Mohon tunggu...
Fingga Martin
Fingga Martin Mohon Tunggu... Penulis - Penyair Jalan

CP: fingga.martin86@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Memilikimu

28 Mei 2019   23:10 Diperbarui: 28 Mei 2019   23:30 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Pixabay

Menghisap sebatang tembakau racikan paman lebih dalam

Lebih dari sekadar merapal mantra-mantra sunyi dan kelam

Sehingga aku melihatmu jatuh dari ketinggian langit muram

Sambil tercengang meratapi satu bintang yang kau genggam

“Memilikimu seiring kulminasi malam, sayup-sayup cahayamu.”

Aku bahkan masih sempat bergumam akan paras lesung pipi itu

Sialan!

Pengawal bertubuh gempal di belakangmu melotot ke arahku

Sembari memilin kumisnya yang hitam dan tebal

Seolah-olah mereka kian mengintimidasi hidupku  

Andai saja dulu si Pitung mewariskan jurus-jurus yang jitu

Mungkin pengawal itu sudah kujadikan adonan tepung terigu

Tapi kemudian kau pun menghampiri keheninganku

Seraya bersenandung dengan suara teramat merdu

"Ketika bulan sabit sembunyi dalam satu ancaman" 

"Bintang-bintang berserakan di atas air celupan"

"Manusia berhalakan semut di seberang lautan"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun