Mohon tunggu...
Fitria
Fitria Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya merupakan seorang pendidik yang tertarik dengan psikologi anak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menumbuhkan Rasa Peduli terhadap Teman dengan Menerapkan Metode Tutor Sebaya

17 Agustus 2023   23:03 Diperbarui: 17 Agustus 2023   23:10 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tidak dapat kita pungkiri bahwa kasih sayang merupakan faktor penting yang harus kita pertahankan dalam kehidupan, yang mana hal tersebut menjadi salah satu alasan penting seseorang dapat bertahan dalam suatu lingkungan maupun suatu hubungan. Kasih sayang tidak hanya bersumber pada hubungan keluarga ataupun hubungan darah, sebagaimana hubungan itu sendiri juga memiliki makna yang luas. Kasih sayang juga dihadirkan dalam dunia Pendidikan yakni oleh setiap pendidik dan juga setiap peserta didik, baik antara pendidik dengan peserta didiknya maupun antara peserta didik dengan peserta didik lainnya.

Seiring dengan kesadaran akan hal tersebut, justru saat ini kita sering sekali menemukan hal yang bertolak belakang. Dalam lingkungan pendidikan sendiri tak jarang kita temukan prilaku acuh siswa dengan siswa lainnya, bahkan hal yang lebih buruk seperti tindak bulliying kini bukan merupakan hal yang asing, berbagai faktor tentu saja dapat menjadi penyebab timbulnya sifat tersebut. Salah satunya:

Kurangnya pengawasan maupun pengertian yang diberikan kepada peserta didik tentang  penggunaan gawai, sehingga dengan kemampuan memilih dan memilah yang masih kurang menjadikan peserta didik seringkali terjerumus dalam tontonan yang sedikit banyak membuat peserta didik tersugesti dan berdampak pada kehidupan sosial peserta didik.

Beralih fungsinya gawai dari alat komunikasi jarak jauh menjadi sebuah tren berkelanjutan, sehingga anak menjadi lebih tertarik dengan berbagai konten di dalamnya daripada melakukan interaksi sosial di likngkungan sekitar.

Karena telah terbiasa dengan gawai dan berkomunikasi secara online melalui game dan lain sebagaimya ada beberapa peserta didik yang kebingungan saat dihadapkan dengan lingkungan sosial.

Hal tersebutlah yang kemudian menjadikan peserta didik (beberapa diantaranya) enggan berinteraksi, dalam kasus ini dapat dikatakan mereka menutup diri dari lingkungan sosial, tentu saja hal ini berdampak buruk untuk peserta didik tersebut, dijenjang Sekolah Dasar mungkin saja hal ini tak begitu kentara di kalangan peserta didik, namun dari jenjang ini lah penanaman nilai-nilai kasih sayang harus gencar ditanamkan, sebab hal tersebut diharapkan dapat menjadi kebiasaan baik dalam kehidupan sosial peserta didik. Guru selaku pendidik yang menjadi salah satu acuan peserta didik di sekolah sepatutnya dapat memberikan arahan kepada peserta didik tentang kasih sayang seperti apa yang seharusnya mereka tumbuhkan di lingkungan sosial dan bagaimana cara menunjukannya. 

Berbagai hal yang dapat dilakukan oleh guru disekolah dalam upaya menumbuhan rasa kasih sayang terhadap sesama teman, tentu saja hal ini harus didukung dan diapresiasi oleh warga sekolah maupun orang tua, sebab keberhasilan pendidikan peserta didik tidak hanya bertumpu berat pada seorang guru. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru adalah membentuk tim belajar atau tutor sebaya. Tutor sebaya disini dapat diperankan oleh siapa saja, dalam artian setiap peserta didik dapat menjadi tutor bagi peserta didik yang lain baik dalam kelompok maupun antar individu.

Sebagai tutor sebaya  peserta didik dituntut dapat berkomunikasi dengan baik dalam menyampaikan ide atau gagasannya tentang suatu permasalahan yang harus dipecahkan peserta didik. Tutor sebaya itu sendiri memiliki beberapa versi tergantung dari kebutuhan dan bagaimana tutor sebaya itu ditunjuk atau dibentuk. Tutor sebaya juga tidak selalu diperankan oleh peserta didik yang paling unggul dalam  bidang akademik saja, melainkan setiap peserta didik dapat memiliki kesempatan menjadi tutor bagi peserta didik yang lainnya, dapat dikatakan setiap peserta didik memiliki kelebihannya masing-masing sehingga hal tersebutlah yang diharapkan dapat peserta didik bagikan kepada peserta didik yang lainnya. Berikut merupakan Tiga versi dari tutor sebaya:

1. Tutor Sebaya kelompok : Jika guru membentuk kelompok dengan 1 atau 2 tutor sebaya di dalamnya tutor sebaya ini bertugas sebagai pemberi keterangan tentang sesuatu yang belum dipahami oleh peserta didik lainnya di dalam kelompok. Tutor sebaya ini pula dapat berperan sebagai motivator terhadap teman kelompoknya yang kurang bersemangat dalam mengerjakan tugas kelompok. Dengan adanya tutor sebaya didalam kelompok peserta didik akan menjadi lebih mudah belajar dan membangun suasana kelompok yang lebih akrab dan menyenagkan.

2. Tutor Sebaya Individu : Sebagai contoh disaat seorang guru membutuhkan asisten mengajar untuk mengajari beberapa peserta didik yang memiliki kebutuhan lebih dari peserta didik yang lainnya, guru dapat membentuk beberapa tutor sebaya dalam kelas sebagai pendamping dari peserta didik yang dimaksudkan memiliki kebutuhan lebih, disini guru dituntut untuk memiliki kepekaan lebih dalam memilih tutor, guna mencarikan tutor yang pas untuk peserta didik tersebut. Dengan adanya tutor sebaya individu didalam kelas peserta didik akan merasakan kesulitan yang dihadapi oleh temannya sehingga dapat menumbuhkan rasa empati terhadap sesama peserta didik, selain itu peserta didik yang dibantu oleh tutor sebayanya akan merasakan kasih sayang yang dapat memunculkan rasa syukur dari peserta didik tersebut.

3. Setiap Peserta didik adalah tutor : Hal ini memiliki cakupan yang jauh lebih luas lagi, sebab setiap anak adalah tutor, bagaimana hal tersebut dapat terjadi?. Setiap peserta didik dapat belajar dengan caranya masing masing, namun ada 1 cara ampuh dalam belajar yaitu dengan menjadi pengajar, untuk siapa yang diajar dan tentang apa itu dapat menjadi hal sulit dijelaskan sebab ada banyak sekali pengetahuan yang dapat peserta didik bagikan ke peserta didik lainnya, tinggal bagaimana guru tersebut menggali dan mengarahkan peserta didik tersebut agar mau dan percaya diri dalam menjadi tutor. Bahkan "setiap peserta didik adalah tutor" dapat menjadi hal yang berkelanjutan bahkan di lingkungan rumah peserta didik, terlebih lagi untuk saat ini yang menggunakan sistem zonasi dalam perekrutan peserta didik, yang mana tempat tinggal antar peserta didik saling berdekatan. Dengan demikian Peserta didik dapat merasakan kasih sayang yang dicurahkan oleh guru dan teman sebayanya, apalagi jika dengan metode tersebut dapat memunculkan hal positif terhadap peserta didik bahkan orang tua juga merasakan hal tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun