Mohon tunggu...
Dandelionnn
Dandelionnn Mohon Tunggu... Akuntan - Est. 96

Writing, Travelling lookin' for another point of view~

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu...

26 Januari 2020   12:00 Diperbarui: 26 Januari 2020   12:02 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tiba-tiba aku Rindu...
Entah mengapa, semesta memiliki Magnet nya sendiri yang langsung terkoneksi erat pada Hati yang sedang Sendiri.
.
Pagi ku pernah secerah itu, dimana hanya ada Hangat nya Mentari,
Lembutnya gumpalan Awan,
Dan sejuknya Udara yang kala itu menyelimuti dan memenuhi rongga di hati ku.
.
Malam ku pun pernah se-Romantis itu,
Dimana aku bisa melihat Ribuan bahkan Jutaan Bintang dilangit dengan Mata telanjang,
Ditemani secangkir kopi panas,
Bersama Sahabat kesayangan,
Cerita indah pun mengalir deras tanpa bisa kita bendung.
.
Dan kini,
Tiba-tiba aku rindu...
Entah karena Hati yang mulai lelah,
Atau karena jiwa yang haus akan Karya Sang Pencipta,
Yang jelas, aku ingin mengulang Romantisme bersama Semesta.
Tak perlu bersama Makhluk spesial, bagi ku cukup temukan Ia yang dengannya Waktu terasa Cepat berlalu.
Yang dengannya, kita tak pernah kehabisan topik untuk bercerita sambil menikmati Karya Nya.
Yang dengannya, Cerita bukanlah sekedar Memori yang disimpan dalam kepala, tapi lebih dari itu, yang dengan bersamanya setiap detik, setiap kata, setiap senyum, bahkan kedip mata nya dapat disimpan dalam Hati, hingga bertemu dalam Rindu-rindu selanjutnya.
.
Semesta, tiba-tiba Aku Rindu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun