Nafasku berembus mengukir asa
Di dinding gua, di tanah gersang, di hutan, di laut, dan di mana-mana
Akulah yang merangkai sejarah, dari kata hingga aksara
Yang tersimpan dalam lembaran kayu tipis
Aku benci karena harus membacanya
Di setiap lembar ada hikayat duka dan nyanyian elegi yang menghantui
Ada pula kisah asmara yang menghanyutkanku dan larut di dalamnya
Akulah yang menciptakan, membuat, dan menanam
Agar waktu berlalu lebih cepat
Akibatnya, aku lupa siapa diriku
Sombong, angkuh, bahkan aku lupa keluargaku
Sahabat, juga semua orang yang mencintaiku
Peperangan dan perdamaian ada dalam genggamanku
Aku pandai berbohong dan menipu, bukan hanya pada orang lain
Tetapi juga pada diriku sendiri
Aku sangat pandai membuang waktu
Hingga aku lupa ke mana tujuanku
Aku lupa mengapa ada di sini
Aku lelah mengingat
Dan seingatku, tiada seorang pun yang setia menyebut namaku
Berangsur wujudku hilang dalam warsa
Pada dinding gua dan tanah gersang
Aku akan berpulangTanggamus, 09 Maret 2020