Mohon tunggu...
R Firkan Maulana
R Firkan Maulana Mohon Tunggu... Konsultan - Pembelajar kehidupan

| Penjelajah | Pemotret | Sedang belajar menulis | Penikmat alam bebas | email: sadakawani@gmail.com | http://www.instagram.com/firkanmaulana

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kota-kota Besar di Indonesia Makin Sakit

5 September 2018   09:34 Diperbarui: 6 September 2018   11:27 2702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fenomena kota-kota besar di Indonesia (khususnya di Pulau Jawa) saat ini mempunyai kecenderungan kota yang makin sakit.

Penyakit perkotaan saat ini bisa kita lihat, misalkan banjir setiap kali musim hujan, kekurangan air saat musim kemarau, sampah yang tak terkelola dengan baik, limbah rumah tangga dan limbah industri, kemacetan lalu lintas, polusi udara, kemiskinan, pengangguran, dan kejahatan.

Hal-hal tersebut sudah menjadi masalah sehari-hari yang dihadapi warga kota. Kota pun perlahan menjadi sebuah tempat yang tak nyaman untuk ditinggali.

Kualitas hidup di kota semakin menurun seiring dengan turunnya kualitas lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh penyakit perkotaan tersebut.

Kelalaian dan ketidakmampuan mengelola kota, telah membuat kota menjadi tidak sehat.

Masalah kesehatan lingkungan perkotaan seringkali diurus dan diperhatikan secara parsial oleh para pengelola kota. Sehingga perkotaan seperti menjadi hal yang sulit diwujudkan dalam proses pembangunan kota.

Selama ini dalam proses pembangunan kota, pencapaian pertumbuhan ekonomi selalu menjadi indikator kemajuan suatu kota. Pertumbuhan kota digenjot habis-habisan dan cenderung tidak terkendali tanpa memedulikan dampak negatifnya.

Tak heran kemunculan masalah-masalah seperti ledakan pertambahan penduduk, kemiskinan, pengangguran, kejahatan, semrawutnya ruang kota, kemacetan lalu lintas dan lambannya pelayanan publik menjadi masalah berat dalam proses pembangunan kota.

dokpri
dokpri
Apalagi ketika masalah tersebut berkombinasi dengan turunnya daya dukung lingkungan hidup perkotaan. Aktivitas kehidupan warga dan aktivitas pembangunan akan tersendat bahkan terhenti bilamana daya dukung lingkungan sudah tak sanggup lagi menopang semua aktivitas tersebut. Akibat lebih jauh, keberlanjutan pembangunan kota akan terhenti dengan sendirinya.

Arti Kota yang Sehat

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 1992), konsep kota yang sehat adalah:

"The healthy city project is rooted in a concept of what city is and a vision of what healthy city can become. A city viewed as complex organism that is living, breathing, growing and constantly changing. A healthy city is one that improve its environment and expands its resources so that people can support each other in achieving their highest potential".

Dari uraian tersebut, kota sama dianggap seperti makhluk hidup yang terus menerus tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Kota akan selalu berubah dengan mengembangkan semua sumber daya yang dimilikinya.

Sebetulnya kemajuan suatu kota sangat ditentukan oleh kesehatan lingkungan perkotaan. Kota yang sehat, akan membuat daya saingnya makin tinggi.

Semua orang tentunya akan merasa nyaman dan aman beraktivitas bila berada di sebuah kota yang sehat.

Namun sayangnya, kesehatan lingkungan perkotaan ini seringkali dipandang sebelah mata dan tidak dikaitkan dengan kinerja proses pembangunan kota secara umum. 

Padahal sesungguhnya kesehatan lingkungan perkotaan sangat terkait dengan aspek-aspek pembangunan kota seperti pendidikan warga kota, aktivitas ekonomi (perdagangan dan jasa), rekreasi, penyediaan air bersih, perumahan dan pemukiman, infrastruktur kota, sanitasi dan sebagainya.

Di hampir banyak kota, masalah kesehatan lingkungan perkotaan dipahami secara sempit, yaitu berfokus pada pemolesan wajah kota secara secara artifisial pada tempat-tempat tertentu saja, misalnya pusat kota dan pusat pemerintahan kota.

Jika kesehatan lingkungan perkotaan diabaikan, maka kota akan sakit layaknya manusia. Warga kota pun akan sakit pula (baik secara mental dan fisik) karena keseharian hidupnya mengalami tekanan lingkungan yang tidak sehat.

Jika warga sakit maka produktivitas akan menurun. Lebih jauhnya lagi, perkembangan kota pun akan tertahan dan mungkin sulit berkembang. 

Bila kesehatan lingkungan kota tak diperhatikan dan dipahami dengan benar, maka akan sangat sulit suatu kota akan melahirkan sumber daya manusia yang unggul.

Sebagai contoh, guru dan siswa-siswa SD akan tidak bisa konsentrasi dalam proses ajar mengajar bilamana di samping bangunan sekolahnya, ada tumpukan sampah yang dibiarkan menggunung. Atau karena saluran drainase dipenuhi sampah, maka setiap kali hujan, sekolah diliburkan karena tergenang oleh air banjir. 

Suatu kota yang sehat, maka warga kota pun akan sehat. Dengan demikian, warga kota akan optimal dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.

Bagi orang dewasa, mereka akan bekerja semakin giat mencari nafkah.

Bagi anak-anak, mereka akan semakin betah belajar di sekolah. Intinya, kehidupan warga kota akan semakin produktif, karena lingkungan kota di mana mereka tinggal, sangat sehat, aman dan nyaman.

Karena lingkungan kotanya sehat, maka ide dan tindakan  warga kota akan semakin kreatif dan inovatif untuk berkontribusi dalam membangun kotanya. Pesona kota pun punya daya tarik kuat.

Coba lihatlah, kota-kota besar terkenal di dunia seperti Paris banyak didatangi orang karena daya tarik kota dan aktivitas warganya sebagai akibat adanya nilai tambah dari kualitas kesehatan lingkungan kota  yang prima. Jika kualitas lingkungan kotanya buruk, tentu saja orang-orang enggan mendatangi suatu kota.

Tantangan

Kesehatan lingkungan perkotaan harus dikembangkan bagi semua warga kota. Sehingga warga kota bisa mengelola kehidupannya lebih produktif lagi,baik secara ekonomi dan sosial.

Namun faktanya, pembangunan kota telah melahirkan pula kesenjangan antara warga kaya dan warga miskin. Tampaknya warga miskin adalah pihak  yang paling rentan terhadap masalah-masalah kesehatan lingkungan perkotaan.

Kebanyakan dari warga miskin perkotaan bertempat tinggal di lingkungan yang kurang layak seperti gang sempit, rumah kecil, air bersih terbatas, sanitasi buruk, rawan kejahatan, sampah dimana-mana dan sebagainya. Kualitas kehidupan warga miskin di lingkungan seperti itu membuat pencapaian kehidupan mereka serba terbatas.

Selain memunculkan resiko adanya penyakit-penyakit tertentu, secara sosial pun kehidupan mereka mengalami tekanan yang berat. Kondisi kemiskinan dan adanya pengangguran seringkali memicu adanya kejahatan dan pertengkaran antar warga.

Oleh karena itu, kesehatan lingkungan kota harus mampu memberikan jawaban yang segera terhadap segala kebutuhan dan kesehatan semua lapisan warga kota (terutama warga miskin) demi penghidupan saat kini dan kehidupannya di masa depan.

Dalam hal ini, terdapat beberapa tantangan untuk mewujudkan kesehatan lingkungan perkotaan, yaitu; 

(1) Rendahnya komitmen politik semua pelaku pemerintahan kota, 

(2) Kurangnya gagasan, tindakan nyata dan kerja sama antar sektor terkait, 

(3) Rendahnya prioritas pembangunan bagi sektor kesehatan lingkungan perkotaan, 

(4) Terbatasnya alokasi dana anggaran pembangunan kota yang sehat, 

(5) Kurangnya perhatian terhadap dampak kualitas lingkungan kota yang buruk, dan 

(6) Lemahnya sistem pengelolaan kesehatan lingkungan perkotaan.

Tantangan tersebut dari  waktu ke waktu akan terus berubah. Pemerintah kota dan wakil rakyat di DPRD perlu cermat memerhatikan hal tersebut untuk menetapkan kebijakan pembangunan kesehatan lingkungan kota.

Aspek kesehatan lingkungan perkotaan selama ini termasuk jarang diperhatikan dalam pembahasan rumusan rencana pembangunan kota antara pihak eksekutif dan legislatif.

Kalau dirumuskan sederhana, kota yang sehat lingkungannya adalah kota yang seluruh warganya hidup sejahtera karena terpenuhi semua kebutuhan dasarnya mulai dari pekerjaan, pendidikan, pangan, sandang, rumah dan kesehatan.

Kota juga harus membangun dirinya secara seimbang dengan memperhatikan daya dukung lingkungan. Jangan  sampai upaya mengurangi ketimpangan ekonomi malah justru memunculkan terjadinya ketimpangan ekologi. 

Peningkatan kesehatan lingkungan kota juga menuntut adanya partisipasi warga. Pengembangan kesadaran dan kemampuan warga kota dalam mengelola kesehatan lingkungan harus ditempatkan secara sinergis dengan para pengelola kota dalam arah kebijakan pembangunan kota.

Kota yang sehat tak mungkin tercipta dengan hanya mengandalkan peran pemerintah saja. Semua pihak harus terlibat secara aktif untuk mewujudkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun