Mohon tunggu...
Firra Kholisha
Firra Kholisha Mohon Tunggu... Lainnya - -

My friends call me Firra. Sometimes I like to spend my time with my goat stuffed or I call him embe. I also like to do something creative like writing, simple designs and get interested in hijab fashion. This page contains only a few photographs, videos, and writings that I have produced.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

2 Minggu Hidup bersama Masyarakat Pulau Buku Limau, Belitung Timur (Bagian 2)

25 Juni 2018   18:33 Diperbarui: 25 Juni 2018   22:18 1385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : PribadiSumber : Pribadi
Sumber : PribadiSumber : Pribadi
Sumber : WhatsApp

Nah ini gajauh beda sama pempek, rasanya juga hamper mirip. Makanan ini adalah pentol goring. Kalian bisa temuin di warung sekitar pulau, cukup dengan Rp 1.000,- . Karna rasanya yang enak dan murah tentunya ini jadi favorit anak-anak. Apalagi disantap waktu istirahat briefing sambil ngopi, pas banget deh.

Gimana? Kayaknya enak-enak kan makanan disana, berbagai olahan ikan segar. Sebenarnya Pulau Buku Limau ini sangat indah tapi belum terkelola dengan baik, mungkin karena tingkat pendidikan yang rendah dan kurangnya keinginan dari masyarakat. 

Saat saya sedang mengobrol dengan seorang teman pemuda disana, disana sempat ada beberapa turis lokal dan luar negeri. Mereka menginap beberapa hari dan bermalam dirumah warga. Teman saya ini juga sempat mengantarkan turis tersebut menggunakan kapalnya tetapi pelayanaan jasa semuanya diatur oleh pengelola di kota. Masyarakat lokal belum berperan dalam kegiatan turis tersebut karena keterbatasan bahasa dan pengetahuan.

Pengelola desa juga berkata belum adanya pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah untuk memajukan pariwisata disana. Padahal sudah ada turis yang berkunjung tetapi pengelola pusat tidak memberikan timbal balik kepada masyarakat dan mengajak masyarakat untuk aktif berperan. Adanya pariwisata seharusnya dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat selain melaut dan meningkatkan perekonomian.

Salah satu pengelola desa sempat berkata akan membentuk kelompok sadar wisata. Tetapi menurut saya perlu adanya niat dan usaha keras. Karena kebiasaan yang sudah tertanam dimasyarakat sulit dirubah. Hal ini adalah tantangan yang saya dan tim hadapi yaitu mengajak para pemuda berdiskusi dan memberikan informasi mengenai peluang untuk memajukan desa mereka. Jadi saat ini menurut saya masyarakat lokal belum merasakan dampak dari adanya pariwisata (kunjungan turis). 

Karena pengelolaan dan keterlibatan pemberi jasa masih berasal dari luar pulau, sedangkan masyarakat asli pulau hanya berperan sebagai pendukung dan orang balik layar. Keuntungan yang didapatkan masyarakat berupa penyewaan kapal nelayan untuk mengantarkan wisatawan menyebrang pulau. Biasanya turis yang berkunjung singgah ke pulau penanas dan hanya beberapa yang menginap di Pulau Buku Limau. 

Keterbatasan bahasa dan pengetahuan juga membuat masyarakat lokal belum dilibatkan oleh penyedia jasa dari luar, sehingga mereka tidak sadar akan adanya peluang ekonomi dalam kegiatan pariwisata ini. Jadi perlu adanya peran perangkat desa dan pemerintah pusat untuk ikut memajukan pariwisata di Pulau Buku Limau.

*** Ayo Maju Masyarakat Pulau Buku Limau, Ayo Majukan Pariwisata Indonesia Melalui Keindahan Bawah Lautmu***

[Sumber yang double karena sulit di edit ulang]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun