Mohon tunggu...
Fitrah Abdilah
Fitrah Abdilah Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis

Menulislah, maka kamu akan ada dalam sejarah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Laku Agung Emak-emak di Pasar

2 Desember 2022   22:00 Diperbarui: 2 Desember 2022   22:07 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: milik sendiri)

Saat kondisi yang super dingin ini saya diharuskan ke pasar untuk membeli sejumlah kebutuhan pokok. Maklum, kota tempat saya tinggal sedang mengalami cuaca buruk dalam sepekan terakhir. Hujan yang terus mengguyur empat hari berturut-turut, ditambah badai, membuat udara yang dihasilkan sangat dingin. Sialnya, saya harus ke pasar dingin-dingin seperti ini, ditambah masih pagi, sungguh paling syahdu jika kita melanjutkan tidur saja. Hehehehe

Kembali ke pembahasan, karena itu tadi hanya paragraf pembuka saja hehehehe. Emak-emak selalu melakukan sesuatu diluar nalar sehingga membuat orang sekitar yang melihat berdecak kagum. Entah apa yang terpikirkan dalam benak emak-emak, sehingga timbul hal random, mungkin sengaja atau sekedar spontanitas.

Tidak hanya di jalanan, di pasar pun juga demikian. Tapi, ada juga emak-emak yang melibas dua latar tempat itu sekaligus, sehingga menghasilkan tragedi yang super kompleks, simpan itu untuk poin terakhir. Niscaya, itu sudah lebih dari cukup untuk membuat kita bergidik gregetan.

Emak-emak tawar-menawar. Seringkali kita menjumpai ini kan? Saya yakin, pembaca disini 99,98% pasti setuju jika emak-emak kita adakalanya menawar suatu barang dengan harga di luar nalar. Emak saya sempat kasih ilmu, kalau mau membeli barang tawar dulu maksimal setengah harga jual. Bukan minimal ya, kalau minimal artinya bisa lebih dari setengah harga jual.

Contoh temuan, ada emak-emak yang mau membeli baskom, penjual sudah mematok harga, katakanlah 30 ribu. Seketika, emak-emak langsung menawar 10 ribu untuk satu baskom. Pedagang mana yang tidak emosi jika dalam posisi tersebut, itulah yang saya maksud dengan batas minimal tadi karena sudah melewati setengah harga jual.

Emak-emak biasanya punya satu trik jitu dalam rangka mencapai kehendaknya. Yaitu pura-pura pergi meninggalkan kios, dengan tujuan agar sang penjual berubah pikiran dan memanggil sang emak-emak. Rasanya itu bukan rahasia umum lagi, hampir semua emak-emak punya jurus itu yang sudah diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi.

Tidak hanya dalam hal transaksi, terkadang emak-emak juga sangat menyebalkan saat berkeliling ria di pasar. Tanpa sepeda motor pun, emak-emak cukup meresahkan, menyebrang tanpa memperhatikan kanan dan kiri paling rentan terjadi. Celaka bagi pengendara yang sedang melintas di pasar, ketika harus berhadapan dengan kondisi seperti itu.

Emak-emak dengan sepeda motor yang meliuk-liuk di sempitnya jalanan pasar adalah puncaknya. Tidak hanya itu, terkadang emak-emak jenis ini juga kerap parkir sembarangan, tanpa menghiraukan pengendara dan pejalan kaki lain. Mungkin prinsipnya, untuk apa parkir motor jika motornya bisa dibawa masuk sampai ke depan kios. Lebih baik, uang 1000 rupiah untuk parkir, dialokasikan untuk membeli penyedap rasa saja. Hehehehe

Ada yang lebih berbahaya dari jenis emak-emak seperti sebelumnya. Yaitu emak-emak yang ketika melakukan suatu kesalahan, bukannya meminta maaf atas kesalahan, malah meluapkan amarahnya dengan seribu drama. Jika kamu harus beradu konflik dengan jenis ini, sebaliknya perbanyak istighfar dan memohon perlindungan kepada Allah SWT saja.

Seperti itulah gambar tingkah random emak-emak saat di pasar. Emak-emak tidak hanya berbahaya di jalanan saja, melainkan di semua tempat. Semoga emak kalian bukan termasuk yaaa! Hehehehe

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun