Mencintai orang lain bagi sebagian orang mungkin lebih mudah daripada mencintai diri sendiri. Terkadang bagi sebagian orang sulit menerima kekurangan pada diri karena merasa insecure dengan apa yang dimiliki orang lain. Padahal, menerapkan cara mencintai diri sendiri sama pentingnya dengan menjalin silaturahmi dengan orang lain.
Bukankah satu-satunya orang yang selalu mendampingi dan menghabiskan waktu bersama detik demi detik sepanjang perjalanan hidup kita adalah diri kita sendiri.
Bukankah yang selalu merasakan bagaimana perasaan sedih, senang, bahagia maupun gundah gulana juga hanya diri kita sendiri. Apakah kita sedang berbohong maupun sebaliknya hanya diri kita sendiri yang tahu.
Namun apakah kita mengerti memahami bagaimana cara membina hubungan cinta terhadap diri sendiri atau lebih dikenal dengan self love tersebut. Meskipun proses dari self love sangat panjang dan rumit, namun self love mampu menciptakan kebahagiaan dan kebebasan dalam hidup.
Seperti halnya yang saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari selain sebagai seorang istri prajurit saya adalah seorang guru di sebuah Sekolah Dasar Negeri 2 Percontohan Blangkejeren, yang selalu dituntut bekerja secara professional dan mengedepankan cinta kasih agar dapat mengayomi peserta didik dengan baik.
Bila ditilik dari kesibukkan yang saya lakukan hampir tidak ada waktu tersisa untuk diri, namun saya tetap bisa tersenyum bahagia sehingga tak jarang banyak orang mengatakan bahwa saya terlihat awet muda meskipun usia sudah kepala empat. Saya melakukan semua hal tersebut atas dasar keinginan saya sendiri sehingga semua yang saya lakukan serasa ringan tanpa ada beban
Jika ditanya maka jawaban yang sering saya katakan sangatahlah sederhana "hidup harus bahagia, pikirkan apa yang membuat diri bahagia. Jalani hidup sesuai hati serta pikiran tanpa harus ragu dan merasa tidak enak kepada orang lain".
Segudang prestasi banyak saya raih karena saya sering melakukan hal-hal yang menurut saya positif dalam hidup. Selain itu saya juga seorang penulis. Saya menekuni dunia menulis sejak pandemi covid-19 melanda. Banyak buku yang telah saya lahirkan seperti "SelagiÂ
Ada Mimpi, Yang Paling Berharga, Saat-Saat Bersama" dan yang lainnya dengan genre fiksi. Selain buku solo tersebut saya juga menulis buku antologi lainnya, semua itu saya lakukan dengan sepenuh hati, sebab bagi saya melakukan semua hal yang saya suka dan inginkan adalah suatu kebahagiaan bagi diri saya.
Bertanya pada diri tentang self love yaitu belajar memahami arti dari self love itu sendiri.
Dan apakah sebenarnya self love tersebut?