Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka turun langsung ke Dusun Muara Kate, Desa Muara Langon, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Sabtu petang (14/6/2025), untuk mendengarkan langsung keluhan warga terkait aktivitas hauling batu bara ilegal dan kasus kematian tokoh adat Russel 7 bulan lalu.
Gibran mendarat di Bandara Warukin, Tabalong (Kalsel), sekitar pukul 16.30 WITA, setelah perjalanan tertunda dari rencana awal Kamis (12/6). Ia langsung melanjutkan perjalanan ke Muara Kate dan menetap di posko warga selama hampir dua jam, berdiskusi secara santai bahkan duduk di lantai agar warga lebih leluasa menyampaikan keluhannya.
Gibran meminta aparat mundur agar warga lebih nyaman berbicara, dan menegaskan: “Bapak Ibu jangan takut. Apa pun yang kalian ketahui, sampaikan ke saya. Jangan ada yang ditutupi.” Ia menegur keras ketidakhadiran pejabat daerah usai kematian Russel dan menuntut aparat bergerak cepat menyelesaikan kasus tersebut. Dirinya secara langsung memerintahkan Kapolda Kaltim dan instansi terkait menyelesaikan kasus kematian Russel, dengan mengundang semua pihak terkait ke rapat di Jakarta, Senin (16/6/2025).
Gubernur dan Wagub Kaltim menyatakan kegiatan hauling batubara melalui jalan umum Muara Kate–Batu Kajang adalah ilegal dan harus segera dihentikan. Hasil rapat di Jakarta, dipimpin Gubernur Rudy Mas’ud bersama Gibran dan Sekretariat Wapres, menyepakati PT Mantimin Coal Mining (MCM) harus menggunakan jalan hauling PT Prima di Tabalong, bukan jalan nasional. Mereka juga sepakat prioritas dibalikkan pada perbaikan jalan dan jembatan sebelum pleno pelaksanaan perpindahan jalur hauling dijalankan.
Warga Muara Kate telah berulang kali mengalami kecelakaan dan meninggal terkait truk hauling batu bara, termasuk kematian tokoh adat Russel (15 Nov 2024), Anson (yang terluka), pendeta Veronika, dan Ustaz Teddy. Aktivis dan JATAM Kaltim menegaskan kunjungan Gibran harus membawa implementasi nyata: penghentian hauling ilegal dan pengusutan tuntas kasus Russel.
Referensi: