Indonesia adalah Bangsa yang bersifat multikultural terdapat berbagai macam ragam budaya, bahasa dan agama. Berbicara mengenai agama, mayoritas penduduk Indonesia adalah agama islam dengan jumlah 209,1 juta jiwa atau sekitar 87% dari total populasi penduduk Indonesia, sehingga menjadikan Indonesia penduduk islam terbesar di dunia (Global Religious Futures, 2018).
Unsur modal utama dalam pembangunan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah agama Sesuai dengan bunyi sila pertama "Ketuhanan yang maha Esa". Sudah menjadi kewajiban bagi penganutnya untuk merealisasikannya namun tidak mungkin bisa dilakukan tanpa adanya kekuatan besar, sedangkan kekuatan tidak akan terbentuk kecuali dengan adanya persatuan. Kita sebagai muslin Indonesia harus berintegrasi "membentuk satu kesatuan dengan jalinan hubungan yang erat". Bukan persatuan menurut angan-angan dan pikiran demi kepintingan pribadi golongan atau partai tertentu, tapi persatuan yang melahirkan tekad dan tujuan demi terwujudnya ummatan wahidah. Sebagaimana Allah berfirman dalam (Q.s Al-Maidah:52)
وَإِنَّ هَذِهِ اُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَّحِدَةًا {الْمُؤْمِنُوْنَ : ٥٢}
Artinya
Sesungguhnya ini adalah ummatmu, ummat yang satu. (Q.s Al-Mu'minun:52)
Jika kita melihat sejarah mulai terpecah belahnya keutuhan kesatuan umat islam, yaitu ketika pemilihan khalifah pertama pengganti Rasulullah Saw. Pihak pendukung Ali (Golongan Syi'ah yang keras) tidak menyetujui Abu bakar sebagai khalifah pertama. (Golongan tersebut) menyerukan bahwa yang menjadi khalifah pengganti Rasulullah Saw adalah Ali Bin ABi Thalib dengan alasan bahwa nabi telah memberikan amanat langsung kepada ali untuk menjadi khalifah pertama sebagai pengganti Rasul. Namun, amanat tersebut tidak bisa dibuktikan kebenarannya sehingga disebutlah berita palsu (Hadits Ghadirhum) hadist palsu yang mengatakan bahwa "Nabi telah memberikan amanat kepada ali untuk menggantikannya".
Dari sebab itu, karena sikap fanatisme yang berlebihan dari pihak (Syi'ah tersebut) munculah peristiwa-peristiwa yang tidak sama sekali dinginkan oleh kita sebagai umat islam yaitu peristiwa perang sesama muslim yang disebut dengan perang siffin dan perang jamal. Bahkan dari sebab itu, terjadi perpindahan bentuk pemerintahan dari hasil musyawarah ( Khulafau rasyidin) menjadi bentuk pemerintahan Monarki (Daulat Bani Umayyah) yang menyebabkan munculnya sekte-sekte dikalangan umat islam yang satu sama lain saling bertentangan sampai saat ini.
Pada dasarnya hakikat persatuan merupakan kontruksi dari darah, daging, kerangka dan susunan saraf yang membentuk satu kesatuan tubuh umat islam sebagai satu kesatuan jasad. Bagaimana kita bisa berjalan jika kedua kaki ini tidak ingin menyatu, bagaimana kita ingin bergerak jika susunan saraf ini saling terputus.
Hilangkanlah sifat sektarisme atau tasyayyu' (fanatisme golongan) yang bertujuan bukan untuk kejayaan agama islam melainkan kemenangan golongan, organisasi atau partai yang dia banggakan. Ingatlah bahwa semua umat manusia yang bertebaran di seluruh pelosok bumi ini dalam aneka ragam berbagai warna kulit, bahasa dan budayanya berasal dari satu ayah dan satu ibu yang sama, yaitu Adam dan Hawa.
Oleh karena itu, baik dilihat dari asal kejadian dan keturunannya maupun tugasnya, maka semua manusia itu berada dalam satu kesatuan ikatan dan hubungan. Islam membawa prinsip-prinsip kesatuan, persamaan dan persaudaraan seluruh umat manusia.
Sebagaimana Rasulullah Saw. Bersabda: