By. Fikri Jamil Lubay
Sekilas tidak ada yang istimewa dengan sebuah toko di pinggir jalan utama Jln. Jend. Sudirman, atau tepatnya didepan Pendopoan Rumah Dinas Walikota Prabumulih. Sebuah toko yang berjejer sejalur dan berbaris rapi dengan toko lainnya juga mengindikasikan bahwa keistimewaan itu semakin jauh dari eksklusivitas sebuah inovasi dan kreatifitas.
Namun toko itu bukan toko biasa. Toko itu lahir dari “pergulatan” hangat selama hampir dua tahun sejak tanggal 17 Juni 2014 yang lalu. Saat itu sebuah konsep yang coba penulis paparkan kepada banyak pihak yaitu bagaimana memberdayakan sebuah lomba yang sering dilakukan tidak hanya menjadi sebuah acara seremonial saja. Setelah lomba seperti biasa, juara, kemudian personilnya dapat reward dan setelah itu mati suri serta akan hidup kembali ketika lomba yang sama diadakan kembali. Seperti begitulah selama ini nasib sebuah perlombaan.
Diskusi yang tidak kenal lelah itu bertugas khusus untuk mencoba menggeser mindset, tidak hanya masyarakat tetapi juga aparatur pemerintah pelayan masyarakat agar menjadikan perlombaan itu sebagai sebuah upaya untuk menjadikannya sebagai sesuatu yang memiliki entitas yang paten dan berkelanjutan. Bermanfaat buat kehidupan ekonomi masyarakat sekitar dan menggerakkan serta mengepulkan sedikit saja asap didapur para penduduk yang memelihara harapan untuk terus berbuat.
Beberapa pendekatan dicoba dilakukan terkhusus ke beberapa perusahaan yang tergabung didalam forum CSR-PKBL dan alhamdulillah sambutannya begitu luar biasa terutama dari PT. Pertamina EP Asset II Prabumulih yang telah banyak makan asam garam dalam memberdayakan masyarakat melalui dana CSR.
Suatu hari, seorang pensiunan penggiat masyarakat hadir bersama seorang Ibu Ketua RW yang kebetulan juga seroang PNS keruangan saya untuk mencoba berdiskusi meng-create sesuatu yang baru dengan pola yang baru dan melibatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan lomba tanaman obat keluarga (TOGA). Singkat cerita alhamdulillah dengan beberapa sentuhan disana-sini, akhirnya TOGA Prabumulih yang mewakili Provinsi Sumatera Selatan berhasil menjadi juara TOGA Tingkat Nasional.
****
Rumah Kreatif Prabumulih (RKP) adalah suatu entitas yang menggabungkan sebuah kegiatan dari hulu (Produksi) sampai kehilir (penjualan dan distribusi) kegiatan pemberdayaan masyarakat, karena itu RKP dilengkapi dengan minimal tiga bagian yaitu (1) Workshop, (2) Warehouse dan (3) Outlet.
Warehouse merupakan sebuah gudang penyimpanan. Proses penggudangan makanan dan minuman TOGA dibagi menjadi dua cluster yaitu cluster makanan dan cluster minuman. Proses yang dilakukan di workshop akan dimasukkan kedalam gudang melalui mekanisme dan seleksi tertentu . Konsep utilitas dan penyimpanan makanan dan minuman TOGA menggunakan FIFO (First In First Out).
Sedangkan outlet bertugas untuk memasarkan dan mendistribusikan hasil produk RKP Toga. Fungsi pemasaran tentu menjadi bagian yang wajib diperhatikan. Karakteristik masyarakat Prabumulih yang hobi mencoba dengan sesuatu yang baru tentu menjadikan pemasaran produk TOGA menjadi nilai tambah disatu sisi, namun disisi yang lain, kritisnya masyarakat prabumulih harus juga menjadi perhatian.