Mohon tunggu...
Fitrah Ilhami
Fitrah Ilhami Mohon Tunggu... Musisi - Penulis buku, personil nasyid Fatwa Voice, seorang guru

Penulis buku, personil nasyid Fatwa Voice, guru, dengan situs blog: fitrahilhamidi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Mendingan Ngasuh Anak Aja ya Mak! (Part 1)

18 Oktober 2018   06:16 Diperbarui: 18 Oktober 2018   07:00 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Dengerin dulu. Abang diem," istri mencubit lenganku, aku mengaduh kesakitan. "Temen-temen seru gitu ngomongin CPNS. Ada yang cerita lagi buat SKCK, ada yang sedang ngurus legalisir ijazah di kampus, ngomongin persyaratan daftar CPNS. Pokoknya seru."

Aku garuk-garuk kepala, "Neng, apa serunya buat SKCK? Tinggal ke kantor polisi, bilang mau ngurus SKCK, polisi buatin, selesai, pulang. Juga ngurus legalisir ijazah, serunya di mana? Ndak tahu juga kalau waktu ke kampus, temen Neng diserempet becak terus kejebur gorong-gorong. Baru seru itu."

Istri kembali mencubit lenganku. Lebih keras dari sebelumnya,

"Dengerin duluuu..." Istri terlihat gemes, "Diem. Diem. Diem. Aku ngomong kayak gini itu bukan buat Abang tanggepin. Jadi Abang cukup diem aja. Dengerin istri ngomong, dengerin baik-baik, lihat mulutku. Itu aja. Gak usah nanggepin apa-apa. Ngerti?"

Oke.

Rumus Suami Nomer Satu; Kalau istri lagi ngomong, suami gak boleh menanggapi. Gak boleh bantah. Diam saja. Lihat mulutnya baik-baik. Sambil perkirakan berapa kilometer per jam kecepatan gerak bibir istri saat ia ngomel?

Lantas, istri mulai berceramah,

"Aku itu sebenarnya masih pingin gitu kerja di luar. Kalau lihat tetangga yang usianya sepantaran sama aku keluar rumah pagi-pagi, berangkat kerja, pakai seragam dinas, kadang aku ngerasa iri. Dulu aku pernah kayak gitu. Inget dulu di kantor ketemu temen-temen, cerita-cerita, ikut kegiatan ini itu. Duh, pingin gitu balik kerja lagi," Istri mengembuskan nafas. "Tapi kalau inget ada Ayas sama Kayla di sini, aku langsung ngerasa kasihan ke mereka. Siapa yang ngurusi mereka kalau aku kerja di luar? Orang Ayas dikit-dikit manggil 'Umi Umi, minum', 'Umi Umi, jajan beng beng', 'Umi Umi, Ayas naik odong odong, ya?', 'Umi Umi, Ayas mau eek'. Belum lagi Kayla. Aduh, anak itu rewel banget. Aku tinggal sholat sebentar aja udah nangis minta gendong. Gak bisa bayangin kalau mereka aku tinggal." 

Aku masih menatap mulutnya lekat-lekat. Sepertinya, 60 kilometer per jam.

"Tadi siang sempat nge-video Ayas yang ngerengek waktu aku bilang, 'Umi mau kerja kayak Abi boleh, Nak?', Ayas jawab sambil ngeluarin air mata, 'Ndak mau. Umi sini aja sama Ayas.' Aku bilang lagi, 'Umi mau kerja, Nak. Kayak Abi tuh.' Dia jawab lagi, 'Ndak mau. Umi sini aja. Sama Ayas, sama Adek.' Duh, rasanya nyes banget hatiku. Hilang deh keinginan ikut daftar CPNS. Tapi waktu lihat WA lagi, di grup alumni rame bahas CPNS, rasa kepingin kerja di luar timbul lagi. Tapi kalau lihat anak-anak di rumah, kasihan. Gak kepingin kerja luar. Semoga Allah ridho, aku dapat surga nantinya karena ngurus anak-anak."

Aku tetap menatap bibirnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun