Mohon tunggu...
Raden Firkan Maulana
Raden Firkan Maulana Mohon Tunggu... Pembelajar kehidupan

Menulis untuk Kehidupan yang Lebih Baik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Realistis-kah Jalur Rel Kereta Api Bandung - Ciwidey di Re-aktivasi?

12 Mei 2025   19:20 Diperbarui: 12 Mei 2025   19:20 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batang rel kereta api di tengah pemukiman (Sumber: Kompas)

Salah satu gebrakan Dedi Mulyadi "Bapa Aing" selaku Gubernur Jawa Barat di Maret 2025 kemarin adalah rencana mengaktifkan kembali (re-aktivasi) jalur kereta api Bandung-Ciwidey yang sudah lama tak berfungsi. Jalur kereta api ini merupakan peninggalan Belanda, yang sempat jadi primadona warga Bandung-Ciwidey sebagai angkutan bepergian.

Menurut Dedi Mulyadi, tujuan reaktivasi tersebut adalah untuk mendorong dan mendukung sektor pariwisata di daerah Bandung Selatan, khususnya Ciwidey untuk semakin berkembang maju. Beliau mengatakan, keunggulan kereta api ini karena bisa mengangkut banyak orang dan barang.

Beliau menambahkan, reaktivasi ini sebagai wujud kongkrit dari program prioritas Pemerintah Provinsi Jawa Barat yaitu mewujudkan transportasi publik yang bermanfaat bagi masyarakat. Dengan adanya re-aktivasi jalur Bandung-Ciwidey maka akan mengurangi kemacetan di jalur tersebut.

Tidak bisa dipungkiri ruas jalan raya dari Bandung ke Ciwidey melalui rute Dayeuhkolot-Banjaran-Soreang sudah sangat padat oleh berbagai jenis kendaraan, baik itu mobil pribadi, mobil umum, bus, truk, sepeda motor, becak delman dan sebagainya.

Dengana adanya kereta api, maka masyarakat Bandung-Ciwidey akan bisa menggunakan moda tranpsortasi kereta tersebut untuk bepergian. Dampak yang bisa terjadi ke depan adalah mengurangi biaya transportasi, tidak adanya kemacetan, berkurangnya polusi udara dan juga bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Yang dimaksud jalur rel kereta api Bandung-Ciwidey disini adalah jalur rel yang berawal dari Kota Bandung. Dan jalur rel kereta api ini berakhir di Ciwidey, sebagai sebuah kecamatan yang berada di bagian pegunungan selatan wilayah Bandung Raya. Secara administratif, Kecamatan Ciwidey ini masuk dalam Kabupaten Bandung.

Sejarah Jalur Rel
Jalur kereta api Bandung-Ciwidey dibangun oleh Belanda melalui perusahaaan kereta api Staatsspoorwegen (SS) pada tahun 1917. Belanda membangun jalur tersebut untuk memudahkan pengangkutan hasil perkebunan dari daerah Ciwidey dan sekitarnya, seperti teh, kina dan kopi.

Sebagaimana diketahui di daerah pebukitan dan pegunungan Ciwidey, sudah dibangun beberapa perkebunan teh yang luas membentang hingga tersambung ke Pangalengan dan Cianjur Tengah seperti Sukanagara.

Dulu pengangkutan hasil-hasil kebun tersebut dibawa dengan pedati yang biayanya cukup besar untuk sekali pengangkutan sebesar 15-18 sen gulden per ton, namun volume pengangkutannya justru sedikit (Sumber: Wikipedia). Selain itu, jalur jalan yang turun naik serta jauh, membuat perjalanan pedati ini menjadi lama dari segi waktu.

Adapun jalur rel kereta api ini dibangun dari Stasiun Kiara Condong - Stasiun Cikudapaateh - - Stasiun Cibangkonglor - Stasiun Cibangkong - Stasiun Buahbatu - Stasiun Bojongsoang - Stasiun Dayeuhkolot - Stasiun Kulalte - Stasiun Pameungpeuk - Stasiun Cikupa -Stasiun Banjaran - Staisun Cangkuang - Stasiun Citalatiktik - Stasiun Soreang - Stasiun Ciwidey.

Dari Stasiun  Soreang menuju ke Stasiun Ciwidey, pembangunan jalur rel kereta api ini memakan waktu cukup lama karena kondisi geografis yang berbukit-bukit dan banyak lembah. Selain itu harus dibangun juga jembatan karena melewati beberapa sungai.
.
Pada tahun 1924, jalur kereta api Bandung - Ciwidey baru bisa diselesaikan. Beberapa stasiun perhentian dari Soreang ke Ciwidey adalah Sadu, Cukanghaur, Cisondari dan Ciwidey  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun