Mohon tunggu...
Firasat Nikmatullah
Firasat Nikmatullah Mohon Tunggu... Pendatang Baru

Aku adalah apa yang kamu pikirkan

Selanjutnya

Tutup

Love

Aku Berbohong di Hari Ulang Tahunmu

25 September 2025   06:00 Diperbarui: 25 September 2025   01:52 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku selalu takut kehilangan dia, sosok yang belum benar benar kumiliki. (Dok. Pribadi/Firasat Nikmatullah)

Hari ini ulang tahunnya.

Dan aku...  
cuma bisa tau dari story orang lain.  
Dari ucapan yang bukan dari aku.  
Dari senyum yang bukan buat aku.

Aku gak kirim apa-apa.  
Bukan karena lupa.  
Tapi karena sadar:

aku gak punya tempat di hidupnya.

Gak punya hak untuk bilang "selamat."  
Gak punya ruang untuk hadir.

Sebenarnya, aku berbohong.  
Ke semua orang.  
Ke diriku sendiri.  
Ke Tuhan, mungkin.

Aku bilang aku baik-baik saja.  
Padahal setiap kali namanya muncul di kepala,  
ada bagian dari aku yang runtuh pelan-pelan.

Aku selalu takut kehilangan dia.  
Padahal...  
Dia belum benar-benar aku miliki.  
Belum pernah bilang "aku milikmu."
Dan gak pernah janji akan tinggal.

Tapi aku tetap takut.  
Takut dia pergi.  
Takut dia lupa.  
Takut dia jatuh cinta ke orang yang lebih bisa hadir.

Aku gak selalu ada di sampingnya.  
Gak selalu bertukar kabar.  
Kadang cuma lihat story-nya,  
terus diem.  
Kadang cuma baca ulang chat lama,  
terus nyesek.

Rindu itu kayak punya kendali khusus.  
Dia datang tanpa aba-aba.  
Menetap tanpa kompromi.
Tanpa sopan santun.  
Dan tanpa nanya:

"Lo kuat gak kalo gue mampir?"

Dan aku...  
aku sangat tidak bisa menolak.  
Untuk tidak mencintainya.  
Untuk tidak merindukannya.  
Untuk tidak berharap, meski tau harapan itu cuma bikin aku makin jatuh dari kenyataan.

Aku tau, ini bukan cinta yang sehat.  
Tapi ini cinta yang jujur.  
Cinta yang gak minta balasan.  
Dan aku cuma pengen bilang:

Aku sedang belajar melepaskanmu  
dengan cara yang paling lembut.

Tapi hari ini,  
aku masih belum bisa lepas.  
Dan aku selalu gak bisa tanpa dia.  
Karena dia satu-satunya yang bikin aku ngerasa hidup, meski cuma lewat satu chat, satu story,  
satu senyum yang bahkan bukan buat aku.

Orang bilang:

"Kalau dia bukan milikmu, kenapa dipertahankan?"

Tapi mereka gak tau, bahwa terkadang, yang gak pernah jadi milik kita justru itu yang paling susah untuk dilepas.

Aku tau,  
dia gak nunggu aku.  
Gak nyari aku.  
Gak mikirin aku.

Tapi aku tetap di sini.  
Nunggu.  
Nulis.  
Nangis.  
Karena ini bukan soal logika.

Ini soal bertahan.

Soal anak muda yang gak punya hak,  
tapi tetap jaga perasaan untuk-Nya.

Salam Rindu,
Firasat Nikmatullah

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun