Mohon tunggu...
Firra Kholisha
Firra Kholisha Mohon Tunggu... Lainnya - -

My friends call me Firra. Sometimes I like to spend my time with my goat stuffed or I call him embe. I also like to do something creative like writing, simple designs and get interested in hijab fashion. This page contains only a few photographs, videos, and writings that I have produced.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menginap di Homestay Seru Gak Sih?

11 November 2018   20:24 Diperbarui: 11 November 2018   20:41 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa kalian termasuk seorang traveller? Kalian tahu perkembangan pariwisata belakangan ini? Menpar Arief Yahya menargetkan jumlah kunjungan wisman sebesar 20 juta wisman pada 2019, Presiden Jokowi juga meminta Menpar Arief Yahya untuk membangun 10 destinasi prioritas hingga membangun 100 ribu homestay.

Pada tulisan kali ini saya akan bercerita pengalaman tinggal di Homestay. Sewaktu saya semester 4 saya sempat mengikuti program studi lapangan di Desa Wisata Nglanggeran dan bertempat tinggal di homestay Bapak Sunaryo dengan ketiga teman.

Nah, sekarang saat semester 7 saya datang kembali untuk melaksanakan program magang.

Awal magang saya tinggal di rumah yang khusus digunakan untuk magang dan pengabdian masyarakat karena program berlangsung lama. Saya melaksanakan magang 3 bulan (cukup lama kan), jadi saya merasa bosan dan ingin mencari suasana baru.

Kemudian di bulan terakhir, saya memutuskan untuk pindah tinggal dirumah Bapak Sunaryo. Ternyata bapak sekeluarga masih mengenal dan bersedia menerima kedangan saya dirumahnya (wah senangnya).

Sore itu, saya baru selesai menjalani aktivitas seharian dan cukup merasa lelah, kemudian memutuskan untuk langsung pulang ke homestay.

Berhubung lokasi homestay dan sinyal tidak bersahabat, jadi saya harus duduk di luar rumah dulu karena kalau di ruang tengah tidak stabil. Kalian jangan takut untuk menginap di homestay Nglanggeran, karena sekarang sudah diadakan pemasangan wifi pada beberapa rumah. Kenapa tidak semua? Itu tergantung pemilik rumah nya ya.

Setelah saya memasuki homestay, langsung saja menuju dapur untuk membuka pintu belakang karena gelap. Ternyata sedang ada bapak pemilik rumah memberi makan sapi peliharaannya. Awalnya saya kaget melihat si bapak dan ternyata ada si mbah dan tetangga yg sedang berbincang. Kemudian pandangan saya beralih pada sapi dirumah si bapak.

Saya pun tertarik untuk melihat sapi tersebut lalu saya bertanya "pak, sapi nya lagi hamil?" Lalu si bapak berkata "iya, yang ini (sapi berwarna putih) lagi hamil. Baru 2 bulan kalau jadi". Saya pun mengelak "bukan sapi itu (sapi berwarna putih), yang paling pinggir pak (sapi berwarna cokelat dengan kepala belang putih)". Si bapak pun menjawab "oh iya itu lagi hamil juga"

Rasanya saya terkesima melihat sapi cantik milik si bapak. Kemudian saya menaruh tas dikamar dan membawa hp untuk mengabadikan kecantikan sang sapi. Ini diaa fotonyaa...

dokpri
dokpri
Si bapak sedang sibuk menyiapkan makanan untuk sang sapi, "makananmu kalah sama dia" . Lalu saya bingung. Ternyata kata si bapak makanannya export dari luar negri, satu karung berharga 200.000 rupiah dan habis dalam 10 hari. Oh iya FYI sapi di rumah si bapak ada 4 ibu sapi dan 2 anak sapi

Waktu berjalan dan saya masih melihat sapi cantik itu. Kemudian saya tersadar kok mereka besar semua yaa. Ternyata kata si bapak mereka semua sedang mengandung (waaaw, sapi bumil berkumpul). Karena mereka semua perempuan timbulah pertanyaan (dari mana mereka bisa hamil kah??). Bapak pun menjelaskan jadi mereka disuntik gitu makanya setelah 2 bulan kehamilan baru bisa diperiksa dan terlihat hamilnya jadi apa nggak.

dokpri
dokpri
Beralih dari sapi bumil yang kelaparan. Saya pun melihat ada ayunan kecil yang digantung di pohon cokelat dengan berbangku sepotong kayu. Lalu saya mencoba ayunan tersebut.

Kemudian saya menerawang ke sekitar halaman belakang rumah si bapak. Terdengar ricuh suara ayam yang berlari, sang kambing yang sedang menyantap makan sore ditemani dengan perbincangan si mbah dan temannya. Suasana sore yang tidak saya temukan di Jakarta, melainkan suasana yang mengingatkan saya akan kampung halaman di Boyolali. 

Memasuki waktu maghrib si Ibu menyiapkan makan malam. Saya diajak untuk ikut makan bersama. Kami makan sambil berbincang, karena pada pagi hari bapak dan ibu mecari rumput untuk makan sapi.

Gimana temen-temen, penasaran ga sama pengalaman menginap di homestay. Pastinya bakal jadi pengalaman baru dan seru deh. Kalian bisa punya keluarga baru, berinteraksi dengan kultur yang mungkin berbeda. Mumpung sebentar lagi memasuki waktu liburan, boleh nih kalian coba pengalaman menginap di homestay dan ikut memajukan perekonomian desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun