Mohon tunggu...
Fiqih P
Fiqih P Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Semarakkan literasi negeri

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Harta Saat Senja

8 Desember 2017   23:33 Diperbarui: 8 Desember 2017   23:40 1218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi senja: www.komunepustakaruwa.wordpress.com

Sang surya tak lagi terik. Langitpun menyuguhkan aksi burung-burung berlalu lalang mengebas sayap melawan angin. Suhu mulai turun meski dedaunan tak lagi memberi segarnya udara. Anak-anak mulai bermain dengan kucuran keringat. Ada yang tertawa, terjatuh hingga menangis.

Saat yang tepat memang merehatkan tubuh ataupun berkumpul dengan keluarga. Ririn telah menyelesaikan tugasnya di rumah terakhir. Asisten Rumah Tangga yang memiliki job hingga empat rumah. Setiap hari ia memakan waktu pagi hingga sore.

Halaman rumah majikan yang terbuat dari paving block kelar disapu bersih. Sehelai daunpun tak lagi ada.Lelah tampak dari wajahnya. Bergegas ia pulang usai menunaikan seluruh kewajibannya itu. Rumahnya tak jauh, berada di lorong sebelah.

Ia pulang membawa bekal dari sang majikan. Dua anaknya berlari-lari dengan bekas keringat dan daki yang melekat pada tubuh hingga mencoret hitam leher mereka. Anaknya yang masih berumur 4 dan 5 tahun.

Jarak usia anak yang begitu dekat, membuat Ririn harus  membantu mencari nafkah. Agar nanti anak-anaknya bisa sekolah. Sang suami sudah bangun dari tidurnya saat Ririn sampai ke rumah. Nyatanya Ririn harus mengerjakan perkerjaan rumahnya.

Mulai menyiapkan makanan, memandikan anak hingga membersihkan rumah. Betapa lelahnya Ririn harus hidup di dua sisi. Tapi tak pernah ia mengeluh dalam menjalankan hari-harinya. Sang suami yang bekerja pada malam hari pun memiliki perawakan lembut dan kasih sayang pada keluarganya.

Hanya satu jam mereka memiliki waktu berkumpul sebelum suami menajaga sebuah kantor. Yakni saat senja.

"Kamu Lelah buk?" tanya suami.

"Pekerjaan kamu lebih lelah dari aku mas. Au tidak masalah," jelas Ririn yang kemudian tersipu malu, karena biasanya ada tindakan-tindakan mesra dari suaminya.

Ia melihat kedua anaknya, kini duduk di pangkuan suaminya. Benar memang, Ririn mendapatkan kecupan dari sang suami.

"Apa kau tidak merasa Lelah dengan waktu singkat kita dapat berkumpul ini bu?" tanya suami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun