Dan banyak dapur itu dimiliki anggota DPR sendiri. Ah elah. Mereka bikin aturan, mereka juga yang punya usahanya. Mereka bikin anggaran, mereka juga yang narik duitnya.
Pada akhirnya, gue gak heran kalau makanan yang dibagikan ke siswa-siswi bukan cuma gak bergizi, tapi juga penuh kepentingan.
Jadi kalau ribuan orang keracunan, siapa yang harus tanggung jawab? Petugas dapur? Ibu-ibu yang masak sambil gendong anak? Please deh.
Yang punya kontrol penuh ya mereka yang duduk di Senayan, yang dompetnya tebal tapi hatinya tipis. Dan yang paling gue waspadai:
sabotase.
Iya, jangan anggap ini cuma teori konspirasi doang. Di politik, sabotase program itu udah kayak nasi goreng tengah malam:
gampang banget disajiin.
Gue gak bilang pasti ada yang sengaja racunin makanan MBG, tapi logika gue gak bisa nolak kemungkinan itu. Apalagi kalau yang diracunin itu program unggulan Prabowo. Ya gak sih?
Gagalnya MBG = matinya citra politik.
Gue kasih analogi... lo mau jualan martabak paling enak se-kelurahan, tapi tukang martabak sebelah naro bangkai tikus di adonan lo. Udah pasti pelanggan lo kabur.
Nah, kalau MBG ini adalah dagangan politik pemerintah, dan tiba-tiba isinya bikin muntah, kira-kira siapa yang untung?