Mohon tunggu...
Fitra Afizal Ismail
Fitra Afizal Ismail Mohon Tunggu... Freelancer - Sungguh Saya Adalah Manusia Yang Hina Jika Aib-aib Hamba Tidak Ditutupi OlehNYA

Lebih baik domba berbulu serigala daripada serigala berbulu domba

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ayah Ibu, Kalian di Mana?

24 Maret 2020   09:00 Diperbarui: 24 Maret 2020   09:04 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Penulis berusaha untuk menggambarkan dinamika psikologis yang dipikirkan dan rasakan oleh NM. Dinamika psikologis ini baru sekedar dugaan karena keterbatasan informasi yang didapat sehingga perlu diadakan pendalaman namun semoga tetap bisa memberi manfaat. Dinamika Psikologis merupakan sebuah sistem dalam ilmu psikologi yang menjelaskan tetang sebuah sebab akibat sehingga memunculkan sebuah perilaku, jadi bagaimana sebuah perilaku bisa muncul itu disebabkan hal-hal tertentu.

Berdasarkan informasi yang dikumpukan diatas, salah satu sumber konflik dalam diri NF adalah perceraian kedua orang tuanya. Berdasarkan penjelasan dari seorang psikolog keluarga Colette Harrod bahwa anak yang orang tuanya bercerai akan cenderung menyalahkan diri sendiri jika tidak didampingi secara tepat. 

Akibat terlalu menyalahkan diri sendiri ini NF menjadi kurang memiliki rasa percaya diri, hal ini ditunjukkan dari pengakuan tetangga yang menyebutkan ia jarang bermain Bersama teman dan lebih banyak di dalam rumah. Kondisi ini nampaknya diperburuk kurangnya perharian dari keluarga, terlihat dari tidak adanya kontrol dan pendampingan dari keluarga saat NF menonton film-film horor yang menjadi salah satu inspirasi pembunuhan tersebut. Ia juga nampak kurang perhatian dan kurang di ajak berkomunikasi langsung, ditunjukkan dari kebiasaannya menuliskan perasaannya dalam sebuah tulisan dan lebih buruk lagi tidak ada yang memeriksa tulisan tersebut.

Seperti dijelaskan pada awal tulisan ini bahwa seseorang akan bereaksi secara naluriah terhadap siuasi yang mengancam, dalam tinjauan psikoanalisa hal ini disebut mekanisme pertahanan diri. Menurut penulis, NF memiliki emosi yang terpendam terkait perceraian kedua orang tuanya dan kebenciannya kepada ayah. 

NF melakukan displacement atau pengalihan emosi-emosi yang terpendam pada hal atau obyek lainnya. NF melakukan displacement kepada hewan dan APA. NF memilih hewan dan APA karena ia memiliki rasa rendah diri sehingga memilih obyek yang lebih lemah dari dirinya. Hilangnya peran orang tua yang seharusnya menjadi role model atau contoh perilaku NF turut mendorong terjadinya pembunuhan ini, karena ia mencari role model atau tauladan lainnya, dan buruknya, nampaknya ia mendapatkan itu dari film-film horor yang ia tonton, ia mengganti figure ideal yang seharusnya diisi oleh orang tuanya dengan tokoh-tokoh dalam film tersebut.

Lalu Bagaimana?

NF masih anak-anak, ia belum memiliki pengalaman dan kemampuan berfikir yang memadai untuk memecahkan masalah yang ia alami, terlebih ia juga sangat kurang mendapat bimbingan dari keluarganya. Memberikan hukuman tidak serta merta menyelesaikan masalah tetapi ia juga membutuhkan pendampingan dan dukungan keluarga sehingga ia bisa kembali merasa dan berfikir seperti kebanyakan orang. 

Potensi yang dimiliki NF bisa dimanfaatkan untuk memulihkan kondisinya, NF memiliki kecerdasan bermain tenis, menggambar, dan Bahasa inggris. Membiasakan dengan aktivitas tersebut akan membantu NF menyalurkan emosinya yang terpendam.

Yang tidak kalah penting adalah orang tua. Apa yang harus dilakukan:

  • Kita harus mengenal anak kita, kita harus tahu apa kebiasaannya, apa hobinya, bagaimana karakternya, dan segala hal tentang mereka. Kita harus mengawasi dan mengontrol (tetapi tidak juga menjadi orang tua yang otoriter) segala aktivitas anak. Termasuk melihat catatan pribadi anak jika ia memilikinya, agar kita paham dengan apa yang mereka pikirkan dan rasakan.
  • Memberikan bimbingan setiap aktivitas mereka, misalkan saat mereka menonon film atau bertengkar dengan teman maka kita arahkan ia untuk berperilaku secara ideal.
  • Membiasakan komunikasi secara terbuka kepada anak agar mereka memiliki ruang untuk mengungkapkan emosinya.
  • Mengajari anak untuk memiliki aktivitas positive sebagai wadah pelampiasan emosinya.
  • Kenalkan anak dengan nilai agama dan adat istiadat agar mereka memiliki Nurani saat akan melakukan tindakan yang bertentangan dengan nilai agama dan adat istiadat.
  • Memilihkan lingkungan, tontonan, dan media yang mendukung perkembangan anak.
  • Semaksimal mungkin memberikan pengawasan pada anak saat ia berada dilingkungan asing atau di luar rumah.

Demikian artikel singkat ini dibuat oleh penulis dengan tujuan berbagi informasi mengenai fenomena sosial yang terjadi untuk dijadikan pembelajaran.

 artikel ini sudah lebih dulu tayang di laman hsks.sch.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun