Tradisi ini berlanjut pada pernikahan anak-anak B.J. Habibie, yakni Ilham dan Thariq yang masih lekat melestarikan rangkaian acara pernikahan dengan sentuhan adat dan budaya Gorontalo.Â
Pernikahan anak-anak Habibie pun dilaksanakan dengan penuh hikmat dan sakral dengan dibalut budaya dan adat istiadat Gorontalo yang kental.Â
Eratnya pelestarian adat Gorontalo ini tentu menunjukkan bagaimana seorang Habibie menghormati adat istiadat leluhurnya, bersanding serasi dengan ilmu pengetahuan dan pondasi keimanan islamnya yang juga begitu kuat.
Terkini, potret pelestarian warisan adat dan corak budaya Gorontalo dalam prosesi pernikahan cucu B.J. Habibie masih terus dipertahankan. Diantaranya melalui sentuhan adat Gorontalo yang serasi dipadukan dengan elemen kain Nusantara khas Sulawesi.Â
Tentu ini menjadi penanda kuat, betapa keluarga besar Habibie tidak pernah melupakan kearifan dan kebudayaan tanah 'Hulontalo' (kata lain dari Gorontalo yang berarti Lembah Mulia), dimana marga atau klan Habibie berasal.
Habibie dan Peci Hitam
Bagi masyarakat Gorontalo, songkok atau peci hitam bukan hanya sekadar penutup kepala, melainkan pula simbol kehormatan, keislaman, dan identitas budaya yang kuat.Â
Itulah alasannya mengapa atribut Peci Hitam senantiasa digunakan dalam berbagai upacara adat Gorontalo yang hingga kini masih terus lestari.