Ketika kuda-kuda kepang tersebut tidak dipergunakan lagi tidak serta merta dibuang begitu saja namun harus ada upacara "pelarungan". Upacara pelarungan ini dilaksanakan di sungai yang mengalir deras.Â
Menurut cerita para sesepuh Jathilan, ketika kuda dihayutkan (dilarung) di sungai maka kuda-kuda kepang tersebut akan bergerak di atas air layaknya kuda yang berlari di atas air. Setelah bergerak di atas air maka kuda-kuda tersebut akan tenggelam dan tidak pernah muncul lagi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!