Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Belajar dari Kegagalan Bisnis Kuliner

9 Maret 2023   12:29 Diperbarui: 9 Maret 2023   12:44 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

7. Tidak yakin bahwa bisnis butuh uang untuk bertumbuh dan berkembang.

Ini yang sering menjadi maslah, dalam proses pengembangan bisnis, baik membuat produk baru, diversifikasi produk, tentu diperlukan riset, dan hanya sekedar riset saja membutuhkan dana agar proses tersebut bisa berhasil.

8. Menghabiskan terlalu banyak uang, Over Budget, besar pasak daripada tiang.

Tentu saja hal ini seperti bom bunuh diri yang lama kelamaan akan menghancurkan bisnis. Dan ini sering terjadi saat ini, dimana daya beli masyarakat turun, berusaha menghasilkan produk baru, apalagi tidak tahu cara menghitung harga pokok penjualan, yang membuatnya salah dalam menentukan harga jual.

9. Gagal untuk meminta tolong atau tidak ada kerja tim.

Poin ini sama dengan pada point nomor 5, namun lebih pada tidak adanya keseimbangan antara kerja business owner dengan para karyawan sebagai tim.

10. Menolak melesatkan bisnis lewat digital media.

Di era saat ini, sangat rugi bila ada pemilik bisnis yang tidak bisa dan tidak mau menggunakan media digital. Saat ini pun masih ada, dan lambat laun akan ketinggalan jaman dan kalah dengan pendatang bisnis baru.

Ilustrasi (Sumber: Dokumen pribadi)
Ilustrasi (Sumber: Dokumen pribadi)

Semoga beberapa kesalahan tersebut dan sedikit catatan serta informasi tentang "belajar dari kegagalan bisnis kuliner" ini bermanfaat untuk kita, dan juga Anda yang saat ini akan terjun di dunia bisnis kuliner, apalagi kalau kita memiliki visi jangka panjang, agar bisnis bisa bertahan, mungkin tidah hanya untuk saat ini, namun juga untuk anak cucu kita. .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun