Mohon tunggu...
Firda NuriyatulHusna
Firda NuriyatulHusna Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

jadilah dirimu sendiri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Al Quran dan Peran Pembelajaran Al Quran

20 Mei 2022   08:12 Diperbarui: 20 Mei 2022   08:39 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DAN PERAN PEMBELAJARAN 

TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN (TPQ) BUSTANUL HUDA 

DESA GERLANG, KEC BLADO KAB BATANG 

Firda Nuriyatul Husna

Program Studi Matematika, Universitas Islam Negri Walisongo Semarang

Abstrak:Pendidikan dapat meningkatkan taraf hidup untuk dapat meningkatkan kemampuannya secara terencana. Oleh sebab itu untuk megembangkan karakter anak sangat dibutuhkan pendidikan yang berkualitas. 


Pendidikan yang dimaksud bukan hanya pendidikan formal yang didapat dari sekolah melainkan pendidikan nonformal seperti baca tulis Al-Qur’an, al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam. 

Kedudukan Al-Qur’an menjadi sumber utama hidup umat Islam sebagai pedoman hidup. Kemampuan membaca dan menulis AL-Qur’an menjadi sebuah kemampuan yang tidak bisa dimiliki secara instan oleh seseorang. Maka dari itu kehadiran Taman Pendidikan Al-Qur’an {TPQ) disekitar masyarakat sangat penting untuk belajar membaca dan menulis Al-Qur’an sejak dini.

Kata kunci : Pembelajaran dan Peran Pembelajaran

PENDAHULUAN 

Masyarakat melahirkan beberapa lembaga pendidikan nonformal seperti Taman Pendidikan Al-Qur’an sebagai bentuk tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan nonformal. Masyarakat merupakan kumpulan individu dan kelompok yang terikat oleh kesatuan bangsa, negara, kebudayaan, dan agama. Setiap masyarakat, memiliki cita-cita yang diwujudkan melalui peraturan-peraturan dan sistem kekuasaan tertentu.

Taman Pendidikan Al-Qur’an mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk karakter anak sejak dini. TPQ berperan sangat penting untuk mendidik anak secara Akhlak yang amanah bertingkah laku sesuai dengan ajaran Islam dan disiplin. Pembangunan karakter harus dimulai sejak dini supaya menjadi benteng atau pondasi bagi anak sehingga anak bisa membedakan mana yang harus diikuti dan mana yang harus dijauhi. Apalagi ditengah perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat ancaman sendiri bagi generasi anak jaman sekarang. Pembelajaran agama di sekolah formal belum cukup memadai dari jumlah jam pelajaran yang minim maupun substansinya sehingga anak perlu mengikuti pelajaran agama di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ).  

Zuhairini dan Abdul Ghafir menyimpulkan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah meningkatkan taraf kehidupan manusia melalui seluruh aspek yang ada sehingga sampai kepada tujuan yang telah ditetapkan dengan proses tahap demi tahap.[1]

 

METODE 

 

Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai Taman Pendidikan Al-Qur’an yang mengarah pada ajaran praktik keagamaan. Penelitian ini bersifat deskriptif, kualitatif, induktif yang artinya suatu penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum atau deskripsi tentang Taman Pendidikan Al-Qur’an. metode yang digunakan untuk menggali dan menggumpulkan data dalam penelitian ini dengan menggunakan tiga metode yaitu metode dokumentasi dan observasi. 

 

Metode dan strategi yang digunakan dalam pengabdian ini adalah pendampingan anak dalam belajar dan menciptakan suasana belajar yang lebih menarik bagi anak-anak.

 

PEMBAHASAN 

 

Masalah yang dihadapi Mitra adalah kurangnya tenaga pengajar dalam membimbing dan mengajar peserta didik di TPQ Bustanul Huda. Kurang tertatanya sistem atau kurikulum dalam pengajaran dan kurangnya ruangan yang kondusif dikarenakan ruang kelas yang hanya diberi satir triplek untuk pembatas antara kelas satu dengan yang lain.

 

 

Sebelum kegiatan pengabdian kami laksanakan, kami memohon ijin terlebih dahulu kepada pihak TPQ untuk ikut serta dalam proses belajar Mengajar santri. 

Proses belajar dilaksanakan setiap hari, kecuali hari jum’at. Pada pertemuan pertama santriwan-santriwati diajarkan tentang kajian kitab kelas masing-masing dan tentang kajian kitab lain seperti fiqih dan tajwid. Sedangkan pada pertemuan kedua, santriwan-santriwati diajak untuk lebih mendalami Al-quran serta menguasai makhorijul huruf yang ada didalam bacaan Al-Qur’an.

Dokpri
Dokpri

 

Taman Pembelajaran Al-Qur’an atau yang biasa disebut TPQ merupakan lembaga atau sekelompok masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan non formal jenis keagamaan Islam yang bertujuan untuk memberikan pengajaran membaca Al-Qur’an sejak usia dini, serta memahami dasar-dasar dinul Islam pada usia kanak-kanak, sekolah dasar atau bahkan lebih tinggi. 

Kurikulum ditekankan pada pemberian dasar-dasar membaca AlQur’an serta membantu pertumbuhan dan perkembangan rohani anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Lembaga ini awalnya didirikan di desa Jrakahpayung kecamatan tulis di pondok pesantren Nurul Falah pada tahun 2004 silam. 

Namun pada tahun 2011, setelah sang pengasuh lembaga ini pindah ke desa Gerlang lembaga tersebut diurus oleh Bpk Hamammudin. Di desa Gerlang ada beberapa anak yang mengaji di rumah beliau. 

Semakin hari terus bertambah anak yang mengaji, karena tempat belajar kurang memadai akhirnya Bpk Hamammudin selaku pengasuh PP Madrasah bustanul Huda, juga mendirikan lembaga majelis ta’lim, madrasah diniyah pada tanggal 5 Agustus 2011. Awalnya murid beliau yang hanya beberapa, kini menjadi 3 kelas madrasah diniyah, dan lembaga majelis dzikir yang terdiri dari Bapak-Bapak dan Ibu-ibu. 

Saat ini ada sekitar 10 ustadz ustadzah yang membantu mengjar di majelis tersibut. Metode pembelajaran Al-Qur’an yang dilaksanakan di TPQ Bustnul Huda adalah metode sorogan. Anak-anak maju satu per satu untuk berlatih membaca Al-Qur’an. Dalam pembelajaran dasarnya metode yang digunakan yaitu metode Iqro’. Sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, mereka terlebih dahulu membaca do’a sebelum belajar supaya diberi kemudahan dan keberkahan dalam belajar Al-qur’an. 

Setelah selesai membaca do’a anak-anak dipersilahkan untuk membaca dulu bahan yang akan mereka gunakan untuk mengaji. Setelah siap untuk diajukan kepada Asatidz/asatidzah barulah mereka maju dan mengantri untuk dibetulkan bacaanya. Apabila anak tersebut lancar maka diperbolehkan untuk naik ke halaman selanjutnya, namun apabila anak tersebut masih kurang lancar maka anak tersebut wajib mengulang pembelajaran di esok harinya.

 

KESIMPULAN 

Taman Pendidikan Al-Qur’an Bustanul Huda didirikan oleh Bpk Hamammudin. Metode yang digunakan dalam Metode pembelajaran Al-Qur’an yang dilaksanakan di TPQ Bustnul Huda adalah metode sorogan. Anak-anak maju satu per satu untuk berlatih membaca Al-Qur’an, dalam pembelajaran dasarnya metode yang digunakan yaitu metode Iqro’. Proses belajar dilaksanakan setiap hari, kecuali hari jum’at.

 

DAFTAR PUSTAKA  

ANUGRAH, A. L. (2019-2020). PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DI TPQ DAARUL.

 

Hadisi, L. (2015). At-ta’dib,. Pendidikan Karakter pada anak Usia Dini , 50-69.

 

Saichu, K. F. (2 Juli-Desember 2018 ). Pemberdayaan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) , 3.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun