Mohon tunggu...
R Firkan Maulana
R Firkan Maulana Mohon Tunggu... Konsultan - Pembelajar kehidupan

| Penjelajah | Pemotret | Sedang belajar menulis | Penikmat alam bebas | email: sadakawani@gmail.com | http://www.instagram.com/firkanmaulana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Untuk Saatnya Berhaji, Persiapkan Dana Sejak Jauh Hari

1 Januari 2019   17:24 Diperbarui: 1 Januari 2019   17:33 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pusaran Thawaf | mecca.com

Masjid Nabawi di Madinah | wikipedia
Masjid Nabawi di Madinah | wikipedia
Masjidil Haram | wikipedia
Masjidil Haram | wikipedia
Dalam pemahaman kebanyakan masyarakat, boleh dikata kadar ke-Islaman seseorang baru tercapai sempurna bila telah melakukan semua Rukun Islam, yaitu mengucapkan kalimat syahadat, mendirikan shalat, puasa Ramadhan, menunaikan zakat serta melaksanakan ibadah haji. Namun untuk melaksanakan ibadah haji, harus dipenuhi syarat-syarat tertentu. Untuk Saatnya Berhaji, maka perlu ada persiapan yang matang sejak jauh hari. 

Ibadah haji diwajibkan bagi umat Islam yang mampu secara fisik dan biaya. Mereka itu adalah orang-orang yang sanggup membiayai ongkos untuk melakukan perjalanan ibadah haji ke Mekkah, sehat jasmani dan juga punya bekal bagi keluarga yang ditinggalkan agar terjamin kehidupannya. Selain itu, dituntut pula kemampuan secara rohani yaitu tahu dan paham tata cara (manasik) ibadah haji.

Haji (hajj), secara harfiah adalah sengaja melakukan sesuatu. Haji sebagai rukun Islam mengandung arti yaitu sengaja datang ke Mekkah untuk mengunjungi Kabah (Baitullah) dan tempat-tempat lainnya untuk melakukan serangkaian ibadah seperti ber-ihram, thawaf, sai, wkukuf, mabit, melontar jumrah dan tahallul.

Pada hakekatnya, ibadah haji harus dimaknai sebagai perjalanan mengubah diri untuk menuju kepada Allah SWT. Rangkaian prosesi ibadah haji merupakan replika dari peristiwa-peristiwa jaman dulu, seperti penciptaan Nabi Adam AS, perjuangan Nabi Ibrahim AS dalam melawan godaan setan dan menegakkan perintah Allah SWT serta ketabahan Siti Hajar dalam menghadapi cobaan kerasnya kehidupan. Semua peristiwa itulah yang mesti diingat dan dihayati oleh umat Islam melalui ibadah haji.

Meniatkan Ibadah Haji

Ibadah haji hanya diwajibkan sekali dalam seumur hidup. Banyak orang beranggapan bahwa ibadah haji itu tergantung dari panggilan Allah SWT. Tak heran bila ada seseorang yang hendak pergi haji selalu diminta oleh teman atau kerabatnya agar mendoakan sehingga mereka terpanggil untuk Saatnya Berhaji. Namun bagaimana pun juga, kita tidak bisa menunggu keberuntungan datang menghampiri. Justru kita yang harus berupaya agar kita bisa melakukan ibadah haji atas dasar inisiatif sendiri.

Sejak mulai detik ini, segera tetapkan dalam hati untuk bisa menjalankan ibadah haji. Misalkan, kita menetapkan akan menjalankan ibadah haji lima tahun ke depan atau sepuluh tahun lagi. Untuk merealisasikan rencana itu, maka Anda akan menabung setiap bulannya. Apa pun yang terjadi, jangan pernah Anda mengubah keputusan untuk menunda rencana tersebut. Jika anda mengatakan bahwa akan selalu ada waktu lain untuk melakukan ibadah haji, maka saya jamin bahwa anda tidak akan pernah menemukan waktu yang paling tepat. Kebanyakan orang mengatakan kalau mereka akan pergi ibadah haji bila mereka sudah betul-betul menjadi orang baik dan taat menjalankan ajaran Islam. Padahal sebetulnya mereka sudah mampu secara materi. 

Sehingga banyak orang yang akhirnya selalu menunda-nunda melakukan ibadah haji. Sungguh sangat disayangkan, padahal ibadah haji merupakan sarana buat kita semua untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Bila selama ini kita belum menjalankan ajaran Islam secara menyeluruh, maka Insya Allah dengan ibadah haji ini bisa menginspirasi agar kita berubah dan akhirnya menjalankan ajaran Islam dengan baik.

Sebagaimana sholat dan puasa, ibadah haji pun memerlukan niat. Bagi saya, niat tidak diucapkan ketika akan melakukan ibadah haji tersebut. Bagi saya, niat adalah mengkondisikan diri sejak jauh-jauh hari untuk bersiap-siap melaksanakan ibadah haji. Niat itu akan meresap ke dalam hati, menggerakkan pikiran dan mewujudkannya dalam perbuatan. Contoh dari perwujudan niat, buatlah perencanaan hidup terkait dengan kapan akan melaksanakan ibadah haji, misalkan pada umur 35 tahun selagi fisik tubuh masih kuat dan berangkat bersama dengan orang tua dan isteri. 

Mempersiapkan Dana untuk Ongkos Haji

Biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, biaya untuk melakukan ibadah haji termasuk mahal. Sedikit demi sedikit uang dikumpulkan sejak usia muda. Setelah uang terkumpul, baru bisa pergi ke Tanah suci. Tak heran banyak jemaah haji Indonesia yang berumur sudah tua (di atas usia 50 tahun) karena mungkin dana ibadah haji baru terkumpul setelah sekian tahun lamanya.

Perjalanan ibadah haji bukanlah perjalanan murah. Banyak yang menjual harta bendanya agar bisa beribadah haji. Idealnya, biaya ibadah haji harus dipersiapkan sejak jauh hari. Bagaimana pun juga kita harus membuat rencana keuangan untuk ibadah haji, yaitu mempunyai dana untuk ongkos perjalanan ibadah haji dan mempunyai bekal untuk keluarga yang ditinggalkan.

Secara sederhana, ada tiga langkah utama untuk mempersiapkan dana untuk ongkos perjalanan ibadah haji ini. Pertama, yaitu menabung sedikit demi sedikit untuk mempersiapkan dana BPIH. Biaya perjalanan ibadah haji pada saat ini pasti berbeda dengan tahun depan, lima tahun ke depan atau sepuluh tahun ke depan.  Dari tahun ke tahun biaya perjalanan ibadah haji selalu mengalami kenaikan. Saat kini sudah banyak bank-bank yang mendukung untuk persiapan dana haji ini, termasuk unit usaha syariah Bank Danamon dengan produknya Tabungan Rencana Haji Danamon yang telah diluncurkan sejak Agustus 2018 lalu. 

Melalui Tabungan Rencana Haji Danamon, nasabah hanya perlu menabung secara rutin untuk mencapai target dana setoran awal BPIH sebesar Rp 25 juta. Nasabah bisa melakukan autodebit minimal Rp 300 ribu per bulannya untuk tabungan rencana haji tersebut dengan jangka waktu menabung sesuai kebutuhan yakni sekitar 12 bulan hingga 72 bulan. Jika nanti dana setoran awal BPIH sudah terpenuhi, nasabah akan mendapat pemberitahuan untuk segera melakukan pendaftaran haji sehingga akan mendapatkan nomor porsi haji. 

Bank Danamon juga memudahkan nasabahnya yang ingin mempersiapkan rencana haji bagi anak-anaknya melalui kebijakan nasabah tabungan rencana haji minimal berusia 6 tahun. Selain itu nasabah tabungan rencana haji juga memperoleh perlindungan gratis asuransi jiwa hingga Rp 200 juta. Selain itu nasabah yang meninggal dunia dalam masa pemenuhan target dana awal BPIH, maka dananya dapat dikembalikan kepada ahli waris. Istimewanya lagi, ahli waris bahkan dapat menggantikan nasabah yang meninggal dunia jika sudah mencapai target dana awal BPIH atau jelang keberangkatan ke Tanah Suci. 

Langkah kedua mempersiapkan dana haji adalah sangat disarankan untuk memilih produk investasi. Jangan mengandalkan dana dari pemasukan berupa gaji tetap, bonus, uang pesangon atau warisan. Misalkan, jika tujuan kita sudah jelas akan melakukan ibadah haji sepuuh tahun lagi, maka alangkah baiknya kita mencari tambahan penghasilan dari sumber lain. Contohnya melalui produk investasi keuangan yang berbasis syariah. Prinsip produk investasinya harus berupa penghasilan yang bertumbuh, misalkan emas batangan, tanah, saham, reksadana, obligasi dan sebagainya. Secara jangka panjang akan didapat hasil berupa laba atau bagi hasil.

Langkah ketiga, bisa juga menginvestasikan uang dengan langsung membuka usaha sendiri. Tentunya harus mencari jenis usaha  yang cocok. Namun bagaimanapun ini memerlukan pengorbanan yang tidak sedikit, baik dari segi waktu, tenaga dan biaya. Bila anda seorang pegawai, alangkah lebih baik memulai usaha bekerja sama dengan pihak lain. 

Kemudian jangan lupa untuk membuka tabungan haji. Semua uang yang didapat dari hasil investasi, usaha sampingan atau gaji bisa langsung dimasukkan ke dalam tabungan haji. Untuk nasabah yang sudah mempunyai dana sebesar Rp 25 juta untuk pemenuhan dana awal BPIH, maka Bank Danamon pun sudah menyediakan Tabungan Jemaah Haji dan langsung mendapatkan nomor porsi. Hal ini dikarenakan Tabungan Haji Danamon Syariah sudah terhubung secara online dengan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) Kementerian Agama Republik Indonesia. Selain itu, nasabah juga mendapatkan manfaat dengan dapat melakukan tarik tunai uang dari mesin anjungan tunai mandiri (ATM) dengan mata uang Real di Arab Saudi tanpa ada potongan melalui jaringan ATM Mastercard.

Jika nanti sudah dipastikan kita sudah menjadi calon jemaah haji yang akan berangkat ibadah haji pada tahun tertentu, maka jangan lupa juga mempersiapkan bekal uang selama berada di Arab Saudi. Sebetulnya setiap calon jemaah haji akan menerima uang saku untuk biaya hidup (living cost) sebesar 1500 SR (Saudi Real) di embarkasi haji. Uang sebesar itu sebetulnya bersumber dari dana BPIH yang kita bayarkan. Kalau dipergunakan secara bijak, biaya sebesar itu cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Namun tidak ada salahnya,calon jemaah haji membawa uang lebih untuk berjaga-jaga. Misalkan uang tersebut digunakan untuk membeli oleh-oleh. Uang itu bisa juga menjadi cadangan bilamana uang living cost sudah habis, untuk kebutuhan darurat jika mendadak sakit dan butuh biaya pengobatan yang besar. Bekal uang ini bisa disimpan di dalam Tabungan Haji Danamon, sehingga jika uang nya dibutuhkan maka suatu saaat tinggal mengambil uangnya dari ATM. Praktis dan mudah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun