Adapun dua gelar adat yang diberikan kepada Habibie mencerminkan posisi istimewanya dalam tatanan adat Gorontalo dan komitmennya terhadap falsafah atau nilai Mo'odelo yang wajib dimiliki oleh seseorang yang menyandang gelar adat tersebut.
Mo’odelo pada prinsipnya merupakan nilai hidup masyarakat Gorontalo yang mengedepankan moralitas, kejujuran, dan keteladanan.Â
Dalam praktiknya, falsafah ini begitu melekat dan menjadi fondasi kepribadian Habibie, yang menjadikannya sosok teladan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tidak hanya itu, prinsip hidup Mo’odelo juga terlihat saat Habibie mengambil beberapa Keputusan penting disaat genting, yang tentunya lebih mengedepankan prinsip kemanusiaan dan kejujuran dibandingkan hitung-hitungan politik.
Budaya Dikili dan Mongadi yang terus hidup dalam keluarga.
Kebiasaan B.J. Habibie yang umum diketahui diantaranya adalah Mengaji dan Berdzikir, dimana dua hal ini, yaitu Dikili (berdzikir) dan Mongadi (membaca Al-Qur’an) juga menjadi praktik utama dalam budaya religius Gorontalo yang terkenal dengan sebutan Negeri Serambi Madinah.Â
Tradisi ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup seorang Habibie dan istrinya, Ibu Hasri Ainun Habibie.Â
Dari Habibie pun kita dapat mengambil Pelajaran bahwa praktik Mongadi dan Dikili yang selalu dilakukannya telah menjadi pilar penguat dalam perjalanan hidup hingga akhir hayatnya.
Melestarikan Tradisi Lewat Upacara AdatÂ