Mohon tunggu...
Bung Fiqhoy
Bung Fiqhoy Mohon Tunggu... Rakyat Indonesia | Pecandu sastra dan jelajah rasa

Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya untuk Indonesia Raya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Merayakan B.J. Habibie: Inilah Warisan Adat dan Budayanya

28 Juni 2025   20:55 Diperbarui: 19 Juli 2025   07:18 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Habibie dengan Peci Hitam Adat Pulanga & Baju Takowa Gorontalo dalam doa khitanan/pembe'atan cucunya di Jakarta (sumber: Dok. Istimewa/iNews)

Dari sekian banyak hidangan Jawa dan Sulawesi yang menjadi santapan wajib, mari kita kenang beberapa hidangan kuliner khas Gorontalo yang menjadi kegemaran Habibie.

Foto kenangan Habibie beserta seluruh keluarga besarnya di teras rumah orang tuanya di Kabila, Gorontalo. (Sumber: Dok. Rusli Habibie/Kompas.com)
Foto kenangan Habibie beserta seluruh keluarga besarnya di teras rumah orang tuanya di Kabila, Gorontalo. (Sumber: Dok. Rusli Habibie/Kompas.com)

Diantara sekian banyak hidangan, Sagela atau yang lebih dikenal secara nasional sebagai Sambal Roa, adalah salah satu makanan favorit B.J. Habibie. Sagela dimasak dengan cara ditumis (tilumiti) bersama bumbu pedas dan gurih, dari tomat dan cabai segar.

Selain sebagai nama sebuah masakan, kata Sagela dalam bahasa Gorontalo juga merupakan nama lain dari ikan roa asap. Jika di Manado, sajian ini dikenal sebagai pelengkap atau sambal roa, maka di Gorontalo sajian ini merupakan sajian utama atau lauk dengan porsi ikan roa-nya yang lebih banyak.

Selain itu, Habibie juga menyukai Binte Biluhuta (Sup Jagung) yang selalu menjadi makanan utama dalam acara keluarga besar Habibie, Kerupuk Udang sedikit "pobu" atau gosong, serta berbagai olahan ikan laut khas Sulawesi, yang menyimpan cita rasa tradisi dan kenangan masa kecilnya dengan Gorontalo.

Warisan adat saat Berduka

Dalam adat Gorontalo, pakaian serba putih dalam upacara adat pemakaman memiliki makna yang dalam dan sakral. 

Warna putih melambangkan kesucian, keikhlasan, dan ketulusan hati dalam melepas kepergian seseorang yang telah wafat.

Tidak seperti budaya lain yang identik dengan warna hitam saat berkabung, masyarakat Gorontalo meyakini bahwa putih mencerminkan harapan akan kebaikan bagi arwah yang kembali kepada Sang Khalik, serta menggambarkan kemurnian jiwa yang telah selesai menunaikan tugasnya di dunia.

Dalam prosesi adat, seluruh keluarga dan kerabat dekat biasanya mengenakan pakaian putih sebagai simbol kesatuan hati dalam mendoakan almarhum, sekaligus sebagai tanda penghormatan terakhir. 

Kebiasaan ini memperkuat nilai-nilai keislaman yang begitu kental dalam adat Gorontalo, di mana kematian dipandang sebagai peristiwa spiritual, bukan sekadar kehilangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun