Mohon tunggu...
Raden Firkan Maulana
Raden Firkan Maulana Mohon Tunggu... Pembelajar kehidupan

Menulis untuk Kehidupan yang Lebih Baik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Angkot Pintar, Kebijakan Pemkot Bandung Mengatasi Kemacetan

27 Juni 2025   17:54 Diperbarui: 27 Juni 2025   17:54 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, pada hari Rabu lalu (25 Juni 2025) melalui walikotanya mengeluarkan kebijakan bahwa salah satu cara untuk mengatasi kemacetan lalu lintaas di Kota Bandung adalah melalui Angkutan Kota (Angkot) Pintar. Kebijakan ini dimaksudkan agar warga Bandung tertarik menggunakan Angkot Pintar untuk bepergian, dibanding menggunakan kendaraaan pribadi.

Konon Angkot Pintar ini dananya murni dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2026 Kota Bandung sebesar Rp 150 miliar. Pada tahap awaal di tahun 2026 nanti, layanan Angkot Pintar ini akan melayani 3 zona yaitu Bandung Utara, Bandung Tenggara dan Bandung Barat Daya, dengan pembangunan 500 halte titik jemput.

Armada mobil Angkot Pintar ini  diperkirakan mencapaai 5000 unit. Para sopir nanti akan digaji oleh Pemkot Bandung. Para sopir juga akan menerima insentif berdasarkan jumlah perjalanan dan kualitas layanan, bukan berdasarkan jumlah penumpang yang naik.

Warga Bandung yang akan menggunakan Angkot Pintar ini harus berlangganan sebesar Rp 100.000 per bulan, tanpa batas jumlah perjalanan selama berlanggganan. Jika mau naik, calon penumpang melalui telepon pintarnya akan membuka aplikasi Angkot Pintar, lalu memilih halter terdekat untuk dijemput. Selanjutnya Angkot Pintar akan datang menjemput.

Angkot Pintar ini akan dilengkapi teknologi canggih, berupa sistem navigasi berbasis SIM Card yang terhubungan dengan aplikasi. Di dalam unitnya akan disediakan layar digital dan layanan internet Wi-Fi serta port pengisian daya listrik untuk telepon seluler.

Waktu operasional Angkot Pintar ini dimulaai sejak jam 06 pagi hingga jam 22 malam. Di luar jam tersebut, Angkot Pintar tidak akan memenuhi permintaan penumpang baru. Hal ini dikarenakan terkait dengan faktor keselamatan pengemudi dan penumpang itu sendiri.

Betulkah Untuk Mengatasi Kemacetan?
Sebagai warga Bandung, saya merasa biasa-biasa saja dengan rencana ini. Malah sedikit tidak yakin kalau Angkot Pintar ini akan mengatasi kemacetan lalu lintas Kota Bandung yang sudah akut ini. Kalau menurut saya sih, justru bakal menambah kemacetan karena bakal hadirnya sebanyak 5000 unit Angkot Pintar.

Jumlah kendaraan di Kota Bandung ini sudah semakin banyak. Saya tidak tahu persisnya karena harus bertanya ke Dinas Perhubungan. Namun, sebagai pengguna jalan yang setiap hari menyusuri jalanan Kota Bandung, saya merasakan betul betapa sesaknya ruas jalan yang ada dengan banyaknya motor, mobil, bus, truk bahkan beca pun masih ada.

Sebetulnya, keberadaan Angkot Pintar di Kota Bandung ini sudah ada sejak dulu. Kalau tidak salah, di tahun 2016 lalu. Namun itu produk kebijakan yang gagal karena tidak jelas skema pelaksanaannya. Angkot Pintar pada waktu itu di dalam angkotnya menyediakan buku-buku bacaan sebagai penarik minat. Angkot Pintar waktu itu hanya tersedia satu-dua unit saja di rute-rute percontohan. Tak lama kemudian Angkot Pintar pun lenyap.

Berkaca dari kegagalan yang pernah ada di tahun-tahun sebelumnya, saya hanya memikirkan bahwa keberadaan Angkot Pintar ini mustahil akan menghilangkan kemacetan lalu lintas di Kota Bandung. Menurut  saya, ada beberapa hal terkait hal ini.

#1. Belum adanya Rencana Induk Pengembangan Transportasi Bandung Raya
Jika ingin mengurangi kemacetan, seharusnya pemerintah daerah di wilayah Bandung Raya (Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan Kabupaten Sumedang)  membuat Rencana Induk Pengembangan Transportasi Bandung Raya. Rencana induk ini untuk mengintegrasikan transportasi antar daerah tersebut.

#2. Belum adanya Rencana Induk Pembangunan Transportasi Publik Terintegrasi
Hal selanjutnya adalah terkait transportasi publik. Di Kota Bandung dan daerah-daerah sekitarnya, belum ada transportasi publik yang terintegrasi. Saya jika mau bepergian dari Kota Bandung ke daerah yang masuk Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung, lebih nyaman, murah dan cepat menggunakan kendaraan pribadi (motor) daripada naik angkutan umum.

Jadi, Angkot Pintar ini mau terintegrasi dengan layanan moda trasnportasi darat apa lainnyaa? Dengan kereta api lokal? Dengan bus Trans Metro Jabar? Dengan Bus Damri?

#3. Rute Angkot
Jika operasional Angkot PIntar ini seperti cara memesan transportasi online, berarti Angkot Pintar ini tidak mempunyai rute. Ini masih membingungkan. Harusnya ada rute angkot yang memudahkan penumpang untuk naik dan bepergian ke tujuan.

Rute Angkot Pintar ini, harus berbasis dari kantong-kantong pemukimaan warga berupa komplek-komplek perumahan yang keberadaannya menyebar di pinggiran Kota Bandung hingga berada di wilayah-wilayah tetangga seperti Kabupten Bandung, Kota Cimahi dan lain-lain. Idealnya, halte-halte pemberangkatan berada di kantong-kantong pemukiman tersebut.

#4. Sebagai Pengumpan (Feeder)
Jadi dalam rangka mengurangi jumlah kendaraan di jalanan Kota Bandung, maka unit Angkot Pintar hanya terbatas mengantar penumpang hingga ke jalan arteri besar dan ke terminal saja. Untuk selanjutnya, nanti para penumpang akan pindah ke mikro-bus untuk bepergian ke tujuan berikutnya.

Saya yakin kalau Angkot Pintar sebagai pengumpan, jalan-jalan di Bandung akan sedikit lengang karena tidak ada angkot dan juga jumlah kendaraaan pribadi akan berkurang. Jika berkurang seperti itu, maka kemacetan lalu lintas pun akan berkurang.

#5. Karakteristik Jalan yang Sempit
Kota Bandung sendiri sebagai sebuah kota, tidak begitu besar wilayahnya. Sejak jaman Belanda, jalan-jalan di Kota Bandung ini umumnya mempunyai kelebaran sekitar 4 meter saja. Selain itu, panjang jalannya pun pendek-pendek karena banyak persimpangan.

Dan hingga kini, ruas jalan di Kota Bandung tidak pernah bertambah panjangnya kecuali dengan pembangunaan jalan layang baru dan juga jalan By Pass serta jalan toll.

Oleh karenaa itu, jadi alangkah bijak jika rute Angkot Pintar ini hanya dibatasi sebagai pengumpan saja (feeder) ke titik-titik tertentu. Karena kalau Angkot Pintar ini harus menjelajahi berbagai pelosok jalan Kota Bandung, maka dijamin kemacetan masih tetap akan terjadi.

#6. Kesiapan Aspek Sosial
Keberadaan angkot-angkot yang sudah ada  terlebih dahulu, perlu dipikirkan dan diperhatikan secara serius. Para sopir angkot dan pengusaha angkot akan  sangat sensitif terhadap kebijakan angkutan umum yang dikeluarkan pemerintah.

Mereka akan merasa kepentingan ekonominya terganggu bila ada kebijakan seperti perubahan tarif, penambahan armada, perubahan rute, penambahan rute dan sebagainya. Bahkan sopir bisa begitu gampang tersulut emosinya. Sehingga tak heran sering muncul pemogokan-pemogokan yang dikhawatirkan menjurus anarkis.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun