Mohon tunggu...
fina siti fauziyah
fina siti fauziyah Mohon Tunggu... Freelancer - warisan diri, rekam jejak insan yang pernah singgah di bumi. semoga bermanfaat

kenang aku dalam jiwa, mari berdo'a senandung kebaikan, menjadi insan yang bermanfaat bagi sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Pecahkan Cerminmu

10 September 2018   16:00 Diperbarui: 10 September 2018   16:03 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pernakah anda melihat tetangga, saudara, atau bahkan anak anda sendiri berprilaku menjengkelkan? Apa yang anda lakukan terhadap sikap mereka yang seperti itu? memberi pemakluman karena masih kanak-kanak, memberi ocehan dengan nada tinggi? atau anda memberi teguran dengan cara halus seperti berkomunikasi dan mengarahkannya?

Oke sebelum saya melanjutkan tembakan peluru pertanyaan-pertanyaan saya, saya akan sedikit berbagi cerita tentang pengalaman observasi saya dan teman-teman kelompok saya di salah satu sekolah taman kanak-kanak yang berada di daerah Dinoyo Malang.

Kegiatan ini kami temui di awal bulan mei kemarin, kami mendapat tugas untuk mengobservasi anak TK yang mengalami masalah baik segi psikis atau fisik, dan akhirnya kami menemukannya. Sebut saja namanya Dara (nama kiasan).

Dara mengalami gangguan tantrum sejak di TK A, ujar guru kelasnya. Beberapa faktor penyebabnya adalah karena stress yang dialami oleh ibunya dara ketika proses mengandung (namun dalam kasus ini ibunya enggan menceritakan hanya mengakui saja bahwa ia merasa stress akibat bermasalah dengan suaminya).

Selain itu, ketika dara berusia 4-5 tahun, ia ditinggal pergi oleh ibunya untuk bekerja hingga akhirnya ia di asuh sendiri oleh neneknya. Dan sayangnya, setelah ia di asuh oleh neneknya perilaku Dara semakin menjadi, ia sering berkata kasar juga memaki gurunya, selain itu ia juga sering melempar-lemparkan barang yang ada disekitarnya jika keinginannya tidak dituruti.

Dan usut punya usut ternyata perilaku Dara yang seperti itu, yakni cerminan perilaku neneknya. Menurut pengakuan guru kelasnya, ketika ia melakukan kunjungan ke rumah Dara ia mendapati neneknya sedang berkata kasar pada seekor kucing. Selain itu juga, untuk menghindari kerewelan Dara, keinginannya selalu dipenuhi. Itulah beberapa penyebab Dara memiliki sikap seperti itu.

Sebagaimana  teori yang dikemukakan Vygotsy  bahwa "perilaku anak terbentuk dari proses kognitif yang juga sangat dipengaruhi oleh faktor kedektan dengan pengasuhnya.

semoga kisah tadi menjadi pelajaran bagi kita semua. karena anak adalah pembelajar yang sangat ulung, mereka belajar dari apa yang mereka lihat, dengar dan lingkungan sekitar lakukan.

jadi siapapun anda , jika kelak menjadi pengasuh, berilah contoh perilaku terbaik anda, bagaimanapun kondisi anda selelah apapun tampilkanlah versi terbaik diri anda, karena andalah bagian cermin kehidupan mereka dimasa depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun