Mohon tunggu...
R Firkan Maulana
R Firkan Maulana Mohon Tunggu... Konsultan - Pembelajar kehidupan

| Penjelajah | Pemotret | Sedang belajar menulis | Penikmat alam bebas | email: sadakawani@gmail.com | http://www.instagram.com/firkanmaulana

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kota-kota Besar di Indonesia Makin Sakit

5 September 2018   09:34 Diperbarui: 6 September 2018   11:27 2702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(1) Rendahnya komitmen politik semua pelaku pemerintahan kota, 

(2) Kurangnya gagasan, tindakan nyata dan kerja sama antar sektor terkait, 

(3) Rendahnya prioritas pembangunan bagi sektor kesehatan lingkungan perkotaan, 

(4) Terbatasnya alokasi dana anggaran pembangunan kota yang sehat, 

(5) Kurangnya perhatian terhadap dampak kualitas lingkungan kota yang buruk, dan 

(6) Lemahnya sistem pengelolaan kesehatan lingkungan perkotaan.

Tantangan tersebut dari  waktu ke waktu akan terus berubah. Pemerintah kota dan wakil rakyat di DPRD perlu cermat memerhatikan hal tersebut untuk menetapkan kebijakan pembangunan kesehatan lingkungan kota.

Aspek kesehatan lingkungan perkotaan selama ini termasuk jarang diperhatikan dalam pembahasan rumusan rencana pembangunan kota antara pihak eksekutif dan legislatif.

Kalau dirumuskan sederhana, kota yang sehat lingkungannya adalah kota yang seluruh warganya hidup sejahtera karena terpenuhi semua kebutuhan dasarnya mulai dari pekerjaan, pendidikan, pangan, sandang, rumah dan kesehatan.

Kota juga harus membangun dirinya secara seimbang dengan memperhatikan daya dukung lingkungan. Jangan  sampai upaya mengurangi ketimpangan ekonomi malah justru memunculkan terjadinya ketimpangan ekologi. 

Peningkatan kesehatan lingkungan kota juga menuntut adanya partisipasi warga. Pengembangan kesadaran dan kemampuan warga kota dalam mengelola kesehatan lingkungan harus ditempatkan secara sinergis dengan para pengelola kota dalam arah kebijakan pembangunan kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun