Mohon tunggu...
Fita Paulin
Fita Paulin Mohon Tunggu... Lainnya - Tertarik dengan komunikasi Science

Spesialisasi : Bioteknologi & Biomedical

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Deteksi Covid-19

10 April 2020   10:30 Diperbarui: 10 April 2020   10:38 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: infeksiemerging.kemkes.go.id

Banyak informasi yang beredar dan ini saya hanya ingin sharing mengenai apa yang saya ketahui dari yang pernah saya pelajari. 

Kebetulan spesialisasi saya adalah molecular diagnostic dimana sangat berhubungan dengan metode deteksi rapid test dan RT-PCR yang digunakan untuk mendeteksi Covid-19. 

Saya mungkin akan membahas dari rapid test terlebih dahulu. Kebetulan, team research saya fokus terhadap pembuatan rapid test di mana dikenal sebagai POCT (point of care technology). Pada konsep dasarnya senyawa Antigen yang spesifik terhadap target di imobilisasi pada suatu media bisa berupa kertas maupun material lainnya. 

Kenapa metode ini cukup menarik dan Murah? Karena lebih mudah untuk di produksi dan biasanya bahan baku nya cukup murah jika di banding kan dengan reagent diagnostic lainnya. Berapakah accuracy dari metode ini? Metode ini memiliki accuracy yang cukup tinggi namun perlu di teliti kembali syarat dan ketentuan berlaku dalam metode ini. 

Kembali ke Covid-19. Untuk kit yang kebetulan saya sempat baca dari manual book & clinical trialnya. Accuracy nya up to 97%, dengan syarat bahwa pasien memiliki gejala dan memiliki waktu inkubasi 3.5-5 hari dari pertama kali virus tsbt menginfeksi. Kalo gitu ga bisa rapid dong? Nah, ini term yang harus dibedakan antara rapid dan early detection. 

Ketika rapid hanya untuk memberikan hasil dengan waktu yang lebih singkat di banding kan dengan metode lainnya, namun sayangnya jika orang yang ditest tidak memiliki gejala atau belum terinfeksi selama 3.5-5 hari itu hasilnya pasti negative. Jadi percuma kalo misalkan mau test tapi sebenarnya tidak ada history dan gejala.  Selain itu, test ini hanya untuk seleksi awal saja, deteksi lanjut spt RT-PCR dan CT-scan dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang lebih reliable. 

Apakah RT-PCR? 

RT-PCR itu singkatan dari Rever Transcriptase - Polymerase Chain Reaction yang mengubah sample RNA menjadi DNA (begitu pengertian mudahnya) lalu diamplifikasi. Kenapa harus diubah? Karena DNA itu lebih stabil di banding kan dengan RNA. Kalo mau tau lebih lanjut mengenai DNA dan RNA boleh di Google. 

Sample didapatkan dari hasil swab. 

Bukan berarti sample tersebut langsung di analisis, namun perlu ada tahap an Ekstraksi RNA dimana proses ini memerlukan tenaga ahli, bahkan untuk mahasiswa yang tidak terbiasa menggunakan ini kemungkinan untuk kontaminasi dan mendapatkan hasil yang salah cukup besar. Setelah itu sample di RT-PCR dan di lihat lah hasilnya apakah positive thd sequence Covid-19 atau tidak. 

Proses ini juga bisa false negative atau bahkan false positive. Namun, di banding kan dengan metode lain metode ini lebih bisa di anggap memiliki accuracy yang lebih tinggi di banding kan metode rapid-test. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun