Mohon tunggu...
Finny Nurul Qolbi
Finny Nurul Qolbi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Perikanan

good think

Selanjutnya

Tutup

Nature

Potensi Budidaya Lobster di Indonesia

7 April 2021   19:26 Diperbarui: 10 April 2021   00:15 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Budidaya perairan adalah cara pengolahan atau pemeliharaan organisme akuatik dengan lingkungan yang terkontrol. Indonesia merupakan negara kepulauan dan memiliki kekayaan laut  yang cukup besar salah satunya lobster. Indonesia memiliki potensi untuk menjadi negara penghasil lobster terbesar di dunia. Untuk itu diperlukan ahli-ahli atau pembudidaya untuk mengembangkan sektor tersebut dengan cara budidaya yang berkelanjutan.

Di Indonesia terdapat macam-macam lobster yang terdiri dari 6 jenis lobster yaitu, lobster mutiara, lobster pasir, lobster bambu, lobster pakistan, lobster batu dan lobster batik. Jenis lobster yang paling mahal adalah jenis Mutiara harganya bisa sampai 2,5 juta/ kg saat musim kawin. Harga lobster terbaru jenis pasir adalah 550 rb/ kg dan harga lobster mutiara 1,5 juta/ kg sampai hari ini, jadi lobster sangat potensial untuk dikembangkan.  

Siklus hidup lobster dimulai dari lobster dewasa yang kemudian memijah, dan akan menjadi telur, dari telur akan menjadi phyllosoma kemudian jadi juvenile (kalau dibudidaya disebut ukuran jari atau jangkrik). Sistem produksi budidaya lobster pada umumnya dibagi menjadi 4 tahap yaitu pembenihan, pendederan benih bening, kemudian pendederan benih lanjutan, dan pembesaran.

Pembenihan dilakukan dengan cara pematangan kelamin, pemijahan induk, penetasan telur, dan pemeliharan larva. Proses pembenihan yang terjadi yaitu dari fase phyllosoma menjadi puerulus. Untuk tahap pendederan benih bening proses dilakukan dalam sistem keramba apung dan tenggelam. Proses pendederan ini terjadi dalam periode 1-2 bulan, dimulai pada fase puerulus menuju juvenile dengan ukuran akhir juvenile 1-15 gram. Selanjutnya, tahap pendederan benih lanjutan yaitu dengan sistem keramba apung dan tenggelam dengan periode 2-3 bulan dan dari fase puerulus ke juvenile dengan ukuran akhir juvenile 15-75 gram. Yang terakhir ada pembesaran lobster muda dengan sistem keramba apung dan tenggelam dengan periode 8-12 bulan dengan ukuran panen 150-200 gram atau lebih.

Memulai usaha budidaya lobster yang pertama dicek yaitu lokasi budidaya, apakah sudah sesuai dengan rencana tata ruang dari wilayah yang mau diimplementasikan atau belum. Kalau sudah sesuai bisa melakukan perizinan sesuai regulasi yang ada di dirjen perikanan budidaya. Jenis pakan yang digunakan ketika budidaya lobster dapat menggunakan pakan seperti ikan rucah, kerang, siput, kerang hijau, ikan sapu-sapu, dan ikan segar lainnya. Dengan pemberian pakan 15% di pagi hari, 25% siang menuju sore, dan 60% sore menuju malam.

Aturan tempat atau wadah budidaya lobster dengan menggunakan keramba jaring apung: Menggunakan kontruksi/ KJA kotak berukuran 3x3m2 dan sudah dilengkapi dengan pengaturan pakan, rumah pengawas, dan kapal pengangkut (sampan) (per lubang maksimal 90 ekor lobster). Penempatan dilakukan dikedalaman kurang lebih 8 meter, terlindung dari gelombang dan arus kencang, dan bebas dari limbah. Dan yang terakhir harus melakukan pembersihan jaring dengan cara jaring diangkut dan dibersihkan, tidak perlu setiap hari, bisa satu minggu atau satu bulan sekali tergantung kondisi lingkungannya.

Apabila melakukan budidaya lobster, diharuskan untuk melakukan restoking 2% pada saat panen untuk menghasilkan budidaya yang berkelanjutan. Sesuai dengan peraturan-peraturan yang tercantum dalam PERMEN-KP No. 12 Tahun 2020 yaitu melakukan restoking benih lobster sebesar 2% dalam sekali budidaya. Dan merencanakan operasional lainnya yaitu kualitas air, karena kualitas air itu sangat penting dan dibutuhkan dalam budidaya, seperti terhindar dari limbah karena limbah dapat mempengaruhi pola hidup dan kualitas budidaya lobster, lalu sanitasi sisa pakan sangat dibutuhkan untuk menjaga lobster tetap sehat dan terhindar dari penyakit, serta indikator yang optimum seperti pH, DO, suhu, salinitas, dan fekunditas sesuai dengan kriteria optimum untuk budidaya lobster.

Sumber: CEO Lobstech 2017-2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun