Mohon tunggu...
Fiqih Nurhidayat
Fiqih Nurhidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Perbankan Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

read, think, write

Selanjutnya

Tutup

Money

Motivasi Masyarakat dalam Mengeluarkan Sedekah di Era Pandemi Covid-19

27 Oktober 2021   14:19 Diperbarui: 27 Oktober 2021   14:21 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak tahun 2019 hingga sekarang, beberapa negara sedang melawan pandemi virus covid-19 termasuk Indonesia. Pada tanggal 25 Oktober 2021 Indonesia memiliki kasus harian sebanyak 460 orang terinfeksi covid dengan total kasus keseluruhan sejak bulan Maret 2020 dengan 4.240.479 jiwa dengan total dosis vaksin yang telah diberikan per tanggal 24 Oktober 2021 sebanyak 180.948.208 jiwa (Google News). Pandemi covid memberikan dampak buruk di berbagai aspek seperti aspek sosial, pendidikan, hingga aspek ekonomi. Hampir seluruh rakyat Indonesia merasakan dampak buruk tersebut.

Menurut data yang dilansir BPS (bps.go.id) bahwa ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2020 dibandingkan dengan triwulan IV-2019 perekonomian mengalami kontraksi sebesar 2,19% (y-on-y) hal ini dipengaruhi oleh dampak covid di berbagai sektor. Seiring waktu perekonomian Indonesia mulai beranjak dari kontraksi tersebut dibuktikan pada triwulan II-2021 mengalami pertumbuhan sebesar 7,07% dibandingkan dengan triwulan II-2021 (y-on-y). Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh berjalan kembali aktivitas perekonomian dengan seiring menurun kasus covid-19.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia berjalan tentu dengan berbagai bantuan dari segala pihak, baik dari pemerintah, swasta serta elemen masyarakat yang saling bahu-membahu menghidupkan perekonomian. Salah satu bentuk bantuan tersebut ialah zakat, infaq, dan sedekah yang dikumpulkan oleh lembaga yang mengelola dan menyalurkan dana tersebut. Ust Adi Hidayat menjelaskan pada laman youtube (Adi Hidayat Official) bahwa sedekah merupakan istilah dari amal kebaikan, dalam fiqh kullu ma'rufin shodaqoh setiap hal baik dinamakan sedekah/shodaqoh. Sedekah tidak hanya dengan harta, bisa berupa kebutuhan sandang dan pangan. Zakat merupakan bagian dari sedekah.

Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi sebagai pengarang buku Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq memaparkan, Rasulullah SAW bersabda, "Bagi setiap Muslim ada kewajiban sedekah." Sahabat berkata, "Wahai Nabi Allah, bagaimana kalua dia tidak menemukan yang disedekahkan?" Beliau bersabda, "Hendaklah dia bekerja dengan tangannya, lalu hal itu bermanfaat bagi dirinya sendiri (sehingga tidak merepotkan orang lain), maka dia sudah bersedekah." Mereka berkata "Kalau tidak menemukan hal itu?" Beliau bersabda, "Maka hendaklah dia berbuat baik, dan berhenti dari berbuat jahat, maka hal itu juga sedekah." (HR. Al-Bukhari dan lainnya). Hadits tersebut menjelaskan bahwa sedekah termasuk perbuatan yang baik tidak terukur dengan harta semata.

Dilansir Badan Amil Zakat Nasional (baznas.go.id/sedekah) bahwa keutamaan sedekah yaitu sedekah tidak mengurangi harta karena dengan bersedekah harta kita semakin berlipat ganda, sedekah menghapus dosa, dan sedekah melipatgandakan pahala.

Sumber: Baznas Outlook Zakat Indonesia 2020
Sumber: Baznas Outlook Zakat Indonesia 2020

Hasil penghitungan mengenai proyeksi pengumpulan zakat di 2020 berdasarkan tiga skenario yang digunakan. Untuk skenario pesimis dengan asumsi pertumbuhan di bawah 20 persen, maka diproyeksikan pengumpulan zakat akan berada di bawah Rp.12.19 Triliun. Selanjutnya, pengumpulan zakat diprediksi akan mencapai Rp.12.19 -- 13.22 Triliun dengan skenario moderat pertumbuhan 20-30 persen. Lebih lanjut, proyeksi pengumpulan zakat akan mencapai lebih dari Rp.13.22 Triliun di 2020 dengan skenario optimis pertumbuhan lebih dari 30 persen.

Dalam fenomena yang terjadi saat ini, masyarakat memberi bantuan berupa aspek sosial seperti memberi semangat kepada sesama dan mematuhi protokol kesehatan untuk mengurangi angka terinfeksi covid, serta melakukan pengumpulan dana (sedekah harta) untuk masyarakat yang membutuhkan baik dari kalangan menengah kebawah untuk melakukan upaya pemulihan ekonomi. 

Contoh hasil bentuk bantuan tersebut ialah para UMKM mulai kembali beraktivitas, karena hal tersebut salah satu faktor membuat pertumbuhan ekonomi membaik. Dengan ini penulis mengajak kepada semua elemen masyarakat untuk saling berbagi dari waktu pandemi hingga pandemi telah usai agar pertumbuhan ekonomi membaik dan menciptakan kesejahteraan di masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun