Mohon tunggu...
fina siti fauziyah
fina siti fauziyah Mohon Tunggu... Freelancer - warisan diri, rekam jejak insan yang pernah singgah di bumi. semoga bermanfaat

kenang aku dalam jiwa, mari berdo'a senandung kebaikan, menjadi insan yang bermanfaat bagi sesama

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Si Kecil Menyebalkan? Mau Menang Sendiri? Tenang, Semua Ada Masanya

2 Juni 2017   08:12 Diperbarui: 2 Juni 2017   08:53 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

iSi kecil menyebalkan? Mau menang sendiri? Tenang,, semua ada masanya

Mendengar kata egosentris sepertinya sudah tidak asing lagi didengar ditelinga kita, di artikel saya sebelumnya saya sudah sedikit menyinggung tentang sikap egosentris anak. Egosentris memang erat sekali dengan sikap mau menang sendiri, semua harus sesuai apa yang diinginkannya, hingga mengundang amarah bagi lingkungan sekitarnya, jika tidak tahu cara menyikapinya dengan tepat.Namun, Tahukah anda bahwa sikap egosentris yang dimiliki oleh anak usia dini akan berkurang pada masa kanak-kanak akhir?

Ya, masa kanak-kanak akhir ini akan terjadi pada rentan usia 6-12 tahun

Adapun Masa kanak-kanak akhir dibagi menjadi dua fase:

a. Masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar yang berlangsung antara usia 6/7 tahun – 9/10 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 1, 2, dan 3 Sekolah Dasar, dan

b. Masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar yang berlangsung antara usia 9/10 tahun – 12/13 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 4, 5, dan 6 Sekolah Dasar.

Berikut ciri-ciri anak masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar adalah:

a. Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah,

b. Suka memuji diri-sendiri,

c. Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan itu dianggapnya tidak penting,

d. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu menguntungkan dirinya, dan

e. Suka meremehkan orang lain.

Ciri-ciri khas anak masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar, yaitu:

a. Perhatiannya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari,

b. Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis,

c. Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus,

d. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah, dan

e.   Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.

.Nah, pada masa kanak-kanak akhir inilah menurut teori Piaget tergolong pada masa operasi konkret dimana anak berfikir logis terhadap objek yang konkret. Berkurang rasa egonya dan mulai bersikap sosial. Pada masa ini juga, anak mulai menyesuaikan diri dengan lingkungan. Terkadang, ia merubah tampilan dan sikap dirinya agar ia bisa bergabung dan disukai dengan kelompoknya, biasanya ini terjadi pada anak kelas 1 dan 2 SD.Selain itu terjadi pula peningkatan pemeliharaan, misalnya mulai mau memelihara alat permainannya. Mengelompokan benda-benda yang sama. Memperhatikan dan menerima pandangan orang lain. Materi pembicaraan lebih ditujukan kepada lingkungan sosial, tidak pada dirinya sendiri. Berkembang pengertian tentang jumlah, panjang, luas dan besar.

Begitu halnya dengan Chika seorang gadis manis yang duduk di bangku SD kelas 2, usianya kini genap 7 tahun. Awalnya Chika adalah seorang adalah seorang anak yang manja, apa yang dia inginkan harus dipenuhi oleh orang tuanya, namun setelah menginjak masa kanak-kanak akhir sikapnya mulai berubah ia mulai menerima sikap orang tuanya yang belum bisa mengabulkan permintaannya. Ia tidak terlalu sering meminta mainan baru, tapi merawat sendiri mainan yang sudah ada. Bahkan akhir-akhir ini Chika pun  sering pulang sekolah dengan berjalan kaki bersama teman-temannya dan tidak dijemput oleh ayahnya lagi.

Dalam perkembangan kognitif masa kanak-kanak akhir Menurut Piaget, anak-anak dalam tahapan operasi konkret ini berfikir induktif, yaitu dimulai dengan melakukan observasi seputar gejala atau hal yang khusus dari suatu kelompok masyarakat, binatang, objek, atau kejadian, kemudian menarik kesimpulan. Misalnya Chika mendengar  burung pak dodo berkicau, burung bu susi berkicau, burung budi berkicau, jadi Chika menyimpulkan bahwa semua burung berkicau.

Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana kemampuan berfikir anak berkembang dan berfungsi. Kemampuan berfikir anak berkembang dari tingkat yang sederhana dan konkret ketingkat yang lebih rumit dan abstrak. Pada masa ini anak juga dapat memecahkan masalah-masalah yang bersifat konkret. Anak mengetahui volume suatu benda padat atau cair meskipun ditempatkan pada tempat yang berbeda bentuknya. Berkurang rasa egonya dan mulai besifat sosial. 

Mengerti perubahan-perubahan dan proses dari kejadian-kejadian yang lebih komplek serta saling hubungannya. Mereka memiliki pengertian yang lebih baik tentang konsep ruang, sebab akibat, kategorisasi, konservasi, dan tentang jumlah. Anak mulai memahami jarak dari satu tempat ketempat lain, memahami hubungan antara sebab dan akibat yang ditimbulkan, mengkelompokan benda berdasarkan kriteria tertentu, dan menghitung.

Kemampuan berfikir ditandai dengan adanya aktifitas – aktifitas mental seperti mengingat, memahami dan memecahkan masalah. Pengalaman hidupnya memberikan andil dalam mempertajam konsep. Anak sudah lebih mampu berfikir, belajar, mengingat, dan berkomuniksi, karena proses kognitifnya tidak lagi egosentrisme, dan lebih logis. Anak mampu mengklasifikasikan dan mengurutkan suatu benda berdasarkan ciri – ciri suatu objek. Mengkelompokan benda – benda yang sama kedalam dua atau lebih kelompok yang berbeda. Misalnya mengelompokan buku berdasarkan warna maupun ukuran buku.

Nah disinilah peran penting Orang tua,guru dan kita sebagai orang yang lebih tua diharapkan dapat membantu anak-anak untuk meningkatkan kemampuan berfikirnya serta mengarahkan sikap di masa kanak-kanak akhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun