Mohon tunggu...
Fingga Martin
Fingga Martin Mohon Tunggu... Penulis - Penyair Jalan

CP: fingga.martin86@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Tuhan Tidak Tuli

5 Juni 2019   22:17 Diperbarui: 5 Juni 2019   22:32 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by Cayetana Marino

Aku lebih negatif dari zat morfin dan semacamnya,
Aku lebih hancur dari segala prasangka buruknya,
Aku lebih pekat dari setiap analogi hitam iblisnya,
Aku bahkan membusuk dalam isi kepalanya.

Terserah dia, hendak menjadikan aku seperti apa.
 Menatapku di ujung lentik bulu matanya yang indah,
 Membungkus ketidaksadarannya dalam ruang kesadaran.

Di tiap kicau rindu yang sumbang akan seseorang,
Di tiap dinding ingatan yang dia penjarakan,
Di tiap hati yang melarutkan aneka perasaan;
Gelora, haru, gelak tawa, bersemi ketika waktunya.

Punggawa itu mungkin memaknainya sebagai rumah,
Kemudian dia diseret ke dalam target sastra bak mutiara.
Melantun di tengah malam dengan sajak-sajak cintanya.
Diksinya sejuta nada, menghantar lelap sebelum tiba merebah.

Sementara aku sudah selayaknya dibenci semesta, katanya.
Bahkan makhluk sepertiku, harus lenyap dari kisahnya.
Apa dia tahu tentang do'a-do'a yang kupanjatkan seraya?
Namun pelangi melarangku mengabari isyaratnya.

Jangan!

Mungkin terlalu cemas bila dia tahu,
aku yang tak kunjung pulang,
Kendati tak mampu terbang tinggi tanpanya.

Mungkin terlalu gelisah bila dia tahu,
Kian menempanya kelak menjadi mutiara.
Sekalipun hanya berawal dari kelopak bunga.

Dan kala itu, di atas ayunan besi tua.
Diam geriknya menjala keheningan,
Tangis menyatu dibenturkan sungai pada senyuman,
Ke arah tepian muara yang dia sebut perpisahan.

Sedang aku terbuang di antara pagi,
Lenyap dari bagian dinding hati.
Lalu berganti asing lagi,
Dialog yang menjadi monolog kembali.

Iblis memang tak mungkin bercinta dengan bidadari.
Di atas lentera hitam sekalipun,
Tuhan tidak akan pernah tuli!
Untuk sekadar menyerap miliaran intuisi.

***

Sukabumi, 5 Juni 2019. 10:14 PM

"Iblis Tidak Mungkin Bercinta dengan Bidadari"

Fingga Almatin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun