Mohon tunggu...
fikrijamil
fikrijamil Mohon Tunggu... Administrasi - Wong Dusun Tinggal di Kampung

Menulis Untuk Menjejak Hidup

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kelola Sampah dari Dapur Menuju Net-Zero Emissions

24 Oktober 2021   05:09 Diperbarui: 24 Oktober 2021   06:31 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurang lebih tiga minggu kemudian biasanya timbulan sayur dan campurannya akan terurai dan memadat sehingga menjadi pupuk organik. Pupuk padat pun siap digunakan untuk menambah unsur hara tanah baik untuk tanaman hias maupun sayuran. Kebetulan saya adalah penggemar tanaman buah, sayuran dan bonsai kelapa serta bonsai tanaman keras.

Sumber: Dokpri
Sumber: Dokpri
okpriSedangkan sisa dari bersihan ikan dan ayam menjadi bahan pakan untuk ikan lele yang ada dikolam sederhana disamping rumah. Ikan tersebut tidak banyak, tapi bisa panen setiap tiga bulan. Lumayan kan. Kami sekeluarga pun bisa mendapatkan beraneka jenis sayuran seperti cabe, dan lain-lain serta tanaman yang hijau dihalaman yang cukup sempit. Bikin betah pokoknya.

Sedangkan untuk sampah anorganik, pemilahan sampah langsung dilakukan dengan cara sampah yang masih bernilai ekonomis dan sampah yang tidak lagi bernilai. 

Sampah yang masih bernilai ekonomis seperti botol air mineral, karung beras dan kaleng bekas, dikumpulkan dan diserahkan dengan seorang pemulung (Mr. "X") yang sudah menjadi langganan anak-anak untuk berbagi. 

Sementara untuk sampah yang tidak lagi bernilai seperti sampah kantong plastik (kantong kresek) dikumpulkan dalam satu wadah dan dikirimkan ke TPA melalui"Mamang"motor sampah yang mengambilnya setiap seminggu sekali.

Sumber: Dokpri
Sumber: Dokpri


Pengelolaan sampah seperti ini dilakukan dilingkungan keluarga kami sudah sejak lama sebelum pindah ke Kota Palembang, Pengelolaan sampah ini sekaligus juga untuk mengajarkan kepada anak-anak tentang pentingnya berbagi dan  memelihara lingkungan. 

Memang yang dilakukan oleh keluarga kami ini baru sedikit dan tidak seberapa tapi kami sekeluarga meyakini mudah-mudahan ini bisa menjadi andil keluarga dalam menjaga keberlangsungan hidup yang berkelanjutan sekaligus melatih keluarga dalam menjadi bagian bagi penyelamat lingkungan dan berasal dari unit terkecil bernama "keluarga".

Salam hangat dari Palembang.

Oleh. Fikri

Bangkit bersama keluarga untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun