada saat itu. Ia merelakan segalanya dirampas tapi tidak dengan haknya dalam menulis. Dan buku lainnya adalah Sang Pemula.

Tirto memperjuangkan kebebasan Pers di Indonesia, agar masyarakat mengetahui haknya dan juga untuk menegakkan nilai dasar demokrasi, selain itu pers juga harus mengembangkan pendapat umum masyarakat berdasarkan informasi yang tepat, Akurat, Jujur, dan tidak pandang buluh. Tirto mempunyai sifat solidaritas tinggi, terhadap penindasan dan ketidakadilan yang dilakukan pemerintah Belanda kepada Pribumi saat itu.

Pers memiliki bagian yang sangat penting bagi kemajuan negara, maka dari sinilah Tirto Adhi Soerjo kemudian dinobatkan sebagai Bapak Pers Nasional oleh Dewan Pers RI pada tahun 1973.

Hari ini tepat tanggal 9 Februari 2020, semua media yang ada di Indonesia merayakan kemenangan mereka terhadap kekebasan Pers yang diraih, meski masih saja Pers di Indonesia masih ditindas oleh pihak-pihak yang tidak mengetahui tetang kebebasan pers. Tanggal 9 Februari ditetapkan Hari Pers Nasional, didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 5 tahun 1985. Keputusan Presiden menyebutkan bahwa pers nasional Indonesia mempunyai sejarah perjuangan dan peranan penting dalam melaksanakan pembangunan sebagai pengamalan Pancasila.

Selamat Hari Pers bagi seluruh Jurnalis se--Indonesia, semoga selalu Amanah dan keadilan selalu berpihak kepada yang memilki Hak bukan yang memiliki uang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun