LATAR BELAKANG
Kepuasan kerja merupakan teori klasik dalam manajemen sumberdaya manusia. Literatur tentang kepuasan kerja sudah muncul sejak pertumbuhan era industri tahun 1930-an, namun tetap masih diperlukan sampai saat ini. Upaya meraih kepuasan kerja sangat penting baik bagi individu maupun organisasi.Â
Kepuasan kerja tidak hanya mendorong perilaku positif seperti produktif, disiplin, patuh, inovatif, suka menolong, (Yahyagil, 2015) mengendalikan perilaku negatif kontra produktif seperti korupsi, pencurian, perusakan, dan keluar kerja (Greenidge, Devonish, & Alleyne, 2014; Zhang & Deng, 2014) namun juga berhubungan dengan kebahagiaan (Avent, 2007), kesehatan psikologis (Slaski & Cartwright, 2003) dan kualitas kehidupan pekerja (Dhamija, Gupta, & Bag, 2019).Â
Kebahagiaan orang dalam bekerja tidak hanya berhubungan dengan gaji, namun bagaimana pegawai puas yang melibatkan aspek materi dan non materi (Avent, 2007). Kepuasan kerja tidak hanya merupakan imbal pendapatan, yaitu bagaimana kerja yang menyenangkan, baik dan bermakna (Arnoux-nicolas et al., 2016; Keles & Findikli, 2016).
Indikator untuk mengukur kepuasan kerja menurut Afandi, (2018:82) diantaranya:
pekerjaan,
upah,
promosi,
pengawas dan
rekan kerja.
TOPIK PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini mengangkat permasalahan kepuasan kerja karyawan.
KONSEP TEORI
Ide kepuasan kerja adalah hasil interaksi antara individu dan lingkungannya (Locke, 1969). Kepuasan kerja adalah sebuah konsep yang dapat menggambarkan bagaimana orang berpikir tentang pekerjaan, Berbasis Goal Setting Theory (Locke, 1969), kepuasan kerja adalah selisih antara tujuan individu dalam bekerja dengan kenyataan yang dirasakan.Â
Menggunakan kata yang berbeda, dapat dinyatakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan kerja seorang pegawai dipengaruhi oleh selisih (discrappancy) antara apa yang telah didapatkan dengan apa yang diinginkan (Locke, 1969).Â
Menurut Locke, kepuasan kerja dan ketidakpuasan adalah fungsi dari hubungan yang dirasakan antara apa yang diinginkan seseorang dari pekerjaannya dan apa yang dirasakan seseorang dari yang ditawarkan oleh pekerjaannya.
Komponen Kepuasan Kerja
Disini Locke (1976) membedakan kepinsata kerja dari segi moral dan keterlibatan kerja. Ia mengkategorikan moral dan kepuasan kerja sebagai suatu emosi positif yang akan dilalui oleh karyawan. Dari ungkapan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada tiga komponen yang penting dalam kepuasan kerja, yaitu nilai-nilai, kepentingan, dan persepsi.
Komponen pertama kepuasan kerja adalah suatu fungsi dari nilai-nilai (values). Selanjutnya Locke memberi batasan bahwa nilai-nilai dipandang dari segi "keinginan seseorang baik yang disadari ataupun tidak, biasanya berkaitan dengan apa yang diperolehnya." Locke membedakan antara nilai yang disyaratkan paling dasar untuk dipenuhi oleh tubuh manusia guna mempertahankan hidupnya, seperti kebutuhan okagen dan air Nilai-nilar dilain sisi disebut sebagai "kebutuhan pokok yang disyaratkan yang ada dalam pikiran seseorang Nilai-nilai yang dikemukakan Locke merupakan kebutuhan yang tinggi seperti kebutuhan penghargaan, aktualisasi diri dan pertumbuhan.
Komponen kedua dari kepuasan kerja adalah kepentingan Orang tidak hanya membedakan nilai-nilai yang mereka pegang tetapi kepentingan mereka dalam menempatkan nilai-nilai tersebut, dan perbedaan tersebut secara kritis yang dapat menentukan tingkat kepuasan kerja mereka. Seseorang bisa mempunyai nilai keamanan kerja diatas yang lain.
Komponen ketiga yang penting dari kepuasan kerja adalah persepsi (preception). Kepuasan didasarkan pada persepsi individu terhadap situasi saat ini dan nilai-nilai individu. Ketika individu tidak mempersepsi, individu harus melihat bahwa situasi yang sebenarnya untuk dipahami sebagai reaksi pribadi. (Sutarto Wijono : 98-99).
LOKASI YANG DIPILIH
Lokasi yang kami pilih berada Di gunungpati semarang. Dengan memilih Alfamidi berlokasi di: Gunungpati, Gunung Pati, Kota Semarang, Jawa Tengah 50229, Indonesia sebagai lokasi atau tempat yang kami pilih untuk menganalisa kepuasan kerja karyawan.
HASIL WAWANCARA
      Narasumber 1 : Candra Ciptaningtyas
Pertanyaan 1 : Apakah pekerjaan ini sesuai dengan kemauan anda?
Jawab : ya sesuai, karena santai tapi tidak monoton dan ada jenjang karir
Pertanyaan 2 : Bagaimana anda melakukan pekerjaan ini agar merasa senang dalam menjalaninya?
Jawab : dibuat santai, karena pembagian tugas juga tertata dan teratur.
Pertanyaan 3 : Apakah upah yang diterima sesuai dengan kebutuhan anda dan apakah anda merasa adil dengan upah yang anda terima? jika iya atau tidak, sertakan alasannya?
Jawab : upah sesuai, dibayarkannya adil sesuai dengan porsi jabatannya, lembur dibayarkan sesuai
Pertanyaan 4 : Bagaimana cara atasan memberikan bonus kepada karyawan? apakah ada ketentuan tertentu atau tidak, jika ada  ketentuan apakah itu?
Jawab : bonus diberikan jika pencapaian bulanan tercapai, terdapat syarat dan ketentuan pada setiap pencapaian, karena bonus tidak hanya 1.
Pertanyaan 5 : Apakah ada karyawan yang naik jabatan? Jika iya apakah itu mempengaruhi kepuasan bekerja anda?
Jawab : ada, karena setiap karyawan yang kompeten mendapat kesempatan dalam kenaikan jabatan, dan itu sangat berpengaruh pada toko.
Pertanyaan 6 : Bagaimana cara atasan anda melakukan promosi jabatan kepada karyawan?
Jawab : melihat kompetensi karyawan, terdapat training-training pada setiap jabatan yang dimiliki karyawan. Jika setelah melakukan training dinyatakan berhasil, maka ada tindak lanjut berupa review pada karyawan yang akan di promosikan.
Pertanyaan 7 : Adakah pengawas di tempat anda bekerja? bagaimana pengawasan didalam toko ini?
Jawab : pengawas dalam toko adalah kepala toko, korwil datang beberapa kali dalam sebulan.
Pertanyaan 8 : Bagaimana cara pengawas untuk memberikan perintah atau petunjuk kepada  karyawan yang sedang melakukan pekerjaan?
Jawab : berupa supervisi di grup lalu kepala toko menyampaikan kepada tim toko.
Pertanyaan 9 : Apakah karyawan merasa memiliki rekan kerja yang menyenangkan? dan berikan alasannya dalam kepuasan bekerja?
Jawab : rekan kerja menyenangkan, meskipun jabatan berbeda-beda. Tetapi hubungan kerja sama terjalin baik dan jarang ada selisih.
Pertanyaan 10 : Bagaimana cara komunikasi sesama rekan kerja agar berjalan dengan baik?
Jawab : briefing setiap awal shift.
      Narasumber 2 : Hirsatul Ummah
Jawab : ya sesuai, karena pekerjaan saya tidak memberatkan saya dan lingkungan tidak toxic.
Jawab : dibuat santai, tidak terlalu dipikir berat.
Jawab : alhamdulillah, sesuai dan merasa adil.
Jawab : ada bonusnya apabila target toko melebihi target tang diberikan atasan, bonusnya melalui gaji tiap bulan ada juga bonus ketika kita ikut lemburan.
Jawab : ada jenjang karirnya, jadi tiap tahun pasti ada dan itu mempengaruhi gaji.
Jawab : dengan cara di training dan di review tiap naik  jabatan.
Jawab : ada, tiap tempat kerja pasti ada kepala tokonya. Kita dipantau bagaimana cara kita bekerja apakah sudah baik atau ada yang kurang.
Jawab : dengan cara menyuruh atau menasehati jika ada kekeliruandalam bekerja.
Jawab : iya saya merasa senang, karena tidak ada persaingan, semuanya di anggap sama.
Jawab : dibicarakan baik-baik, jika ada yang kurang jelas bisa ditanyakan dan diselesaikan dengan baik.
Narasumber 3 : Suryana S.W
Jawab : iya sesuai, karena saya suka bekerja dibidang retail, senang melayani customer yang beragam sikap dan perilakunya. Serta jenjang karirnya.
Jawab : santai, jalani pekerjaan sesuai dengan tugas masing-masing dan saling menghargai sesama team.
Jawab : sesuai, adil karena upah juga sesuai dengan jabatan masing-masing.
Jawab : bonus ketika toko sesuai target penjualan, dan ketika lembur di hari libur atau tanggal merah.
Jawab : ada, iya
Jawab : training sampai dengan review.
Jawab : ada kepala toko, kepala toko diawasi korwil yang setiap bulan ada kunjungan dari pusat.
Jawab : dengan cara chat grub WA dengan memberikan pic pic contohnya pic kebersihan toko, dan lain-lain.
Jawab : sangat menyenangkan karena satu team toko selalu kompak.
Jawab : briefing dan komunikasi grup.
Nasumber 4 : Firin
Jawab : ya
Jawab : menyukai pekerjaan agar tidak menjadi beban
Jawab : ya, adil karena sesuai dengan UMR
Jawab : ada, ketentuan harus mencapi target
Jawab : ada tiap tahun pasti ada promosi kenaikan jabatan
Jawab : dengan  me review tiap bulan.
Jawab : ada, sangat ketat karena selain kamera juga ada atasan yang kunjungan
Jawab : dengan chat lewar WA
Jawab : ya, puas karena akan terjalin kerja sama
Jawab : dengan membagi tugas dan apabila belum ada pekerjaan yang belum slesai saling membantu
Narasumber 5 : Agustiar Samsul M
Jawab : ya sesuai, pekerjaan yang santai
Jawab : lakukan pekerjaan dengan ikhlas dan upah yang sesuai
Jawab : mungkin sesuai, karena saya baru mulai menjadi karyawan
Jawab : tidak ada
Jawab : ada dan tidak mempengaruhi kepuasan pekerjaan saya
Jawab : dengan menjelaskan prosesnya
Jawab : ada, pengawasannya santai dan tidak membuat saya tertekan
Jawab : dengan meminta tolong
Jawab : ya, karena menyenangkan
Jawab : menggunakan bahasa yang sopan.
KESIMPULAN
Kepuasan kerja adalah sebuah konsep yang dapat menggambarkan bagaimana orang berpikir tentang pekerjaan, Dengan berbasis Goal Setting Theory (Locke, 1969), kepuasan kerja adalah selisih antara tujuan individu dalam bekerja dengan kenyataan yang dirasakan. Menurut Locke, kepuasan kerja dan ketidakpuasan adalah fungsi dari hubungan yang dirasakan antara apa yang diinginkan seseorang dari pekerjaannya dan apa yang dirasakan seseorang dari yang ditawarkan oleh pekerjaannya.Â
Dari hasil analisa kepuasan kerja di Alfamidi Gunungpati, tujuan individu dalam bekerja dengan kenyataan yang dirasakan, hubungan yang dirasakan antara apa yang diinginkan seseorang dari pekerjaannya dan apa yang dirasakan seseorang dari yang ditawarkan oleh pekerjaannya menunjukkan adanya kepuasan kerja karyawan.
Karena berdasarkan wawancara di Alfamidi Gunung Pati, dapat disimpulkan faktor-faktor dibawah mempengaruhi kondisi kepuasan kerja karyawan :
Pekerjaan (pekerjaan yang diinginkan, lingkungan fisik)
Upah (gaji, kompensasi)
Promosi (reward, jengjang karir)
Pengawas (pengawas yang baik dan ramah)
Rekan kerja (hubungan atasan-bawahan)
Kepuasan kerja yang tinggi dapat meningkatkan produktivitas, menggurangi stres kerja, mengurangi pergantian karyawan dan meningkatkan kehadiran. Dari kepuasan kerja di Alfamidi dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan kerjanya sudah tinggi karena karyawan tidak mengalami stres kerja dan lain sebagainya, karena para karyawan menyukai dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini di cerminkan oleh kedisiplian, prestasi kerja dan moral kerja.
SARAN
Agar kepuasan kerja tinggi sebaiknya perusahaan, PT atau toko harus meningkatkan apa saja saja yang menjadi faktor kepuasan kerja terhadap karyawan. Karena kalau tidak dapat menimbulkan hal yang negatif yang akan berdampak pada perusahaan itu sendiri.
sumber: wawancara langsung dengan karyawan Alfamidi Gunungpati, semarang, Jawa Tengah.
BIODATA PENULIS I
Fitria Puspitasari, mahasiswa Fakultas Ekonomi, Prodi management semester IV Universitas Wahid Hasyim Semarang dengan alamat Branjang, Ungaran Barat, Semarang, Jawa Tengah.
BIODATA PENULIS II
Rofiqoh Nurrohmah, mahasiswa Fakultas Ekonomi, Prodi management semester IV Universitas Wahid Hasyim Semarang dengan alamat Petanahan, Kebumen, Jawa Tengah.
LAMPIRANÂ

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI