Mohon tunggu...
Firman Darmawan
Firman Darmawan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya menyalurkan hobi dalam tulis menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"Julia’s Eyes" (2010) : Sebuah Thriller Klasik Sederhana yang Memukau

25 Januari 2012   01:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:29 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Title: Julia’s Eyes (original title : los ojos de Julia)

Year : 2010 Genre: Horror/Thriller/Crime/Mystery

Duration: 1 hr 52 mins Directed by: Guillem Morales Written by: Guillem Morales, Oriol Paulo Starring: Belen Rueda, Lluis Homar, Pablo Derqui

Fright Rate : **** (4/5)

Julia’s Eyes (2010) : Sebuah Thriller Klasik Sederhana Yang Memukau

Terus terang saja, tidak ada hal yang bisa membuat saya tertarik menonton Julia’s Eyes ini selain nama besar Guillermo del Toro. Saya nggak terlalu kenal dengan Guillem Morales, Oriol Paulo, dan kawan-kawannya, karena mungkin saya memang jarang nonton film-film Spanyol. Film-film yang dimotori oleh Guillermo del Toro selalu saja enak ditonton, karena blending drama, thriller dan horror yang sangat pas, menurut pendapat saya. Julia’s Eyes adalah film berbahasa Spanyol yang disutradarai oleh Guillem Morales dan skenarionya ditulis secara keroyokan oleh Guillem Morales dan Oriol Paulo. Satu-satunya aktris yang saya kenal dalam film ini adalah Belen Rueda yang juga pernah main di salah satu film Guillermo del Toro yaitu The Orphanage (2007). Untuk ukuran sebuah film horror/thriller, durasi Julia’s Eyes termasuk cukup panjang karena nyaris menyentuh 2 jam. Meski durasinya lumayan lama, tetapi Guillem Morales cukup piawai untuk membuat penonton tidak mengantuk dan tetap duduk hingga film selesai. Julia’s Eyes juga cukup banyak meraih nominasi di berbagai festival film seperti di Brussels International Festival of Fantasy Film tahun 2011 (untuk sutradara terbaik, Guillem Morales) dan Cinema Writer’s Circle Awards di Spanyol, juga di tahun 2011 (untuk aktris terbaik, Belen Rueda).

1327455462408010270
1327455462408010270
Julia’s Eyes berkisah tentang Julia Levin (Belen Rueda) yang sedang menyelidiki penyebab kematian saudara kembarnya Sara (pemerannya juga Belen Rueda). Sara ditemukan oleh Julia dan Isaac (Lluis Homar), suami Julia, gantung diri di basement rumahnya. Julia dan Sara sama-sama memiliki penyakit mata degeneratif yang lama kelamaan akan membuat buta. Julia yakin bahwa kematian Sara bukanlah bunuh diri, melainkan ada pembunuh yang memang sudah lama mengincar Sara. Tetangga Sara yang juga buta, memberikan keterangan pada Julia bahwa Sara sering mengunjungi Baumann Center, semacam rumah sakit bagi orang-orang cacat fisik, untuk sekedar berkonsultasi, mendapatkan perawatan khusus, bahkan mendapatkan teman bagi Sara yang buta. Disinilah Julia berhasil “nguping” dari teman-teman Sara bahwa sebenarnya Sara punya pacar. Dalam penelusuran keterangan tentang pacar Sara, Julia selalu dibuntuti oleh seorang pria misterius yang seringkali dilaporkan pada polisi oleh Julia. Tetapi polisi selalu kehilangan jejak, seakan pria tersebut “tidak terlihat” dan akhirnya polisi menganggap Julia paranoid akibat keterbatasan penglihatannya serta tidak mempercayainya lagi. Mau tidak mau, Julia harus berpacu dengan waktu untuk menemukan siapa pembunuh Sara dan siapa sebenarnya pria misterius yang selalu membuntutinya dan mungkin juga mengincar nyawanya sebelum mata Julia terlanjur buta.

1327455514425430324
1327455514425430324

Seperti tipikal film-film del Toro lainnya, nuansa Julia’s Eyes masih tetap suram, dingin, dan cenderung misterius. Entah mengapa del Toro selalu tertarik dengan film-film yang bernuansa suram seperti ini, seakan cenderung memberi semacam trademark bahwa ini adalah karya del Toro. Saya masih teringat betapa suram, misterius dan sangat penuh fantasinya Pan’s Labyrinth (2006), meski bukan termasuk film horror ataupun thriller. Tetapi yang jelas, del Toro nampaknya jarang salah lirik orang dalam memproduseri suatu film, karena rata-rata film del Toro laris manis di pasaran, termasuk yang baru dirilis seperti Don’t be Afraid of The Dark (2011). Kali ini del Toro mengajak Guillem Morales dan Belen Rueda untuk berkolaborasi dalam Julia’s Eyes dan lagi-lagi hasilnya sangat apik untuk ditonton dan jauh dari kata mengecewakan.

Jalan ceritanya meski sangat mudah ditebak, tetapi endingnya lumayan mengejutkan, meski tidak sampai membuat penonton berteriak “What the h*ll….” Filmnya sendiri merupakan suatu perpaduan yang unik antara sebuah horror dan thriller serta crime mystery, yang masih tetap bertipe whodunit movie sehingga penonton juga seakan ikut diajak memecahkan misteri yang ada dari sudut pandang sang protagonis. Banyak sekali adegan yang memang sengaja mengambil sudut pandang dari penglihatan Julia yang hanya tinggal 20% saja, sekedar memberikan efek psikologis pada penonton. Meski adegan semacam ini sering diulang, tetapi jauh dari kata membosankan dan cenderung tidak menjadikannya sebagai suatu adegan yang murahan.

13274556152010510241
13274556152010510241

Nuansa creepy memang tidak terlalu terasa dalam film ini karena mungkin memang Guillem Morales sengaja merancang Julia’s Eyes bukanlah menjadi suatu tontonan horror/thriller yang menakutkan dan berat, namun menjadi suatu film yang lebih nyaman untuk dinikmati oleh penonton sembari menikmati cemilannya selama menonton. Twist plot juga ada disana-sini, namun tak sampai membuat penonton mengernyitkan alis untuk kembali mengingat apa yang sebenarnya terjadi sebelumnya, semuanya berjalan sangat ringan dan mudah dicerna. Sebagai penutup, Julia’s Eyes menyajikan suatu classic thriller buatan Spanyol khas milik del Toro yang sangat mudah dinikmati oleh movie freak atau non movie freak karena sangat sederhana, namun jauh dari kesan murahan. Mirip sebuah novel giallo yang sangat mudah sekali “dikunyah” oleh siapapun. Angkat topi untuk Guillermo del Toro dan Guillem Morales.

13274557391747654906
13274557391747654906

See more movie reviews in http://the-phobia.blogspot.com/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun