Mohon tunggu...
fikri ramadhon
fikri ramadhon Mohon Tunggu... Penulis - aktivis bidang rebahan

mambaca untuk melawan, menulis untuk bertahan

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Bulan Ampunan, Ujian, dan Harapan

12 April 2021   22:03 Diperbarui: 12 April 2021   22:10 1111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: tribunnews

Dari 12 bulan yang telah diciptakan oleh Allah tuhan semesta alam, ada satu bulan yang berbeda dari bulan lainnya, bulan yang paling mencolok, dan bulan yang paling ditunggu-tunggu umat islam pada umumnya. Perbedaan itu bukan karena akan adanya peristiwa ajaib seperti turunnya seseorang dari langit sambil mengendarai rusa lalu membagikan hadiah-hadiah kepada banyak orang, atau bukan karena peristiwa alam seperti turunnya salju, juga bukan peristiwa seperti pergantian masa yang diiringi dengan gemerlap kembang api yang menghiasi langit. Itu semua berbau duniawi. Bulan yang satu ini berbeda karena memiliki  3 hal. Ampunan, Ujian, dan Harapan. Bulan Ramadhan.

Banyak sekali dalil-dalil baik itu dari Al-Quran maupun Hadist yang memaparkan keutamaan-keutamaan bulan Ramadhan. Saking banyaknya keutamaan yang dimiliki bulan ini sampai-sampai para sahabat, Ulama dan tokoh-tokoh islam berdoa untuk disampaikan umurnya agar dapat berjumpa Kembali dengan bulan Ramadhan. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri memperbanyak puasa dibulan sya’ban sebagai persiapan menyambut bulan Ramadhan. Salah seorang ulama yaitu Abu Bakr al Warraq rahimahullah mengatakan: “Rajab adalah bulan untuk menanam, sya’ban adalah bulan untuk mengairi dan Ramadhan adalah bulan untuk memanen.” Keutamaan-keutamaan inilah yang menjadi pembeda antara bulan Ramadhan dengan bulan-bulan lainnya.

Perbedaan pertama adalah bulan Ramadhan dikenal sebagai bulan yang penuh ampunan. Ini adalah salah satu keutamaan di bulan Ramadhan yang paling di cari-cari oleh banyak orang. Dalam sebuah hadis dinyatakan “Barang siapa yang berpuasa karena iman dan ingin mendapatkan pahala, maka diampuni semua dosanya yang telah lewat.” (HR. Bukhari dan Muslim). 

Pengampunan seluruh dosa yang telah lalu dengan syarat melakukan puasa di bulan Ramadhan dengan niat karena iman dan mengharapkan balasan adalah keutamaan yang sangat menggiurkan. Bahkan ada hadist yang mengatakan seseorang bisa diampuni seluruh dosanya seperti dia dilahirkan Kembali oleh ibundanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “sesungguhnya Allah mewajibkan puasa Ramadhan dan saya menyunnahkan bagi kalian salat malamnya. Maka barangsiapa melaksanakan ibadah puasa dan shalat malamnya karena iman dan ingin mendapatkan pahala, niscaya dia keluar (diampuni) dari dosa-dosanya sebagaimana dia dilahirkan oleh ibundanya.” (HR. Imam An-Nasa’i).

Perbedaan kedua adalah bulan Ramadhan menjadi bulan ujian bagi umat islam. Ujian yang dimaksud adalah kewajiban untuk menjalankan ibadah puasa. Menahan diri dari lapar dan haus selama setidaknya 12 jam sehari (Waktu rata-rata di Indonesia) dan juga menahan diri dari hawa nafsu lainnya yang bisa membatalkan puasa seperti berhubungan suami istri. Tidak hanya itu, kita juga dituntut untuk menahan diri dari melakukan dosa dan maksiat di kala berpuasa agar tidak menghilangkan pahala berpuasa. 

Bisa dibilang puasa di bulan Ramadhan adalah salah satu ujian untuk kita bertahan dari melakukan hal-hal yang berbau hawa nafsu dan ambisi duniawi. Ganjaran atas keberhasilan kita dari ujian ini tidaklah kecil, pahala bagi orang berpuasa sangatlah besar karena langsung diberikan oleh Allah ta’ala. Karena ibadah puasa adalah ibadah khusus antara seorang hamba dengan Allah ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya.” (HR. Bukhori dan Muslim).

Puasa memiliki pahala yang tidak terhingga. Seperti yang diulas oleh hadist diatas bahwa Setiap amalan akan dilipatgandakan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Kemudian dikecualikan amalan puasa. Amalan puasa tidak dilipatgandakan seperti tadi karena amalan puasa tidak dibatasi lipatan pahalanya. Amalan puasa akan dilipatgandakan langsung oleh Allah hingga berlipat-lipat tanpa ada batasan bilangan. Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, ”Karena orang yang menjalani puasa berarti menjalani kesabaran”. Mengenai ganjaran orang yang bersabar, Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az Zumar: 10).

Perbedaan yang ketiga adalah bulan Ramadhan sebagai bulan yang penuh harapan. Salah satu bentuk harapan yang hadir pada bulan ini adalah di turunkannya kitab suci Al-Quran, Allah ta’ala berfirman: “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur-an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil)…” (Al-Baqarah:185). Al-Quran menjadi Kitab sebagai pedoman hidup umat manusia, kitab yang memberikan petunjuk menuju jalan kebenaran, kitab yang menjadi sumber ketenangan dan kebahagiaan, juga kitab yang membawa kabar gembira sekaligus peringatan. Turunnya Al-Quran sekaligus menjadi harapan bagi umat manusia agar selamat dari gelapnya kezaliman dan kebatilan, dan pergi menuju terangnya ketauhidan. Di dalam Al-Quran juga terdapat banyak doa-doa yang menjadi simbol harapan dan perlindungan.

Harapan selanjutnya yang terdapat pada bulan Ramadhan adalah didapatkannya malam yang lebih baik dari seribu bulan, malam lailatul qadar. Pada malam itu segala ibadah yang dilakukukan lebih baik dari ibadah seribu bulan. Setiap umat muslim berlomba-lomba untuk mendapatkan malam tersebut pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan. Para ulama terdahulu biasanya akan meninggalkan segala aktifitas duniawi dan pergi menuju masjid untuk beriktikaf, memfokuskan diri hanya untuk beribadah kepada Allah dengan dan berharap akan bertemu dengan malam lailatul qadar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun