Ragaku nyaris terhisap cahaya rembulan,
Sebelum pagi dan malam yang tak terlintas terang.
Binar matanya tenggelam di antara perbatasan,
Tapi bayangmu,
Ke mana cinta ini hendak berlari?
Sedang aku terpaku saat sedia untuk pergi.
Jiwaku terkunci tanpa belenggu,
Bahkan tersungkur lebih jauh.
Lebih dalam dari rasa yang sempat bertemu.
Dan kini kuamati dua rindu yang membeku,
Lalu sejuta bahasaku semakin membisu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!