Dalam mengungkap kasus ini, para Tim Spotlite berusaha mencari dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dan sejelas-jelasnya. Pencarian dan pengumpulan data dilakukan dengan cara membedah dokumen-dokumen lama, wawancara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan; saksi, korban, ahli, dan juga membaca literatur-literatur terkait. Hal ini dilakukan agar hasil reportase tidak salah dan bisa menjadi acuan serta sumber dalam mengungkap kebenaran pada liputan investigasi.
Proses investigasi pun berlangsung. Berbagai macam rintangan dan cobaan dalam mengungkap kebenaran pun dihadapi oleh Tim Spotlite. Seperti susahnya mendapatkan dokumen yang sifatnya bukan untuk publik, dokumen yang rusak atau hilang, ditolak narasumber ketika ingin mewawancari, dan berbagai rintangan lainnya yang dihadapi. Pada poin ini yang ingin ditekankan adalah seorang jurnalis investigasi harus "tahan banting".Â
Ya, jika tidak tahan banting, bisa saja liputan investigasi gagal karena terlalu cepat menyerah dan tujuan untuk membongkar skandal publik menjadi gagal.
Kemampuan lobi dan negosiasi juga harus dimiliki oleh jurnalis investigasi. Kemampuan ini sangat penting sekali untuk memudahkan jurnalis mendapatkan data dan informasi dalam mengungkap skandal. Kemampuan lobi dan negosiasi ini terlihat dari salah satu anggota Tim Spotlite yang berhasil melobi petugas administrasi berkas di pengadilan untuk membuka dokumen yang sifatnya rahasia.Â
Selain itu, kemapuan negosiasi juga terlihat ketika salah satu anggota tim mencoba untuk melakukan negosiasi kepada mantan pengacara korban pelecehan seksual untuk memberikan informasi penting.
Selain "tahan banting", jurnalis investigasi harus sabar. Sabar adalah kunci dalan peliputan investigasi karena tidak ada liputan investigasi yang membutuhkan waktu sebentar. Liputan investigasi adalah liputan yang terencana dengan sangat matang. Hal ini terlihat dari keseluruhan aktivitas Tim Spotlite, di mana dalam mengungkap kasus ini dibutuhkan waktu hampir satu tahun.
Lamanya waktu tersebut juga menggambarkan keprofesionalitasan jurnalis investigasi. Seperti pada Film Spotlite, yang mana mereka mencoba untuk meng-keep liputannya walaupun sudah terbukti. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi pencemaran nama baik atau bahkan menuduh, sehingga jurnalis investigasi bekerja keras dan teliti untuk memastikan bahwa informasi yang didapat adalah benar dan bisa dipertanggungjawabkan.Â
Untuk mencegah penyebaran informasi, para Tim Spotlite pun memutuskan untuk menutup arus informasi mengenai kegiatan investigasi ini dari pihak manapun, termasuk teman sekantor dan keluarga.
Tak berbeda dengan jurnalisme non investigasi, jurnalis investigasi ketika menjalankan tugasnya juga harus tetap berdasarkan pada kaidah-kaidah jurnalistik dan juga tetap berlandaskan kode etik jurnalistik. Â
Hal ini terlihat ketika proses wawancara dengan korban di mana para reporter tetap menanyakan kepada narasumber apakah identitasnya boleh ditulis atau tidak, apakah harus off the record, dan lain sebagainya yang memposisikan kebenaran hak narasumber. Para jurnalis pun sangat konsisten dan tidak terintervensi oleh pihak manapun selama proses investigasi berlangsung.
Oke, itu dia beberapa cara kerja jurnalis investigasi yang ada pada Film Spotlight. Secara keseluruhan, yang perlu digarisbawahi adalah, peliputan investigasi adalah peliputan terencana yang membutuhkan waktu lama. Oleh karena itu, jika kita ingin melakukan liputan ini maka yang harus disiapkan adalah perencanaan yang matang dan tentu kesabaran yang besar.