Mohon tunggu...
Firyal Nur Afnania
Firyal Nur Afnania Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi UIN

Semangat!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Seseorang Mengekspresikan Marahnya? Apakah Berbeda-beda?

9 Oktober 2022   23:02 Diperbarui: 9 Oktober 2022   23:16 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Emosi yang muncul tergantung dengan apa yang kita alami. Saat berhadapan dengan emosi ada baiknya untuk mengelolanya dengan baik. Mengapa?  Karena jika tidak mengelolanya dengan baik akan berakibat tidak baik pula. Misalnya jika terlalu marah, kemudian kita tidak mampu mengelolanya, maka bisa saja melakukan hal yang tidak diinginkan. Saat marah juga akan membuat seseorang mengambil keputusan yang buruk. Inilah pentingnya mengendalikan emosi dalam hidup. Jika terbiasa dengan emosi yang buruk, itu akan berdampak negatif pada lingkungan kita sendiri. Apakah kalian sudah benar-benar mengenal apa itu emosi marah? Mari kita pelajari bersama.

Marah merupakan emosi yang ditandai dengan adanya penolakan terhadap sesuatu yang tidak sesuai dengan diri kita. Marah dapat dirasakan siapa saja dan itu meruapakan suatu reaksi yang normal terhadap suatu kejadian. Marah juga dapat menggambarkan perasaan seseorang terhadap kondisi lingkungan, objek, hubungan sosial, juga peristiwa. Saat merasa marah, kita harus bisa mengambil tindakan dan memperbaiki keadaan. Jika salah dalam mengambil tindakan, maka akan menyesal di kemudian. Respon marah setiap orang bisa berbeda-beda, beberapa orang mengekspresikan marahnya dengan diam, berteriak, memukul orang lain, bahkan ada juga yang menyakiti dirinya sendiri. Oleh karena itu, kelola lah kemarahan dengan cara yang sehat. Ketika marah biasanya wajah akan memerah, otot tubuh akan menegang, juga detak jantung meningkat. Seseorang yang mudah marah dapat disebabkan oleh beberapa seperti, kurang tidur, depresi, dan gangguan bipolar. Emosi marah ini termasuk kedalam emosi negatif, tanpa kita sadari emosi negatif ini merusak jiwa jika terlalu berlebihan. Ketika seseorang merasa kewalahan dalam mengontrol kemarahan yang berlebih, maka carilah bantuan tenaga kesehatan mental. Mengapa perlu? Jika seseorang yang kesulitan mengontrol marah, akan mempengaruhi hubungan dengan orang sekitarnya. Seseorang yang tak bisa mengontrol marahnya juga akan berisiko penyakit jantung, tekanan darah yang tinggi, juga stroke. Perlu kalian ketahui bahwa marah memiliki fungsi yaitu membuat kita lebih positif, seseorang yang sudah meluapkan rasa marahnya juga akan merasa lebih tenang. Setelah marah juga akan membantu kita dalam berpikir positif. Kemarahan juga dapat membantu mengatasi stres yang kita rasakan, dan melalui marah kita akan melepaskan ketegangan yang ada pada tubuh kita. Maka dari itu menahan amarah juga tidak baik, lepaskanlah amarah agar merasa lebih tenang.

Ketika anak sedang marah tak apa kita biarkan anak berekspresi, setelah marah kita bisa menenangkan anak. Mengapa demikian? Karena emosi marah merupakan emosi yang normal. Marahnya seorang anak juga pasti tak akan lama. Tetap perhatikan emosi anak, jangan biarkan mereka mengekspresikan emosinya sendiri. Ketika merasa anak sudah tenang, ajak lah anak berbicara atau bermain agar anak lupa dengan apa yang sudah terjadi.

Emosi takut merupakan emosi yang kita rasakan ketika merasa terancam akan sesuatu. Takut juga merupakan suatu emosi dasar manusia. Ketika merasa takut kita bisa saja menghindar ataupun lari. Seligman (1975) dan Schwartz (1989) mengungkapkan bahwa ketakutan merupakan kondisi emosional yang berasal dari objek spesifik. Penyebab dan pemicu kecemasan berbeda-beda pada setiap orang, rasa takut bisa dikarenakan pengalaman ataupun trauma akan masa lalu. Ketika sedang takut, tubuh kita akan mengalami beberapa reaksi seperti, tangan dan kaki terasa dingin, mengigil, juga jantung akan berdegup kencang. Banyak yang beranggapan takut dan cemas itu merupakan dua hal yang sama. Namun perlu kalian ketahui bahwa takut dan cemas merupakan dua hal yang berbeda. Takut merupakan perasaan yang kita rasakan ketika sedang menghadapi hal yang sedang terjadi atau sudah terjadi. Sedangkan cemas merupakan perasaan yang kita rasakan sebelum terjadinya sesuatu. Cemas ini bisa seperti membayangkan hal yang belum terjadi, misalnya cemas akan apa yang terjadi besok hari. Sedangkan takut itu seperti kita sedang berhadapan dengan perampok, kemudian perasaan takut pasti akan muncul. Kecemasan yang berlebihan akan berdampak buruk bagi kehidupan sehari-hari. Takut dan cemas dapat diakibatkan oleh beberapa hal yang sama seperti trauma dan tekanan.

Bagi anak, emosi takut ini juga adalah hal yang normal. Ketika anak sedang merasa takut, anak akan meminta perlindungan kepada orang terdekatnya. Mereka bisa minta perlindungan dengan cara menangis, biasanya anak juga akan takut dengan orang yang baru saja di temuinya. Maka dari itu jika anak menangis ketika bertemu dengan orang baru, itu merupakan hal yang wajar. Sebagai orang tua juga harus bisa menjadi pelindung bagi anaknya, banyak zaman sekarang anak yang merasa tak memiliki pelindung. Mengapa? Bisa dikarenakan anak merasa orang tuanya tak memperdulikan keberadaannya. Hingga akhirnya anak merasa bingung mencari perlindungan kepada siapa. Saat anak sudah merasa tak diperdulikan, maka tumbuh kembang emosinya juga akan berdampak buruk. Mari selalu memperhatikan anak agar tak menyesal dikemudian hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun