Publik terkaget-kaget mendengar pernyataan minum susu 2 liter sehari dapat membuat badan tinggi. Pernyataan ini bermula dari Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana yang menceritakan pengalaman tinggi anaknya mencapai lebih dari 180 cm berkat minum susu 2 liter sehari sehingga tulangnya besar-besar.Â
Cuitan warganet di media sosial riuh lantaran pernyataan tersebut dianggap tidak rasional, bahkan seumur-umur baru mendengar konteks minum susu 2 liter sehari. Kalau kita lihat konteksnya, setiap keluarga punya pengalaman berbeda terkait takaran konsumsi susu.
Sebagian besar warganet mencuitkan bahaya di balik berlebihan minum susu. Di antaranya, 'Bukan bikin badan tinggi, malah jadi diare,' 'Yang ada jadi masuk IGD nanti' dan 'Gumoh yang ada. Belum lagi kita ditambah minum air putih, mau taruh di mana itu susu 2 liter di perut?'Â
Ada pula warganet yang menuturkan dirinya punya anak berbadan tinggi bukan karena banyak minum susu, tapi memperbanyak konsumsi ikan dan daging. Cuitan lainnya ada yang menyebut, tinggi badan lebih dipengaruhi faktor genetik dan aktivitas yang dilakukan, misalnya berenang dan basket.
Apabila kita perhatikan biasanya obrolan perihal tinggi badan, orang-orang identik mengarah terhadap faktor genetik. Contohnya, 'Kamu tinggi banget. Bapak atau ibu yang tinggi?' dan 'Ibu punya anak tinggi-tinggi ya. Mirip semua sama bapaknya (yang tinggi).'
Kita rasanya jarang sekali mendengar komentar, 'Anaknya tinggi ya, pasti rajin minum susu' atau 'Kamu minum susu seberapa banyak sampai bisa tinggi gitu?' Mungkin ada yang tidak pernah mendengar komentar-komentar seperti ini.
Dari cerita pengalaman Kepala BGN, kita dapat membedah lebih dalam. Pertama, adakah rekomendasi resmi soal minum susu pada anak boleh sampai 2 liter sehari? Takaran 2 liter berarti sama dengan 2.000 mL atau setara 8 gelas. Kedua, benarkah banyak minum susu bisa membuat badan lebih tinggi?Â
Takaran konsumsi susu pada anak tak sampai 2 liter per hari
Para ahli dari organisasi kesehatan dan nutrisi terkemuka, Academy of Nutrition and Dietetics (the Academy), American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD), American Academy of Pediatrics, dan American Heart Association (AHA) mengembangkan rekomendasi berbasis bukti untuk memandu pilihan minuman yang lebih sehat untuk anak-anak usia 5-18 tahun.
Di bawah kepemimpinan Healthy Eating Research (HER) dan dana dari Robert Wood Johnson Foundation, rekomendasi "Healthy Beverage Consumption in School-Age Children and Adolescents: Recommendations from Key National Health and Nutrition Organizations" terbit pada Januari 2025.
Takaran konsumsi susu - plain milk - yang direkomendasikan, antara lain anak berusia 5-8 tahun hingga 20 fl oz (setara 591 mL atau 2,5 gelas) per hari. Kemudian, anak berusia 9-18 tahun hingga 24 fl oz (setara 709 mL atau 3 gelas) susu per hari.