Mohon tunggu...
fikrijamil
fikrijamil Mohon Tunggu... Administrasi - Wong Dusun Tinggal di Kampung

Menulis Untuk Menjejak Hidup

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Rumah Kreatif Prabumulih (RKP) Berbasis TOGA Hadir di Prabumulih

9 November 2016   14:04 Diperbarui: 9 November 2016   14:20 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By. Fikri Jamil Lubay

Sekilas tidak ada yang istimewa dengan sebuah toko di pinggir jalan utama Jln. Jend. Sudirman, atau tepatnya didepan Pendopoan Rumah Dinas Walikota Prabumulih. Sebuah toko yang berjejer sejalur dan berbaris rapi dengan toko lainnya juga mengindikasikan bahwa keistimewaan itu semakin jauh dari eksklusivitas sebuah inovasi dan kreatifitas.

Namun toko itu bukan toko biasa. Toko itu lahir dari “pergulatan” hangat selama hampir dua tahun sejak tanggal 17 Juni 2014 yang lalu. Saat itu sebuah konsep yang coba penulis paparkan kepada banyak pihak yaitu bagaimana memberdayakan sebuah lomba yang sering dilakukan tidak hanya menjadi sebuah acara seremonial saja. Setelah lomba seperti biasa, juara, kemudian personilnya dapat reward  dan setelah itu mati suri serta akan hidup kembali ketika lomba yang sama diadakan kembali.  Seperti begitulah selama ini nasib sebuah perlombaan.

Diskusi yang tidak kenal lelah itu bertugas khusus untuk mencoba menggeser mindset, tidak hanya masyarakat tetapi juga aparatur pemerintah pelayan masyarakat agar menjadikan  perlombaan itu sebagai sebuah upaya untuk menjadikannya sebagai sesuatu yang memiliki entitas yang paten dan berkelanjutan.  Bermanfaat buat kehidupan ekonomi masyarakat sekitar dan menggerakkan serta mengepulkan sedikit saja asap didapur para penduduk yang memelihara harapan untuk terus berbuat.

Beberapa pendekatan dicoba dilakukan terkhusus ke beberapa perusahaan yang tergabung didalam  forum CSR-PKBL dan alhamdulillah sambutannya begitu luar biasa terutama dari PT. Pertamina EP Asset II Prabumulih yang telah banyak makan asam garam dalam memberdayakan masyarakat melalui dana CSR.

Suatu hari, seorang pensiunan penggiat masyarakat hadir bersama seorang Ibu Ketua RW yang kebetulan juga seroang PNS keruangan saya untuk mencoba berdiskusi meng-create sesuatu yang baru dengan pola yang baru dan melibatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan lomba tanaman obat keluarga (TOGA). Singkat cerita alhamdulillah dengan beberapa sentuhan disana-sini, akhirnya TOGA Prabumulih yang mewakili Provinsi Sumatera Selatan berhasil menjadi juara  TOGA Tingkat Nasional.

****

Rumah Kreatif Prabumulih (RKP) adalah suatu entitas yang menggabungkan sebuah kegiatan  dari hulu (Produksi) sampai kehilir (penjualan dan distribusi) kegiatan pemberdayaan masyarakat, karena itu RKP dilengkapi dengan minimal tiga bagian yaitu (1) Workshop, (2) Warehouse dan (3) Outlet.

Diskusi serius dengan Kepala BPJS Prabumulih tentang traditional medicine dan RKP Toga. Foto DOKPRI
Diskusi serius dengan Kepala BPJS Prabumulih tentang traditional medicine dan RKP Toga. Foto DOKPRI
Workshop berfungsi tidak hanya sebagai rumah produksi tetapi juga berfungsi sebagai sebuah mini laboratorium tanaman obat keluarga. Tanaman yang berasal dari pekarangan warga akan diseleksi disini. Tugas workshop juga menghasilkan kemasan produk yang akan digunakan untuk dipajang.  Workshop ini lah tempat belajar masyarakat yang ingin mengetahui lebih mendalam bagaimana TOGA bisa diurus dan diolah.

Warehouse merupakan sebuah gudang penyimpanan. Proses penggudangan makanan dan minuman TOGA dibagi menjadi dua cluster yaitu cluster makanan dan cluster minuman. Proses yang dilakukan di workshop akan dimasukkan kedalam gudang melalui mekanisme dan seleksi tertentu . Konsep utilitas dan penyimpanan makanan dan minuman TOGA menggunakan FIFO (First In First Out).

Sedangkan outlet bertugas untuk memasarkan dan mendistribusikan hasil produk RKP Toga. Fungsi pemasaran tentu menjadi bagian yang wajib diperhatikan. Karakteristik masyarakat Prabumulih yang hobi mencoba dengan sesuatu yang baru tentu menjadikan pemasaran produk TOGA menjadi nilai tambah disatu sisi, namun disisi yang lain, kritisnya masyarakat prabumulih harus juga menjadi perhatian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun