Mohon tunggu...
Kurnia Kanahaya Maghfiroh
Kurnia Kanahaya Maghfiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya berada di sini sebagai mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta tahun ajaran 2023 dengan program study Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD). Saya hadir di sini untuk melaksanakan tugas saya sebagai Mahasiswa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembahasan Lengkap Menganai Hadits Shahih Beserta Contohnya

21 November 2023   12:00 Diperbarui: 23 Mei 2024   15:52 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

b.  Perawinya Adil

Perawi yang adil adalah perawinya yang istiqomah menjalankan agamanya dan menjaga muru'ahnya.

c.  Perawinya Dhabith

Perawi yang dhabith adalah perawi yang kredibel, yakni memiliki hafalan yang sempurna. Artinya ia dapat menyampaikan atau meriwayatkan hadits yang ia peroleh dengan baik sesuai dengan apa yang disampaikan oleh gurunya tanpa adanya kesalahan, baik itu berupa perubahan, penambahan ataupun pengurangan.

d.  Tidak terdapat syadz atau kejanggalan

Syadz yaitu terjadinya ketika sebuah hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi yang terpercaya ternyata bertentangan dengan hadis yang diriwayatkan oleh perawi lain yang lebih dapat dipercaya.


e.  Tidak terdapat Illat yang berat

Illat adalah cacat. Hadits yang setelah diteliti ternyata memiliki kecacatan yang berat maka ia tidak dapat diterima sebagai hadits shahih. Misalkan hadits tersebut adalah hadits yang munqathi', mauquf, perawinya fasik atau suatu hadis dengan memeriksa ajaran dan kriterianya.

Ada juga cara untuk mengetahui bahwa hadits itu shahih atau mungkin tidak, Berikut penjelasannya :

1)  Shahih Bukhari dan Shahih Muslim terdapat catatan-catatan yang relevan. Seorang Muslim, memahami bahwa menentukan keabsahan suatu hadis adalah memeriksa apakah hadis terdapat dalam kedua kitab tersebut atau tidak. Hadits-hadits tersebut dapat dianggap sahih, dan para ulama dianggap sebagai keshahihan.

2).  Dapat di Verifikasi dari Imam atau Ulama yang memiliki kredensial adalah metode sederhana untuk mengetahui benar atau salahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun