Mohon tunggu...
Fini RosyidatunNisa
Fini RosyidatunNisa Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Hobby saya adalah membaca, menulis, dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tugas Upgrading Kepengasuhan Mendatangi Tokoh

13 Januari 2023   12:53 Diperbarui: 13 Januari 2023   14:21 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Majelis Nasehat// Ilustrasi Gambar: https://khidmatussunnah.com/1994-nasehat-dalam-menuntut-ilmu.html

Maka majelis pertama diadakan pada hari terbaik dalam Islam, tepat di sore hari Jumat, 25 November 2022 di kediaman rumah ustadz Muhammad. Aku berangkat kesana dengan rombongan, sejumlah 27 mahasantri semester lima. Aku dan teman-teman naik mobil diangkut secara bergilir. Sungguh kami menikmati keluar ma'had sore hati meskipun langit gerimis.

Tatkala sampai di rumah beliau kami disambut dengan syahdu oleh istri beliau ustadzah Aisyah. Keadaan rumah beliau sudah disiapkan seolah akan menerima tamu dengan jumlah yang lumayan. Kursi-kursi sudah dipinggirkan, dibentangkan karpet di seluruh penjuru ruang tamu, dan hidangan air mineral serta snack ringan disajikan. Sebelum taujiah nasihah ini diberikan, kami meyempatkan untuk berkenalan dengan ustadzah Aisyah satu persatu. Waktu itu ustadz Muhammad masih berada di dalam rumah.

Setelah berkenalan ustadz dari dalam bertanya, "Sudah siap belum?". Kami kompak menjawabnya, "Sudah ustadz". Akhirnya beliau keluar dan duduk di kursi. Sebelum beliau yang memimpin majelis sore itu, salah satu teman kami memberikan pendahuluan dengan mengutarakan terimakasih kepada ustadz dan ustadzah yang telah meluangkan waktunya untuk kami. Dengan segala hormat teman kami mempersilahkan beliau, tema yang yang disampaikan adalah "Bersyukur".

Di awal-awal beliau mengutarakan kalau saja seseorang memiliki idealisme yang tinggi namun realitanya tidak sesuai keinginan, maka sikap yang seharusnya adalah tetaplah bersyukur dan bersabar dengan ketetapan-Nya. Karena dengan rasa sabar dan syukur yang dimiliki Allah Ta'ala akan memantaskan kita untuk mendapatkan kenikmatan yang lebih banyak, termasuk perihal memperoleh ilmu.

Beliau menjelaskan jikalau ilmu merupakan salah satu hal yang didalamnya memiliki banyak keutamaan, namun tidak juga terlepas banyak godaan setan yang mengganggu jalan penuntut ilmu. Maka kita bagi sebagai pemburu-pemburu warisan nabi harus berusaha mengamalkan ilmu yang telah dimiliki. Sebagaimana contoh kita mampu untuk membeli kasur, namun apakah dengan itu kita mampu selalu tertidur dengan nyeyak?, atau kita mampu membeli makanan yang nikmat dan lezat, apakah dengan itu nafsu makan kita selalu terjaga?. Jawabannya adalah sudah jelas tidak mesti dengan memiliki hal-hal yang diinginkan, membuat kita selalu bahagia, maka kunci dari semua itu adalah bersyukur.

Bersyukur atas setiap ilmu yang kita pelajari, tutur beliau sebenarnya bertujuan untuk membentuk kepribadian baik dan dewasa. Karena menjadi dewasa itu by process, tidak bisa instan apalagi sekali jadi. Sebab kenyataannya banyak dari mereka yang secara usia dewasa, tapi sikapnya tidak menunjukkan kedewasaan. 

Berkaitan dengan dewasa, beliau menyampaikan perkataan Imam Syafi'i yang menuliskan kepribadian dewasa bagian dari pilar muruah. Hakikatnya ada 4 pilar muruah yaitu Husnul Khuluq, Tawadhu', as-Sakho', dan an-Nusuk. Penjelasan singkatnya pondasi-pondasi yang membangun kepribadian matang seseorang adalah berakhlak baik, dermawan, rendah hati, dan berpegang teguh dengan syari'at.

Di akhir pesan ini sedikti pengingat bagi kami yang beliau sampaikan, "Apalagi teruntuk kalian yang sudah tahun terakhir di ma'had ini. Maka kerahkanlah usaha yang maksimal, berdoa dengan maksimal, dan besyukurnya juga harus maksimal. Semoga akhir kalian menjalani kegiatan-kegiatan di ma'had ini dalam keadaan khusnul khotimah".

##

Waktu kian semakin petang, nampaknya matahari akan segera terbenam. Al-Hamdulillahi Rabbil 'Alamin  kami bersyukur kepada Allah Ta'ala dapat memperoleh nasehat dari tokoh hebat seperti beliau. Akhirnya kami berpamitan dengan tak lupa bersalaman mencium tangan ustadzah Aminah. Kami melangkahkan kami keluar rumah beliau sembari menuturkan, "Jazakumullah Khoiron Ustadz dan Ustadzah".

Semoga bermanfaat, bisa menjadi satu gambaran untuk memberikan tugas kepada peserta didik agar berkunjung ke rumah tokoh baik guru-guru di sekolah maupun lingkungan masyarakat untuk meminta nasehat dari beliau-beliau Terimakasih

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun