Keinginan orang tua Dinda mendorongnya untuk mengharuskan Satrio untuk berlagak menjadi pria metropolitan yang sukses dan romantis sebagai pasangan kekasih saat berhadapan dengan orang tuanya.
Kisah yang Sudah Dimulai
Selama menjalani kehidupan sebagai pasangan kekasih pura-pura, Satrio yang mengiyakan ajakan Dinda kemudian menyadari bahwa sosok Dinda sebetulnya merupakan orang yang memerlukan perhatian dari orang lain.
Pasalnya Dinda merupakan orang yang tidak memikirkan dirinya sendiri alias selalu mengesampingkan kepentingan pribadinya untuk orang lain terlebih ke pada mereka orang terdekatnya.
Seperti benih yang mulai tumbuh, begitulah gambaran kisah asmara mereka. Keduanya mulai memberikan hati dan mengharapkan satu sama lain hingga lupa bahwa mereka adalah pasangan pura-pura.
Namun semua itu ambyar ketika orang tua Dinda meminta dan mengamanatkan Satrio untuk segera meminang Dinda.
Mereka yang dibuat sadar kembali bahwa mereka adalah sepasang kekasih palsu membuat Dinda mulai memikirkan strategi untuk tidak menikah dengan Satrio.
Sayangnya, strategi Dinda memunculkan kebencian orang tuanya dan merugikan Satrio. Masalah komunikasi pun terjadi hingga akhirnya terkuak bahwa mereka hanya pasangan settingan dan palsunya identitas Satrio.
Permasalahan mereka membawa pada kesimpulan singkat orang tua Dinda bahwa putrinya sudah tega menipu mereka. Bahkan masih membandingkan bahwa keluarga kakak Dinda patut dijadikan contoh dalam hubungan rumah tangga yang harmonis (fyi, keluarga kakak Dinda datang juga saat Satrio dan Dinda berada di Jogja, kediaman orang tua Dinda)
Perlahan, komunikasi yang sempat bermasalah mulai membaik hingga menjadikan sisa keberanian Dinda sebagai dorongan untuknya mengajak bicara pada rang tuanya bahwa dirinya memiliki cara dan pilihan sendiri dalam hidup.
Bahkan, Dinda berani mencari kembali Satrio untuk dijadikan kekasih sungguhan, loh.